Hinata membuka matanya, ia dapat mendengar dengan jelas permintaan maaf Naruto. Namun Hinata hanya bisa terdiam tanpa menjawabnya, tak terasa air matanya menetes. Ia rindu suaminya. Dapat dirinya rasakan pelukan Naruto semakin erat.
"Maafkan aku telah menyakiti. Aku mengaku salah, Hinata." Naruto berbisik pelan. Dirinya berharap Hinata dapat memaafkannya.
Hinata memejamkan matanya ia terisak dengan pelan, Naruto tahu Hinata saat ini sedang menangis. Betapa bodohnya dirinya telah membuat istrinya menangis. Naruto mencoba membalikkan posisi Hinata untuk menghadap kearah dirinya, istrinya nampak tidak ingin menatap dirinya.
"Aku salah Hinata. Maafkan aku karena telah membentak mu kemarin, melukaimu, dan membuatmu sedih. Akulah disini yang salah, karena hanya bisa menyalahkan mu, maafkan aku." Naruto memeluk Hinata dengan erat sedangkan Hinata masih terdiam dengan isakan kecilnya.
"Kau jahat." Gumam Hinata pelan.
Naruto yang mendengarnya hanya bisa memejamkan matanya ia sangat tahu kesalahannya. "Aku tahu.."
Ia lalu melepaskan pelukannya dan mulai bangkit duduk di ranjang, Naruto membantu Hinata juga untuk bangun agar keduanya dapat berbicara dengan posisi benar dan nyaman. Ia kemudian menggenggam tangan istrinya dan mengelusnya dengan lembut.
Naruto menarik pelan dagu istrinya untuk bisa menatap matanya. Terlihat mata Hinata yang nampak sembab akibat menangis.
"Maafkan aku, Hinata." Ucap Naruto dengan tulus.
Hinata menatap mata biru safir itu dengan dalam, dengan cepat Hinata lalu memeluk tubuh Naruto dengan erat. " Jangan seperti itu lagi, Naru." Lirih Hinata.
Naruto mengangguk cepat. "Aku berjanji Hinata, tidak akan mengulanginya lagi. Sekali lagi aku minta maaf."
Hinata mengangguk pelan. "Saat kau marah aku sungguh merasa bahwa aku akan sendirian disini. Karena saat ini aku hanya memiliki Boruto dan juga kau." Ucapnya pelan.
Naruto mengelus punggung Hinata untuk menenangkan istrinya itu. Rasa bersalahnya semakin besar saat mendengar kalimat Hinata itu.
"Aku mencintaimu, Hinata."
...
Kushina merasa Naruto dan Hinata sudah berbaikan, ia bisa melihat kedekatan keduanya yang akrab kembali. Kushina hanya mendelik tidak suka, jika mereka sudah berbaikan maka kesempatannya untuk membuat Naruto dekat dengan Shion tidak mungkin berjalan dengan baik.
"Bu, aku ingin berbicara sesuatu." Naruto membuka suaranya. Kushina kemudian menatap Naruto dengan tatapan penuh tanya.
"Aku dan Hinata akan membeli rumah kami sendiri, hampir satu tahun kami tinggal disini dan ini sudah lebih dari cukup. Sudah saatnya kami memiliki rumah impian kami." Jelas Kushina merasa terkejut setelah mendengar apa kata Naruto.
"Kau yakin. Bukan kah lebih nyaman tinggal disini, ibu bisa membantu merawat Boruto dengan baik. Jika kau tinggal di rumah kau sendiri bagaimana nasib Boruto nanti." Sentak Kushina karena merasa tidak terima jika Naruto pergi.
Naruto menghela nafasnya pelan. "Ibu jangan merasa khawatir, Hinata dan aku yang akan merawat Boruto dengan baik. Lagi pula kami akan menyewa beberapa pelayan dirumah."
Hinata hanya bisa terdiam, karena jika ia ikut berbicara dirinya takut akan salah dalam berucap nanti. Apalagi Jiak berbicara dengan ibu Naruto yang sangat keras kepadanya.
"Jika kau pergi ibu akan kembali seorang diri disini. Apa kau tidak merasa kasihan dengan ibu yang sudah berumur ini?" Kushina bertanya dengan nada yang sedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Affair Of The Heart [NARUHINA]
RandomMenjadi kekasih dari pria yang sudah beristri? Hinata mungkin sudah gila karena bisa-bisanya ia mencintai lelaki yang sudah memiliki istri. Hinata mencintai Naruto Uzumaki pria yang sudah memiliki istri. Kisah mereka mungkin akan rumit dikemudian h...