Brughh
Tubuh yang sejak tadi menangis dengan beribu raungan kini meluruh lemas. Selepas melihat Markus membuka mata membuat Gamavin merasa jantungnya berhenti saat itu juga.
Ayahnya tidak meninggal.
Ayahnya membuka mata. Tersenyum kikuk kearah Gama.
Tubuh itu terjatuh dalam dekapan sang Tuan Besar-Herlambang. Segera pria tua itu menangkap badan cucunya yang meluruh kearahnya.
"GAMAVIN!!" Markus yang semula berbaring pada ranjang segera melompat turun, turut bersimpuh ke arah putranya
"Hei Gamavin sadar!" Herlambang mencoba menepuk-nepuk pipi Gama, sesekali menggoyangkan tubuh cucunya.
"Gama! Gamavin, nak. Hei Gama." Markus turut berusaha. Orion mendekat, khawatir akan kondisi sang keponakan yang tiba-tiba pingsan.
"Pah, Kak. Badan Gama dingin." cetusan yang keluar dari Orion segera menyadarkan semua. Ryan yang masih disana segera mendekat kearah Gama.
"Angkat Gama, tubuhnya dingin. Segera ke UGD" ucapan panik Ryan turut membuat keluarga Martin kalang kabut.
Markus dengan sekuat tenaga segera mengangkat tubuh putranya, membaringkan Gama pada ranjang. Segera seluruhnya mendorong pada pintu UGD didepan sana.
Gamavin masuk pada ruangan. Ketiga pria Martin itu spontan meluruhkan pundaknya. Berusaha mencerna apa yang baru saja mereka lalui bersama.
Markus mengacak surainya kasar, menyesal akan sikapnya yang baru saja Ia lakukan. Mereka semua senantiasa menunggu kabar didalam sana.
Sama dengan yang berada didalam ruangan. Ryan dengan gerak cepat menggunting pakaian Gama, menggantikannya dengan setelan rumah sakit dibantu oleh beberapa nurse disana.
Masker oksigen terpasang apik pada indra pernafasan Gama. Sedangkan Ryan mulai memeriksa segala tubuh pada putra sahabatnya.
Kabel elektroda terpasang pada bagian sisi kiri dada Gama. Ryan sampai menyergitkan kening melihat irama jantung Gamavin yang berdetak tak normal. Apakah ini dampak kecelakaan yang pernah Gama alami?
Kembali sang dokter itu dibuat lemas. Shock yang dialami Gama akibat ulah kekanakannya dengan keluarga Martin mengakitkan anak laki-laki itu tak sadarkan diri. Ryan jadi menyesal.
Ceklek
Pintu ruangan terbuka dengan menampilkan Ryan yang pertama. Raut sendu dari sang dokter turut menghantarkan kekhawatiran dari ketiga pria Martin didepan.
"Bagaimana?" Markus bertanya pertama, tak kuasa menahan rasa khawatir yang berlebihan.
"Gamavin mengalami shock. Tekanan darahnya yang menurun membuat anak itu pingsan. T-tapi yang membuatku khawatir, sepertinya efek dari cidera kecelakaan yang pernah Gama alami membuat kekebalan tubuh Gama tak lagi sebaik sebelumnya.
Suhu tubuhnya kini mendingin, juga ritme jantungnya terbilang tidak stabil. Kita akan memantaunya 1x24 jam, dan jika dalam kurun waktu itu kondisinya belum membaik, maka akan kita lakukan pemerisaan menyeluruh." final Ryan.
Markus menghela nafas kasar, terduduk pada kursi didepan ruangan. "Maafkan Aku, ini semua salahku."
Ucapan penuh penyesalan kembali Markus rasakan. Tapi tak hanya Ia, Ketiga pria disana turut merasakan.
"Ini salah kita semua. Kita yang sepakat." Ryan turut berujar. Herlambang dan Orion mengangguk membenarkan. Memang semuanya yang turut andil dalam rencana mengerjai Gama.
Keempat pria itu dilanda rasa sesal luar biasa. Tak seharusnya mereka mengusili Gama seperti ini. Dan apa yang terjadi sekarang? mereka hanya bisa menyesal dan merapal maaf.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gamavin and The Martin [END]
Teen FictionKeseharian yang mengalir bagaikan arus sungai, tiba-tiba saja terusik dengan kabar bahwa dirinya akan diadopsi oleh seorang DUDA KAYA RAYA. Keseharian yang seharusnya berjalan tanpa arah harus berubah dalam arahan seseorang, bahkan aturan sebuah kel...