hollaaa kasian yang digantung awowkowkk.
btw mau author lanjutin nihh pantau terus yaaa
janlup vote dan komennya qaqaa...
✿●✿
»»————> bab sebelumnya<————««
setelah mereka pergi calista yang tadinya memasang raut kesakitan kini di ganti dengan raut wajah datar tapi air mata mengalir, seperti memaksakan untuk kuat.
»»————> <————««
tanpa sepatah kata calista pun berdiri dari duduknya lalu melangkah keluar dengan tertatih-tatih.
"langit?" batin calista saat melihat langit dari kejauhan sedang berjalan menuju kelasnya mengingat beberapa menit lalu bel masuk telah berbunyi.
calista hanya mengangkat bahu acuh lalu lanjut berjalan menuju uks tanpa menghiraukan langit.
"calista?" batin langit tak jauh melihat calista yang kepalanya dipenuhi darah mengering.
"emm calista" panggil langit membuat calista menoleh dengan satu alis di naikkan, bagaimanapun calista tidak akan membuat kakak nya cemburu.
"l-lo gapapa, mau gue tolong?" tanya langit dengan gugup memang tak aneh semua murid dan langit sekalipun melihat calista yang berdarah-darah ulah tanisha.
kini hari pertama ada yang peduli pada calista yaitu langit.
"gak" tolak calista lalu lanjut berjalan menuju uks.
"tunggu calista" tahan langit dengan memegang tangan calista yang patah bekas pijakan dari tanisha.
"shh l-lepas" ucap calista dengan meringis kesakitan.
"m-maaf ayo gue anter ke uks" ucap langit merasa bersalah lalu menuntun calista menuju uks sembari membantu mengobati luka-lukanya.
"makasih" ucap calista sembari menatap langit yang sedang memasangkan perban pada tangan calista yang patah.
"sama-sama, gue ke kelas dulu" ijin langit lalu melenggang pergi meninggalkan calista yang sedang terbengong dengan pipi bersemu merah.
"pusing, kayaknya bakal istirahat dulu" gumam calista lalu segera membaringkan tubuhnya di kasur uks.
"calista shut up!!" ucap seorang lelaki yang sudah berkepala tiga dengan nada penekanan serta tangan yang dikepalkan emosi.
"eugh.. p-papa" panggil calista saat terbangun ia dapat melihat bara yang sedang menatapnya dengan tajam, tangan dikepalkan, serta wajah memerah padam.
"papa jangan batalin calista buat ikut olimpiade kayak dulu" mohon calista dengan memeluk kaki jenjang bara.
drughh
senangkan kaki jenjang tersebut malah menendang tubuh calista hingga calista terpental dengan ringisan yang keluar dari bibir pink nya.
"saya tidak peduli, malu-maluin saya saja dasar penggoda" setelah puas menghina calista bara pun pergi dari uks tanpa menghiraukan calista yang meneteskan air mata.
"gimana nih kalo aku gak dapat beasiswa" ucap calista dengan nada lemah memikirkan nasib nya beberapa minggu kedepan.
"calista, nakk" panggil bu sari lalu terburu-buru memeluk tubuh calista yang sedang bergetar.
"hikss bu calista gak bisa ikut olimpiade hikss" isak tangis calista di dekapan bu sari.
"sabar ya nak maaf ibu gak bisa bantuin kamu, pak bara ngasih uang suapan" ucap bu sari dengan merasa bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
calista [belum revisi]
Teen Fictionbagaimana jika seorang gadis sma harus merasakan manis dan pahit nya kehidupan? bagaimana rasanya dicintai oleh dua lelaki sekaligus? seorang gadis berkulit putih bibir pink yang bernama calista harus menerima takdirnya jika ia adalah penyebab ibu...