#Kelas E

8 7 6
                                    

Timeskip 1 tahun kemudian..

"Tidak kah Diriku Sangat Serakah?"
Rambut panjang hitam pekat terbentang diatas kasur seorang gadis berkulit cream cerah mata cokelat nya yang berkilau sedang memandang langit langit kamar yang bercat Cream.
Falisha mengambil bukunya dan membukanya sebentar lalu menutupnya kembali karena tidak ada minat membaca,
"Ada sesuatu... " Human Falisha pada dirinya ia berdiri lalu membuka Tirai Jendela Samping kasur lalu melihat pemandangan kampung yang masih lumayan Asri karena kamar Falisha ada di lantai paling atas lantai Dua, ia bisa melihat pemandangan.
"Ndok?" Tiba-tiba suara seorang Pria mengagetkan Falisha ia menoleh dan mendapati Ayahnya sedang berdiri di Pintu.
"Ayo maem" ( ayo makan) ajak Ayah Falisha untuk segera makan
"Enggih pak" (Iya Pak).
Falisha turun terlambat karena mengganti bajunya yang santai menjadi baju Slim panjang berwarna Abu-abu, Falisha berjalan ke arah dapur lalu mengambil makan
Falisha tidak makan banyak karena itu sudah porsinya maka dari itu tubuh Falisha kecil dan mudah tubuh jika disenggol sedikit.
Falisha duduk diSofa dekat TV ia menyalakan TV dan makan lalu seorang wanita cantik menghampiri Falisha.
"Fa?" Panggil wanita itu
"Enggih bu?" Jawab Falisha, wanita itu adalah ibu Falisha, ibu yang begitu penyabar, dan tidak pernah menyuruh Falisha membantunya dirumah namun.
"Falisha main game ya?" Tanya Ibu,
Falisha diam dan berhenti makan
Ia mengangguk dengan perasaan campur aduk.
"Kan wes dikandani gak oleh!, yo gak oleh!, Falisha iki sebenere Faham gak seh!?" (Kan sudah dibilangin tidak ya tidak!,Falisha ini sebenarnya paham atau tidak!?) Dengan nada tinggi Ibu menasehati Falisha yang hanya diam dan melanjutkan makanya
"Delok en!, mbak Abel I loh manut ambek ibu e!, contoh en I loh arek e!!" (Lihat ituloh!, mbak Abel menurut sama ibunya!, Contoh lah dia!)
Falisha mendengar setiap kata yang diucapkan
Falisha menunduk melihat makanan nya yang hampir habis ia memang menyadari bahwa ia salah melanggar peraturan namun hanya itu yang bisa membuat Nya melupakan masalah nya dan rasa rindunya pada orang-orang yang membuat nya tersenyum.
"Faham!?, ibu kecewa lek Falisha bantah ibuk koyok ngunu!"
Ayah yang melihat itu hanya bisa diam dan melanjutkan pekerjaan nya yang sedang mengoreksi nilai nilai murid nya.
Falisha selesai makan ia menunggu ibunya menyudahi bicara nya, Falisha berdiri sambil membawa piringnya
Wajah dinginnya membuat Sang Ayah lumayan cemas.
"Enggih bu.." (Iya ibu..)Patuh Falisha pada ibunya yang cantik itu, Falisha menaruh piring yang kotor ke tempat nya lalu mengambil Kerudung Hitamnya yang lumayan besar dan memakai nya,
"Kulo ten masjid nggeh... Assalamu'alaikum" (Aku ke masjid dulu ya.. Assalamu'alaikum) pamit Falisha ke orang tuanya.

🥀

Angin berhembus membuat hijab Falisha berkibar,Rumput yang subur Membuat udara disekitarnya begitu segar saat menghirup udara itu Falisha merasa sedikit tenang.
"Mereka baik-baik aja gak ya?" Tanya Falisha pada diri sendiri..
'Perasaan ku campur aduk'
" Udahlah mungkin... Besok ujian harian... Harus bisa!" Ucap Falisha untuk diri sendiri.

🥀


Kalian percaya? Ada kelas terbuang disekolah ku, Kelas E, kelas paling buruk yang ada disekolah ku, dan biaya Sekolah nya tentu lumayan dinaikkan, Peringkat umum 200 ke bawah akan di buang dikelas ini,
Mereka akan dianggap bodoh dan tak berguna.
'Dan aku salah satunya'
Hari ini sekolah suasananya begitu indah, tenang dan damai.
Falisha membuka pintu kelasnya yang terbuat dari besi itu, terdengar suara pintu hingga membuat murid murid lainya menoleh ke arah Falisha, Falisha tersenyum "Selamat pagi"
"Selamat pagi Falisha!" Jawab Melody teman Falisha, gadis berambut hitam bermata cokelat pekat dan kulitnya yang putih membuat nya populer meskipun ia berada dikelas E ia tetap populer disekolah, kelas kami terletak cukup jauh dari Kelas A hingga D dan kelas kami adalah kelas paling terakhir, dan kami adalah kelas pembunuh yang dirahasiakan negara, kalian ingat satu anime yang berasal dari Jepang? Kurang lebih cerita kelas kami begitu namun kami tidak memiliki target dikelas ini namun suatu hari.
                                🥀
"Hari ini latihan akan ditingkatkan lebih sulit lagi karena kalian akan menghadapi musuh ancaman negara" Ucap seorang Pria gagah yang seperti nya berprofesi sebagai seorang Panglima tentara.
Dikelas Kami ada sekitar 25 siswa yang gagal dalam ujian tingkat nasional mereka diposisi peringkat 100 kebawah 'termasuk diriku yang memperingkati posisi 101'
"Kalian akan mendapatkan didikan khusus dariku dan target kalian adalah" Seseorang masuk dan membawa sebuah Kertas besar berukuran lebih besar dari pada papan pria itu menempelkan Kertas seperti peta itu di Papan tulis dan kertas itu terdapat banyak sekali foto foto kecil beserta nama mereka
Namun mata Falisha tertuju pada foto paling atas 'mas indra!?'
Mata Falisha terbuka lebar tak percaya.
"Kalian akan melawan mereka semua mungkin kalian kalah jumlah tapi kami akan mengirimkan bala bantuan dan alasan kalian dipilih oleh Negara karena para teroris itu mengancam presiden" Jelas Pria Tentara itu.
"Ketua teroris itu bilang dia ingin dibunuh oleh siswa Kelas E dari sekolah Negeri 1296 Pandaan jika tidak ia akan menghancurkan pulau Jawa dengan bom yang sudah ditanam entah dimana" Pria itu menjelaskan dengan wajah khawatir
Falisha mengangkat tangan
"Apa ada yang ingin kau tanyakan?"
Falisha sedikit ragu dan khawatir menanyakan hal ini tapi ia sudah sangat membutuhkan informasi.
"Apakah Ketua mereka yang baru saja membunuh Keluarga Besar Davon?" Mendengar pertanyaan Falisha tentara itu seperti nya sedikit terkejut diikuti tatapan murid lainya,
"Ya itu sudah beberapa tahun yang lalu dan hanya satu anggota keluarga Davon yang selamat dari pembantaian itu" Tentara itu menatap Falisha begitu dalam 'mungkin gadis ini ada hubungannya dengan si Ketua itu, sudahlah dia masih SMP apalagi baru tahun ajaran kedua dia akan naik kelas 8 aku tidak boleh mempertanyakan hal hal yang membuat nya tidak fokus'
"Apakah ada lagi?" Tanya si Tentara
"Tidak pak.." Jawab Falisha sambil menunduk dan kembali duduk
"Baiklah kalian mulai hari ini jam 1 sampai jam istirahat akan diberi pelatihan fisik dan lingkungan kelas ini karena berada diatas bukit yaa... Yang tidak cukup tinggi memang tapi ini akan efektif untuk kalian dan setelah istirahat kalian akan mendapatkan pelajaran pada umumnya" Jelas tentara itu seisi kelas seperti tidak percaya apa yang ditanggung kan negara pada mereka.
"Apa ada hadiah yang akan kami terima?" Tanya Arsyilla Sekertaris kelas E
"100 Kuadriliun"
Seluruh kelas terdiam
"HAH!!??" seluruh kelas serempak mengucapkan kata itu karena mereka tak percaya nominal yang diberikan president pada mereka jika berhasil
"Kalian pasti bertanya tanya kenapa nominal nya banyak sekali?" Tentara itu mengerti apa yang ada dipikiran Kami
"Mereka adalah sekelompok teroris yang tidak bisa kami hitung jumlahnya" Sambil menulis angka dipapan "dan mereka telah membunuh dan menghancurkan kota dalam satu malam itu juga menewaskan warga yang tak terhitung jumlahnya mereka sangat merugikan negara, bahkan membunuh keluarga yang paling dihormati oleh president, mereka tidak bisa dilacak bahkan oleh kepolisian rahasia negara" Tentara itu berhenti menulis
"Nama saya Ghatrif saya Tentara Negara yang bertugas dibalik layar, mulai hari ini saya akan mengajar dikelas ini, mohon bantuannya dan untuk Misi kali ini kita hanya punya waktu hingga Tahun depan".

                                   🥀

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Eternal happinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang