07

1.2K 184 35
                                    

Selamat Membaca

Hari kedua pengenalan fakultas berusaha keras diikuti dengan baik oleh Alessa, walaupun dia merasa diintimidasi dengan tatapan Jungkook yang tak kunjung lepas darinya. Alessa bahkan sejak tadi tidak mengangkat wajahnya sama sekali walau banyak yang dijelaskan oleh para seniornya. 

Perasaannya mulai sesak, kepalanya mulai terasa pusing. Suara-suara yang terdengar begitu mengganggunya hingga akhirnya pandangannya buram dan gelap. 

Terlepas dari perasaan tidak nyaman hingga melayang dan gelap, perlahan manik Alessa terbuka. Benar sekali, dia pingsan, entah untuk waktu berapa lama dia tidak tau, tapi saat tersadar Alessa tau betul dia sedang berada di ruang kesehatan. 

"Kau sudah bangun?" 

Suara seorang laki-laki terdengar beberapa detik setelah Alessa tersadar. Matanya mencari keberadaan laki-laki itu yang ternyata tengah duduk tepat di sebelahnya. 

Jungkook, lagi-lagi dia. Apa dia juga yang membawanya ke ruangan ini? 

"Kau sangat menyusahkan," ucapnya lagi saat pertanyaannya tak dijawab oleh Alessa. 

Apa lagi kali ini? Apa dia akan kembali memaki-maki Alessa? Kalau pun menyusahkan, mengapa dia harus bersusah payah membawanya ke sini? Biarkan saja dia diurus oleh orang lain. Tapi, dengan adanya Jungkook di ruangan ini sebenarnya pun belum bisa dipastikan bahwa dia adalah orang yang membantu Alessa saat pingsan.

"Maaf," lirih Alessa.

"Kau tidak sarapan?" Jungkook bertanya dan membuat Alessa melirik padanya. Laki-laki itu nampak sibuk memainkan ponselnya. 

"A–Aku ..." Demi Tuhan, aura dominan Jungkook dan suaranya yang tegas serta berat itu membuat Alessa tak bisa berpikir dengan baik setelah siuman. Sebab di dalam kepala Alessa, Jungkook adalah manusia paling jahat dan tega yang pernah dia kenal seumur hidupnya.

Terdengar helaan napas Jungkook.  Laki-laki itu memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku dan bangkit berdiri, memandang Alessa yang masih terbaring. Dan hanya dalam hitungan detik saja dia mampu menarik perempuan itu hingga bangkit duduk. 

Alessa kaget bukan main, semakin kaget ketika Jungkook mendekatkan wajah padanya. Laki-laki itu seakan menelusuri sesuatu yang ada pada dirinya, mulai dari mata hingga turun ke leher. 

"Alessa Lee ..." Tangannya bergerak memegang leher Alessa dan jemarinya menyapu lembut pipi perempuan itu. "Andai saja yang terjadi tidak lah seperti ini."

Dalam rasa terkejut yang belum benar-benar habis, Alessa pun juga bingung dengan tuturan Jungkook. Sejak kemarin bahkan hari ini Alessa terus saja dibuat bingung dengan beberapa ungkapan yang keluar dari bibir laki-laki itu. Apa yang sebenarnya disembunyikan Jungkook darinya? Dia mengatakan anak haram, apa dia mengetahui latar belakang Alessa? Dia mengatakan andai takdir tidak seperti ini, apa maksud semua itu? 

"Apa maksudmu?" Perlahan mulut Alessa terbuka dan dia bertanya dengan sedikit keraguan. "Kau membuatku bingung sejak kemarin."

"Maksudku hanya ingin kau menggugurkan anak itu segera."

"Aku akan melakukannya, tapi haruskah secepat itu?"

"Memangnya kau ingin menunggu sampai orang-orang melihat perutmu semakin besar?" Alessa menggelengkan kepalanya. "Aku tau dia baru berusia beberapa minggu, itu tidak sulit untuk melepaskannya."

"Kau berbicara seakan semua itu mudah dilakukan."

"Memang mudah. Jika kau kesulitan, aku bisa membawamu ke dokter agar prosesnya lebih cepat."

D'Arcy • Liskook 18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang