Dua

14 1 0
                                    


Jayandaru Zavian Pramoedya's Vibes

Jayandaru Zavian Pramoedya's Vibes

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adam Badai Nurenda's Vibes 

Di tengah hiruk-pikuk suasana Universitas Pelita, ruangan sekretariat Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Mahasiswa Pecinta Alam tampak seperti medan perang kecil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di tengah hiruk-pikuk suasana Universitas Pelita, ruangan sekretariat Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Mahasiswa Pecinta Alam tampak seperti medan perang kecil.

Papan tulis di dinding penuh coretan-coretan dan jadwal yang saling bertumpuk. Meja-meja berantakan dengan tumpukan kertas, dan laptop yang menyala dengan layar penuh tab terbuka.

Di salah satu sudut ruangan, Cashie, sang sekretaris, duduk di depan laptopnya, berusaha keras merapikan laporan kegiatan yang baru saja dilakukan oleh tim mereka.

"Nih, biar ngademin kepala lo yang udah ngebul asap tuh."

Adam Badai Nurenda, sang ketua tim menyerahkan segelas es teh kepada Cashie yang langsung ditenggak habis olehnya.

"Huahhh, makasih pak ketua, gue emang butuh es teh ini, baru aja mau gue panggilin pemadam kebakaran buat nyemprot kepala gue."

Badai tertawa pelan, matanya memandang Cashie dengan perhatian.

"Kalau kepala lo kebakar beneran, gue yang repot, dong. Siapa yang mau beresin laporan ini?" candanya sambil menyodorkan tisu untuk menyeka keringat di dahi Cashie.

Cashie tersenyum sambil mengambil tisu itu, "Ya, bener juga. Lo harus punya cadangan sekretaris kalau gue meledak."

Badai hanya menggelengkan kepala, lalu berjongkok di sebelah Cashie, menatap layar laptop yang penuh dengan dokumen-dokumen terbuka.

"Gimana laporan kita? Udah hampir kelar?"

Cashie mengangguk sambil menunjuk ke layar, "Iya, tapi masih banyak yang harus diatur ulang. Data dari Tia belum lengkap, dan gue  juga masih harus nambahin catatan tentang cuaca di puncak."

Badai mengangguk serius. "Kalo gitu, nanti gue yang nagih ke Tia buat data yang kurang. Lo fokus aja dulu ke laporan utama. Gue nggak mau lo stress sendirian."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LDR : Love, Deadline, RepeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang