~8 : Awal Dari Segalanya

367 52 2
                                    

"[Name]!!!"

BoBoiBoy tersadar dari lenanya dengan peluh membasahi wajah. Nafasnya sedikit terburu-buru. Matanya mencoba memerhati sekeliling rumah sakit itu.

"Huh...huh..."

"Lo kenapa BoBoiBoy? Lo nggak kenapa-napa, kan?" "

Tegur Kaizo yang masih setia duduk di samping BoBoiBoy, menemani pemuda itu.

BoBoiBoy mengusap perlahan peluh di wajahnya dengan sehelai sapu tangan. Ia mencoba menenangkan dirinya. Mimpi tadi masih menghantui pikirannya.

"[Name] gimana?" Tanya BoBoiBoy cemas.

Kaizo melirik sebentar ke arah pintu ruangan UGD yang sedari tadi belum juga terbuka. Keluhan berat terluah dari bibirnya.

"Masih belum selesai."

"Sudah berapa lama, kak?"

"Satu jam setengah." Sahut Kaizo sembari melihat sekilas jam yang melingkari pergelangan tangannya.

"Oh." Balas BoBoiBoy singkat.

"Kenapa lo teriak-teriak tadi?" Tanya Kaizo yang masih merasa hairan dengan tingkah BoBoiBoy yang tiba-tiba berteriak saaaat ketiduran tadi.

BoBoiBoy menggeleng pelan kepalanya.
"Tidak ada kak. Hanya sedikit, bermimpi buruk." Jelasnya.

"Mimpi apa emang?" Kaizo bertanya penasaran.

Dia sempat kaget sebenarnya, saat BoBoiBoy tiba-tiba berteriak memanggil nama [name] tadi.

"Hmm. Gue mimpi... [name] pergi ninggalin gue..." BoBoiBoy mencoba menahan air matanya yang hampir tumpah itu.

Melihat itu, Kaizo langsung menarik BoBoiBoy ke dalam pelukannya. Belakang tubuh adik sepupunya itu dielus perlahan, sekedar mencoba menenangkan.

"Sh. Gue pasti isteri lo bakal selamat. Dia kan wanita kuat. Percayalah." Ujar Kaizo perlahan.

BoBoiBoy hanya mampu menangis sesenggukan di bahu Kaizo yang sudah dianggap abang itu.
"Gue sayang banget sama dia, kak."

"Iya gue mengerti. Lo harus sabar ya. Doa yang banyak." Ujar Kaizo lagi. Pelukannya dilepaskan.

BoBoiBoy mengangguk sembari menghapus air matanya. Ia kembali merenung pintu ruangan itu.

"Gue ke cafe bentar ya. Mau beli minuman. Mau nitip nggak?" Kaizo bangun dari duduknya.

"Kopi aja."

"Okey."

Kaizo memasukkan tangan ke saku celananya lalu pergi dari sana meninggalkan BoBoiBoy sendirian.

"Hmm..." BoBoiBoy mulai melamun memikirkan isterinya.

Puk

"Huh."

BoBoiBoy tersentak saat ke dua bahunya ditepuk dari belakang. Ia menoleh. Kelihatan dua sepupunya, Gempa dan Solar.

"Di mana yang lain?" Tanya BoBoiBoy saat tidak melihat lima kembar lainnya.

Solar dan Gempa melabuh duduk di kiri dan kanan BoBoiBoy.

"Mereka sedang sibuk." Jelas Gempa singkat.

"Oh."

Ke dua kembar itu menatap satu sama lain. Lalu mereka kembali memandang BoBoiBoy yang terlihat sedang asik menggigit kukunya.

"Gimana dengan [name]?" Tanya Solar setelah cukup lama terdiam.

"Kritis...." Sahut BoBoiBoy sepatah.

Gempa hanya mengangguk sembari mengelus kepala sepupunya yang ditutupi topi itu.
Hening seketika.

owner of my heartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang