(13) Kerja sama

6 3 0
                                    

"kenapa lo nyembuhin perut gue dari tusukan pisau, kenapa gak lo biarin aja biar gue mati disini, bukannya lo dan zizan bakal seneng kalau gue mati?," tanya hessa yang masih merasakan kesakitan.

Reno membalikkan badan dan kembali menatap hessa, "karena gue yakin kalau lo gak ada bunuh orang tua zizan itu semua hanya salah paham kan, dan kalian berempat yang juga terkena masalah dengan zizan itu hanya salah paham dan fitnah bukan?, cerita sama gue tentang masa lalu zizan."

Kelima pria itu mengangguk, "tapi bukannya lo tau ya tentang masa lalu bang zizan? lo kan teman nya sejak smp?," tanya hessa

Reno mengeleng-gelengkan kepala nya, "sampai sekarang pun dia gak pernah cerita sama gue, yang gue tahu lo hessa dibilang sudah membunuh orang tua zizan dan kalian berempat punya masalah juga sama zizan, cuma itu yang gue tau," ujarnya, "eh btw ga cape ya tangan kaki kalian di rantai gitu sini gue buka," sambungnya

"eh gausahh," ujar raden

"raden ga usah gue aja ama yang lain, sok sok an nolak anjir," sindir bima lalu reno membuka rantai dari kaki dan tangan bima

"eh mau hehe bukain lah nih," reno membuka rantai dari kaki dan tangan raden

Saat reno membuka rantai dari kaki dan tangan hessa, hessa malah melamun memikirkan sesuatu, "sifat bang zizan masih sama kek dulu, selalu suka mendam masalah," batin hessa mengingat kembali tentang zizan yang punya banyak masalah tetapi tidak mau memberitahu satu orang pun

Hessa memejamkan mata nya mengingat kembali masa lalu nya dengan zizan, "lo ada masalah ya bang? cerita aja?" Hessa mendatangi zizan yang sedang melamun di sofa, sebelum nya zizan marah marah tidak jelas terhadap hessa maka dari itu hessa mengetahui jika zizan telah diterpa masalah.

"gak ada masalah, btw maaf ya tadi gue marah marah gajelas sama lo," ujar zizan lembut

"gapapa, tapi bang zizan emang lagi gak ada masalah kan?" tanya hessa memastikan.

"iya gak ada, tenang aja, yaudah abang ke toilet bentar," zizan lalu beranjak pergi menuju kamar mandi.

Hessa melihat handphone zizan yang terletak tak jauh di tempat duduk nya, ia pun mengambil handphone tersebut lalu ia buka kata sandi handphone itu, untung nya dia tahu kata sandi nya.

Hessa pun melihat chattan nya dengan seseorang yang dia pun tidak tahu siapa.

Pak jaidan

Zizan, bapak rasa kamu belum bisa mendapatkan beasiswa di universitas airlangga

loh kenapa pak
bukannya semua anak yang tidak mampu bakal dapat beasiswa, maupun pintar ataupun tidak


benar, tetapi pak Daris berubah pikiran pak daris bilang yang bakal dapat beasiswa hanya orang yang pintar sahaja


lah, saya aja juara umum loh pak, dari
sd sampai sma saya juara 1 dan juara umum terus pak ga bisa gitu dong

maaf tapi ini sudah keputusan
pak daris


"HES," hessa langsung membuka matanya kaget karena dian memanggilnya yang kini tangan dan kaki nya tidak dirantai, "ngelamun lo," ujar rendra, yang juga tangan dan kaki nya tidak dirantai.

"gak ada, btw reno mau kerja sama," saran hessa kepada reno

"sstt," rendra memanggil hessa dengan berbisik, lalu ia tempelkan mulut nya di telinga hessa, "lo yakin mau kerja sama ama reno," bisik nya

"yakin, gapapa gausah panik dia ga gigit," canda hessa

"anj*ng lo," hessa sedikit tertawa karena rendra kesal.

"ohokkk ohokkk, ada yang ceritain gue nih," canda juga reno seraya berpura-pura batuk.

"hehehehe maap maap," ujar rendra

"btw kerja sama gimana maksud lo," reno mengembalikan topik tadi.

"bantu kami bilang ke bang zizan kalau masalah itu semua hanya salah paham, dari bima dan raden hamilin adik nya bang zizan itu fitnah... aduh!," raden dan bima tiba tiba saja memukul punggung hessa sedikit kuat.

"sakit njir," hessa menatap bima dan raden

"sorry sorry, siapa suruh lo tiba tiba ngomong itu kaga suka gue kalau di inget inget," kesal bima

"ho'oh," raden menyetujui nya

hessa memandang sinis ke arah bima dan raden, "oke lanjut, baru dian rendra ngebully adik zizan yang namanya zilan sampai zilan bundir itu salah paham juga," hessa melanjutkan percakapan nya dan dian rendra hanya biasa biasa saja saat hessa berbicara seperti itu.

"dan kesalahan pahaman gue sama bang zizan..." hessa menundukkan kepalanya karena tidak sanggup untuk mengingat hal itu lagi.

"cepat apa, gue juga kepo," dian pergi ke samping reno agar dia juga bisa berhadapan dengan hessa, "aduh," bima tiba tiba saja mencubit betis dian dengan keras.

"den gue pernah ceritain ini sama lo kan, bilang ke mereka tentang masa lalu gue, gue gak mau bicarakan hal itu," hessa membiarkan raden untuk membicarakan tentang masalah nya dengan zizan
"hessa di hipnotis ayah nya rahardian buat ngebunuh kedua orang tua bang zizan, tapi-"

brukk!!

Ucapan raden terpotong saat pintu basement itu didobrak oleh seseorang, "TAPI APA, ITU BENAR KAN," itu suara zizan yang tidak sengaja mendengar ucapan raden, hanya ucapan raden, "HIPNOTIS APA, HESSA MENYADARI TINDAKAN NYA WAKTU ITU."

#DAY13 Salmasr13





Masa lalu seorang psychopath (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang