Chapter IX

25.1K 1.4K 15
                                    

🦋HAPPY READING🦋
•••••••••••••••••••••••••••••



"mati gue..."

Sepertinya Via telah melakukan kesalahan. Sejak terakhir kali Revandra menelepon nya dengan sebuah ancaman, Via malah mengabaikannya. Bahkan dengan berani menonaktifkan handphone miliknya agar Revandra tidak menganggu.

Dan boom, tanpa diduga Revandra benar-benar datang masih dengan pakaian kantor nya. Namun, ada hal yang lebih menakutkan. Tatapan tajam Revandra yang mengarah tepat kearah via dan seorang lelaki yang duduk tepat disamping gadis itu membuat Via seketika menciut tak berani.

Thea yang baru menyadari kehadiran Revandra bertanya heran, "kenapa lo disini?"

"Hanya ingin menangkap kucing liar yang sedang kabur" Revandra menjawab seraya meminum kopi milik Via dengan santai.

Mendengar jawaban Revandra yang terdengar tidak masuk akal, Thea hanya menggeleng pelan.

"Cih, bilang aja Lo mau jemput Via. Dasar posesif". Kata Thea berdecih malas.

Revandra tak menjawab, memilih menikmati minuman favorit Via. Sedangkan Via, ia hanya duduk diam mengamati. Pikiran nya menerawang, ia sedikit takut dan gelisah.

Sedari tadi diam, Shakara bertanya penasaran "Kalian saling mengenal?" Ujar nya melirik singkat kearah Via dan Thea.

"Dia sahabat nya Via, sekaligus teman gue juga" Sahut Thea

Sharaka menggangguk paham, "pantesan aja, kelihatan dekat banget. " Sharaka berucap ramah, mengabaikan aura intimidasi dari Revandra.

"Shakara.." lelaki berlesung pipi itu mengulurkan tangannya pada Revandra, memperkenalkan diri.

Bukannya membalas, Revandra hanya mendongak, menatap Shakara dengan wajah datar dan tatapan tajam.

Via yang melihat keadaan canggung itu berinisiatif mengantikan uluran tangan Shakara, "Revandra, nama dia Revandra Bagaskara" ucap Via tersenyum kikuk, netra nya melirik sekilas ke arah Revandra yang kini menatapnya tak suka.

Dengan tangan mengepal dan wajah yang memerah marah, Revandra bangkit dari kursinya hingga menimbulkan suara dentingan keras.

Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Revandra menarik pergelangan tangan Via dengan kasar, "kita pulang.." katanya menyeret Via yang meringis sakit.

"Pelan-pelan bisa? tangan gue sakit", pinta Via. Cengkraman Revandra yang mendadak tanpa sadar membuat pergelangan tangan Via sedikit lecet. Ia ingin melawan tapi kekuatannya tak sebanding dengan Revandra.

Keadaan semakin menegangkan dan ricuh ketika Shakara dan Thea menghadang Revandra yang hendak membawa Via.

"lepasin. Kenapa kasar banget sih? Udah Datang gak diundang, mana langsung marah-marah gak jelas. Sehat Lo". Kesal Thea berusaha melepaskan cengkraman Revandra dari Via.

"Enggak usah ikut campur. Minggir, sebelum gue berbuat sesuatu sama Lo"

Thea menolak, "No! Lepasin dulu sahabat gue" tegas Thea keras kepala. Sejak dulu Thea tau bahwa Revandra itu posesif dan cemburuan. Tapi ia tidak tahu bahwa akan separah ini.

The Male Lead's ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang