"Bagaimana?"
"Gagal, Ayah."
Alfonso Schneider, Count of Auvergne bertopang dagu sembari menatap lekat pada Marie yang berdiri di hadapannya. Ia sedang mencoba menyelami apa yang dipikirkan putrinya tersebut setelah melaporkan hasil percobaan perjodohan yang gagal untuk kesekian kalinya.
"Kali ini, apa alasanmu untuk tidak melanjutkannya?"
"Saat kami makan di Restoran Divers, ia menyentuh tangan saya dengan gestur menenangkan, tapi saya malah mendapat penglihatan. Saya melihat bahwa ia adalah peminum yang buruk. Ia akan sering bepergian keluar lalu minum-minum dengan bangsawan yang berkelakuan yang sama. Ia melakukannya sangat sering, seperti pecandu dan saat mereka mabuk, mereka menjadi pemarah dan tidak dapat mengontrol dirinya sendiri. Ia bahkan beberapa kali memukuli pelayannya, padahal mereka sudah melakukan yang diperintahkan."
"Bukankah biasanya para bangsawan seperti itu? Maksudnya, berkumpul dalam pertemuan sosial sambil minum. Itu sudah menjadi kebiasaan setiap kita bertemu dengan bangsawan lain," tanya ayahnya.
"Benar, Marie. Ayahmu juga melakukannya, terlebih sepertinya bangsawan tidak dapat dipisahkan dari hal tersebut, terutama laki-laki. Kegiatan minum tersebut berkaitan erat dengan acara sosial ataupun kegiatan politik dan menjadi tradisi yang tidak terpisahkan," imbuh Ibunya. Marie menggeleng mendengar penuturan kedua orang tuanya. Mereka jelas tidak memperhatikan bagian terakhir dari kalimat Marie.
"Saya sudah mengatakan bahwa beliau adalah pecandu, bukan hanya mengonsumsi regular seperti ayah. Saya tidak masalah karena itu menjadi budaya di kalangan kita. Akan tetapi, mereka juga harus sadar diri dan jangan merugikan orang lain. Ayah melakukannya hanya pada saat ada perkumpulan penting tertentu, bukan sengaja meninggalkan keluarga untuk berkumpul bersama peminum lainnya seperti tidak ada teman bicara saja di rumah.
"Lalu, kebanyakan dari mereka tidak bisa mengontrol diri mereka sendiri sehingga mengganggu serta merugikan orang lain. Seharusnya, kalau ingin melakukan kegiatan yang merugikan, ya cukup disaat sendiri saja. Jangan saat berada dekat orang lain dan menjadikan orang terkena imbasnya. Lebih baik orang tersebut mengurung diri terlebih dahulu di kamar sehingga kalau ingin marah kau bisa memukul bayanganmu sendiri yang ada di cermin, bukannya menyasar pada orang lain."
"Saya sudah menjaga diri, berlaku baik dan menahan diri untuk tidak melewati batas, masa saya harus betah dengan orang yang tidak memiliki kebiasaan yang tidak sama dan tidak baik. Coba saja Ayah dan Ibu bayangkan, saya sudah menjadi istri yang baik, yang menjaga keteraturan rumah dan menanti suami pulang, tetapi pasangan saya malah seperti itu diluar. Apalagi kalau ia sampai membuat masalah yang menyangkut posisi saya sebagai Nyonya Rumah. Saya tidak bisa membayangkannya."
"Marie—"
"Bagaimana jika kami sudah memiliki anak, tetapi 'suami' saya malah lebih senang keluar dengan sebangsanya dan tidak pernah menemani anak kami. Bagaimana saya harus menjelaskan alasan 'suami' tersebut sering keluar padahal mereka punya keluarga yang ingin berbincang dan menanti dia di rumah? Jika 'suami' tersebut pulang dengan keadaan yang kacau dan malah membentak kami karena katanya terlalu ikut campur, bagaimana seharusnya saya bersikap?"
Marie menghela napas panjang setelah menjelaskan itu semua. Ia juga sedikit mendramatisi pemikirannya atas sifat orang tersebut. Setiap bertemu dengan orang yang tidak cocok di hatinya, ia pasti sudah berpikir sejauh itu. Akan tetapi, ia tetap melakukannya sehingga dapat menghindari kemungkinan yang terjadi bila bersama orang tersebut.
Ayahnya mengehela napas mendengarnya. "Itu tidak akan terjadi, Marie."
"Siapa yang dapat menjamin bahwa itu tidak akan terjadi dan akan terjadi? Baguslah bila itu tidak akan terjadi. Namun, bila hal itu terjadi, apakah kita dapat kembali ke masa lalu dan mengubahnya? Apakah aku memiliki kekuatan untuk bangkit keluar dari itu semua?"
KAMU SEDANG MEMBACA
A Seer's Beyond Sight
Любовные романыMarie Lise Schneider dapat melihat cuplikan masa lalu dan masa depan dengan menyentuh orang atau benda yang memiliki kenangan. Kemampuan tersebut membuatnya dapat melihat sikap kaum adam yang tidak sesuai dengan tipenya serta masa depannya yang sura...