Namanya Semesta Cakrawala Calya Dewandaru. Lelaki dengan senyum teduh dan menenangkan. Lelaki yang sering memberi nasihat dan semangat untuk siapa saja yang membutuhkan. Lelaki pendiam, namun ketika berbicara tutur katanya selembut sutra. Si pejuang yang belum menjadi pemenang. Dengan banyaknya luka yang ia terima nyatanya ia masih bisa bertahan.
Bahunya setegar karang. Fisiknya bagaikan namanya Calya. Namun mereka tidak tahu bahwa kata Calya pada namanya seakan tidak pantas ia sandang. Nyatanya banyak cacat dari bagian dirinya. Doa orang tuanya yang tersemat pada sang pemilik nama nyatanya tidak dapat terealisasikan dengan mudah. Luka yang bertumpuk itu terus berhimpitan hingga menjadi sebuah cacat.
Namun sabarnya memang seluas Semesta. Ikhlasnya bagaikan Cakrawala. Dia bahkan sering bertanya, apakah ia boleh marah? Atau, apakah ia boleh kecewa? Namun pada akhirnya semua itu sirna ketika tanya menghampiri benaknya. Kepada siapa? Kepada siapa ia harus marah? Kepada siapa ia harus kecewa? Kepada Tuhan? Kepada Takdir? Atau kepada dirinya sendiri?
Semua lelahnya tidak mampu ia utarakan. Semua inginnya harus ia pendam. Bahkan sesepele pelukan bundanya tanpa menganggapnya orang lain. Sesepele menemani bundanya tanpa berpura-pura menjadi orang lain. Namun rasanya begitu sulit. Karena 'dia' lah orang yang paling disayangi bundanya. Cakrawala pun juga menerima cinta sang bunda. Namun cinta untuk 'dia' lebih besar daripada untuk Cakrawala.
Semuanya begitu berat. Ketika ia mencoba untuk berbicara pada bundanya. Ia tidak pernah sanggup melihat bundanya kesakitan. Pun ayahnya yang selalu mencoba untuk menyadarkan sang bunda. Namun Cinta bundanya yang terlalu besar pada sosok 'dia' yang membuat sang bunda menolak untuk menerima kenyataan.
Bagiannya sudah cukup selama bundanya tidak menangis. Sudah cukup selama melihat senyum bundanya. Sudah cukup Cinta dari ayahnya saja. Semua itu sudah cukup. Dia tidak apa-apa. Dia akan tetap baik-baik saja. Dia akan tetap menjadi sosok selembut dia untuk bundanya. Tidak apa-apa. Semuanya akan baik-baik saja.
Terkadang lelah memang datang menghampiri. Namun selama aku masih tersenyum ketika bertemu berarti aku baik-baik saja. Selama aku masih bisa memeluk dengan hangat. Artinya Tuhan masih baik pada ku-Semesta Cakrawala
•
•
•
•
Hi guys aku Latte dan mari kita berkenalan lewat cerita ini. Mari saling mengenal sejak cerita ini di publish hingga tamat dan bersambung dengan cerita lainnya.Semoga kalian sukaa yaa. Jangan lupa Vote, Komen, dan Follow supaya lapak ini ga hilang.
Enjoyy
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Ku
Ficțiune adolescenți"Tidak apa aku harus terus berpura-pura menjadi orang lain. Selama orang yang ku sayang selalu tersenyum dan tidak merasakan sakit" -Semesta Cakrawala • • • • Yuk langsung mampir aja ke cerita aku. Tak kenal maka Tak sayang maka dari itu mari kita m...