Happy Reading
____________________Rania kini sedang berada di kamarnya dan memikirkan ucapan-ucapan dari Rasya saat waktu di taman tadi.
"Lihat aja nanti kalau lo dengan gue yang ada lo nggak bakalan hidup tenang." bisiknya di telinga Rania dengan penuh penekanan membuat Rania sedikit menelan salivahnya susah payah.
"Aku harus berbuat apa? Nggak mungkin aku menolak karena ni kemauan ayah dan ibu." lirih Rania dengan mata yang sudah berair.
Rania di beratkan dengan plihan orang tuanya dan juga Rasya. Orang tuanya mengiginkan dirinya menikah sebaliknya Rasya tidak ingin dengannya. Rania juga berfikir diamemang tidak akan bahagia selama Rasya masih dengan perempuan itu yang berstatus pacarnya Rasya. Dia adalah Quena anara caroline kerap di sapa Quen namun panggilan sayang Rasya adalah Ara.
Tok...tok...tok
Ketokan pntu itu membuat Rania dengan segera mungkin menghapus air matanya dan membereskan kamarnya yang sedikit berantakan. Ia yakin pasti itu adalah Refa sang adiknya."Masuk aja, dek nggak di kunci kok." ucap Rania dari dalam.
Refa yang sudah mendapat izin dari sang kakak pn segera masuk ke kamar tidak lupa dengan kresek berwarna putih di tangannya.
"Kak ini, Refa bawain sesuatu buat, kakak." Refa menaruh kresek itu di meja belajar dekat ranjang Rania.
"Apaan tuh, dek?" tanyanya penasarannamun dia sibuk merapikan bukunya kembali ke tempat rak buku.
"Nanti juga, kakak tau." ujarnya.
"Oh ya kak, Refa mau nanya sesuatu sama kakak boleh?"Rania mengangguk ia pun duduk di sebelah Refa yang sedang berada di soffa. Refa menatap netra milik Rania, ia yakin sekali kakaknya ini baru habis menangis dia bisa melhatnya dan kakaknya sendiri tidaak bisa menyembunyikan hal itu.
Dan hal ni membuat Rania membuang wajahnya kelain arah untuk menghindari tatapan elang milik Refa yang sedkit membuatnya ngeri. hhh.
"Tanya apa, dek?" tanyanya tanpa menatap sang adik.
"Kak? Kalau aku mau cerita kakak jangan ngadep situ aku bukan di situ, kak." Refa ingin Rania menatapnya kalau ada hal penting yang ingin di pertanyakan, kenapa? Karena kalau Rania menatapnya Rania tidak bisa berbohong sedikit pun itu sama adiknya maka dari itu Refa berucap sedemikian.
Rania yakin adiknya pasti akan menanyakan soal tadi, "Kakak." panggil lembut dari Refa membuat Rania luluh seketika ia pun perlahan menatapnya.
Hufft.
Refa membuang nafas pelan."Kakak pasti mikir kalau ak bakalan nanya soal tadi, kan?" tepat sasaran. Rania mengangguk.
"Bukan soal itu." uucapnya. Lalu soal apa? Apakah ada yang lebih penting soal tadi? Tapi apa? Rania berfikir keras.
"Kakak masih ingat nggak yang di mana kakak tuh nggak tidur di rumah sehari?" Refa menanyakan hal ini dengan sedikit tenang.
Rania ingat ia pun mengangguk. "Kenapa dia menanyakan ini? Apakahada sesuatu?" batin Rania.
"Kakak tidur di rumah siapa? Dan sebelum itu kakak pas mau menuju pulang apa kakak ada sedkit masalah? Kal-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Rania (Hiatus)
Novela JuvenilAku Rania, Rania putri anaya, adalah salah satu anak dari Ayah Indra Ariwibawa dan Ibu Dinda safitri. Aku adalah anak pertama dari dua bersaudara adikku tak lain bernama Refaldi Adriel Raymond Aku pengen sekali kuliah biar kataku "Sama seperti mere...