25

1.4K 84 6
                                    


*happy reading*

Alvin sedang bersantai di halaman belakang mansion di temani cemilan dan teh hangat.

Membuat paginya yang dingin menjadi sedikit hangat dan tenang.

Yah pagi, Alvin sudah berada di di halaman dari jam 4 pagi kurang dia sudah berada di halaman dan sekarang sudah jam 05.30.

"Tuan anda sudah cukup lama di sini" ucap IA yang tiba tiba berdiri di sampingnya.

"Biarkan saja bos IA, dia sedang mengumpulkan energi untuk masa depan dan berkas yang menumpuk di ruang kerja" ucap VO yang juga nongol setelah sekian lama menghilang tampa kabar.

"Kau ini" ucap IA pada hologram VO yang juga berdiri di sisi lain IA.

Alvin hanya diam mendengar perdebatan mereka yang tidak jelas, dan tiba tiba suara terdengar dari belakangnya membuat Alvin menoleh dan itu Bian.

"Ada apa bian" tanya Alvin melihat wajah pucat dan panik secara bersamaan di wajahnya.

"Bang anterin kita ke rumah sakit plis" ucapnya yang mulai memelan.

Alvin berdiri dari duduknya dan memeluk Bian agar lebih tenang.

"Apa yang terjadi? Apa ada yang sakit" tanya Alvin dengan nada sedikit khawatir.

"Hiks abang Gibran di rumah sakit hiks t-tadi di hubungi pihak rumah sakit" ucap Bian sesegukan dan memeluk erat Alvin.

"Eh bang Bian kenapa nangis bang" tanya Genta yang berjalan ke arah mereka.

"IA, siapkan mobil"

💥🕊

"Dok pasian atas nama Gibran Adyan di mana ya dok" tanya Ilham pada suster dan dokter yang lewat.

"Sus" ucap Dokter dan di angguki oleh suster.

"Mari ikut saya tuan" ucap suster dan dianguki oleh mereka.

Mereka berenam berjalan mengikuti suster dari belakang.

"Sus kok kita jalan ke arah ruang mayat" ucap Kenan heran.

"Mari tuan di sini tuan atas nama Gibran dan ada dokter yang masih ada di dalam, kalian bisa langsung masuk" ucap suster itu dan diangguki oleh mereka.

"Vang perasaan gue gak enak" ucap Bian mulai berkaca kaca.

"Tenanglah" ucap Cio.

💥🕊

"Maaf kami tidak bisa menyelamatkan tuan Gibran, dan tuan Gibran sudah meninggal dari jam 5 tadi" ucap dokter membuat kedua adik kembar Gibran langsung memeluk Alvin dan Cio dan menangis di pelukan mereka.

"Apa maksud anda dok, karna apa ini bisa terjadi" ucap Kenan mulai berkaca kaca.

"Hiks kalo abang pergi kita bakalan tinggal berdua dan-n"

"Sudah Gen, jangan khawatir kita ada di sini" ucap ilham menenangkan twins.

 "Kami tidak tau saya melihat ada dua pasangan yang membawa tuan Gibran dengan keadaan pingsan tadi malam" ucap dokter membuat mereka terdiam, siapa pasangan itu? apa mereka?.

"Seperti apa ciri cirinya dok" tanya Kenan.

"Saya tidak melihat wajah mereka karna memakai masker dan menunduk saja".

"terimakasih, tolong urus Gibran dan antar ke mansion saya, kami permisi"pamit Alvin dan membaea mereka dengan beberala mobil mereka pergi menjauh dari rumah sakit menuju mansion.

"Al urus mereka, saat aku sampai mereka harus sudah di ikat" telpn Alvin pada AI di seberang sana.

"Baik tuan kami akan melakukanya" setelah menjawab panggilan mereka berakhir.

"Bang kita mau kemana? Ini bukam arah mansion abang" tanya Genta melihat pemandangan sekitar.

"Ke suatu tempat"

💥🕊


"Kalian menjijikkan"ucap Bian dengan nada dingin menatap dua  pasangan paruh baya yang di ikat di lantai.

"hiks maksud kamu apa sayang?"

"Kalian tidak punya sopan santun oada orang yang lebih tua, LRPASKAN KAMI ANAK BIADAP" bentak pria parah baya itu dan Bian tidak takut malah semakin menatap mereka seperti menemukan mangsa.

"Kalian harus mati juga, oh benar! Di mana anak kesayangan kalian itu? Aku tidak melihatnya dari tadi" ucap Alvin yang sedari tadi hanya diam melihat Bian yang menyiksa orang tuanya.

"Oh benar di mana ken itu" ucapnya sambil memandang sekeliling mansion saksi kakaknya di siksa sampai berakhir.

Kenapa mereka tau? Karna setelah mereka sampai banyak
bodyguard Alvin yang sudah berjaga dan beberapa bodyguard yang mengenaskan di lantai.

Kembali di saat Gibran berangkat dari mansion Alvin~

Dengan kecepatan sedang Gibran melajukan motornya menuju mansion karna sedari tadi orang tua dan abng nya tidak berhenti henti menelpon.

Membuat dia was was karna pasti dia akan di hukum karna pergi tanpa menyelesaikan tugas dan malah oergi ke mansion Alvin.

"Semoga tidak terjadi sesuatu pada ku"

Karna sempat melamun tanoa sengaja Gibran hampir saja menabrak anak kecil yang ingin menyebrang.

BRAK!

DUK!

Suara jatuh motor dan tubuh Gibran membuat beberapa orang menghampirinya dan menolong Gibran karna tertindih motor.

"Maaf dik, saya kurang fokus" ucap Gibran dan pergi dari sana tanpa menunggu lebih lama.

"Kau tidak apa nak" tanya warga di sana kepada anak yang hampir di tabrak Gibran tadi.

"Tidan apa apa om"

Setelah beberapa menit mengendarai motor akhirnya Gibran sampai di mansion keluarganya dan langsung melangkahkan kakinya menuju dalam mansion.

Belum saja beberapa langkah menuju ruang tamu sudah mendapatkan hadiah.

PLAK!

BUGH!

tubuh Gibran yang tak sempat menahan tubuhnya akhirnya jatuh karna menerima tamparan dan pukulan di perut secara tiba tiba.

"Kau....




#makasih dah mampir😋#

Transmigrasi kevin or alvin (Hiatus Sementara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang