Sebastian berjalan di sepanjang lorong istana mengikuti ajudan kaisar yang akan mengantarnya ke ruang tamu. Pria itu sama sekali tidak tahu kenapa malam ini kaisar tiba-tiba memanggilnya. Walaupun begitu ia tak bisa mengabaikan pertemuan dengannya.
Sampai di depan pintu, ajudan itu membukakan pintu dan mempersilahkan Sebastian untuk masuk karena kaisar sudah menunggunya. Sebastian hanya mengangguk, ia kemudian melangkah masuk.
"Salam kepada matahari kekaisaran" Sebastian sedikit menundukkan kepalanya untuk memberi salam kepada kaisar muda yang saat ini tengah duduk di sofa dengan menyilangkan kakinya.
Lionel tersenyum ramah pada tamunya itu "Duduklah! Ada sesuatu yang ingin ku bicarakan denganmu" ucapnya sembari mengarahkan telapak tangan terbuka kearah kursi didepannya.
Sebastian menarik kursi di depan kaisar kemudian duduk di sana. Ia penasaran dengan apa yang akan kaisar bicarakan berdua dengannya, karena sebelumnya ia tak pernah memanggilnya hanya untuk berbicara empat mata saja.
"Bagaimana keadaan di perbatasan? Apa kalian mengalami kesulitan?" tanyanya basa-basi.
"Ada beberapa kesulitan saat menghadapi mereka, tapi anda tenang saja karena kami masih bisa mengatasinya" timpal Sebastian seadanya.
"Begitu rupanya" Lionel kembali menyesap teh yang di letakkan di depan mejanya kemudian menaruhnya kembali "Apa kau tidak punya keinginan untuk berada pada tingkatan yang lebih tinggi lagi dari saat ini?" tanyanya kemudian, ia menatap lurus pada Sebastian.
Sebastian mengeryitkan keningnya "Apa yang anda maksud, yang mulia?" tanyanya yang masih belum mengerti arah pembicaraan ini.
"Apa kau tidak punya keinginan untuk menjadi duke menggantikan kakakmu?" tanya kaisar memasang ekspresi lebih serius dari sebelumnya, memperjelas pertanyaannya.
Sebastian seketika terbelalak, kenapa kaisar menanyakan hal itu padanya, apa dia ingin memanfaatkannya untuk menyingkirkan Felix. Selama ini Felix selalu membantu Lionel dalam menghadapi musuhnya, ia juga telah bersumpah akan selalu setia padanya, tapi mengapa kaisar ingin menyingkirkan Felix? Apa karena lionel masih menganggap Felix sebagai ancaman.
"Kenapa anda ingin menyingkirkannya?" tanya Sebastian hati-hati.
Lionel melipat kedua tangannya di dada "Apa kau pernah mendengar ada seekor anjing yang di pelihara bertahun-tahun menggingit majikannya? Jadi sebelum itu terjadi, bukankah lebih baik jika aku menyingkirkannya lebih dulu sebelum ia menyerang ku." timpal Lionel.
Kerutan di dahi Sebastian semakin banyak, ia tak menyangka Lionel memanggilnya untuk menyingkirkan kakaknya sendiri.
"Apa ini perintah?" tanya sebatian.
Lionel tersenyum miring "Aku tidak akan memaksamu jika kau tidak ingin melakukannya. Tapi bayangkan keuntungan apa saja jika kau mengambil kesempatan itu. Kau tidak perlu khawatir dengan kegagalan, karena aku berada di belakangmu" tawarnya.
Sebastian terdiam untuk berfikir sejenak, ia kemudian angkat suara "Beri saya waktu untuk memikirkannya" pinta Sebastian.
"Baiklah, aku harap kau kembali dengan kabar baik" Lionel tersenyum tipis, menyetujui permintan Sebastian.
"Kalau begitu saya izin undur diri" pamitnya
"Kau terlalu terburu-buru, sebelum pulang minumlah tehnya terlebih dahulu, aku sengaja meminta pelayan menyiapkan teh bunga Rosella karena aku dengar teh ini bagus untuk kesehatan" tawar Lionel sembari mengangkat cangkirnya untuk kemudian diminum.
Sebastian mengambil cangkir teh di depannya, warna teh itu tidak berwarna coklat seperti biasanya namun warnanya merah, mungkin karena ada campuran bunga Rosella didalamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ex-Fiance's Obsession
Historical FictionKehidupan Evelyn yang sempurna berubah setelah kematian kedua orang tuanya. Ia harus menjual harta dan kediamannya untuk membayar hutang keluarga. Setelah kehilangan rumahnya, evelyn dan kedua adiknya tinggal disebuah rumah kecil yang ada di pinggir...