KEMATIAN MAMA

6 1 0
                                    

“ Gadis terkutuk!”

“ Gagak Hitam keluarga Lendorr”

“ Pembawa sial”

Hari ini Hujan deras mengguyur wilayah kekuasaan Count Lendorr. Suasana suram menyelimuti kediaman besar itu. Para tamu bangsawan datang untuk memberikan ucapan duka pada Count Isaac Lendorr yang baru saja kehilangan Istri yang sangat ia cintai karena penyakit yang sudah lama di deritanya.

Hujan deras mengguyur wilayah itu seperti mengucapkan duka mendalam tentang kematian Countess Katerina Lendorr.
Di dekat peti mati sang Countess. Count Isaac Lendorr bersama sang anak laki-laki berdiri tegar menerima ucapan belasungkawa dari para bangsawan yang hadir.

Sementara itu, di depan paviliun itu seorang gadis kecil dengan gaun berkabung dan mawar putih ditangannya menunduk kepala. Tidak peduli jika hujan deras mengguyur dirinya sejak tiga jam lalu.

Gadis itu Eloisa Lendorr, Putri satu satunya keluarga count Lendorr yang tidak memiliki ciri khas dari sang ayah yaitu rambut blonde dan mata sebiru kristal.

Eloisa memiliki rambut berwarna hitam seperti gagak dan mata berwarna white Diamond. Eloisa bahkan tidak memiliki ciri khas dari sang Countess yang wafat.

Count Lendorr yang merasa kehilangan istri kesayangannya menyalahkan sang putri karena memiliki penampilan yang membawa sial.

Eloisa berdiri di depan paviliun seorang diri dengan meminta maaf dan memohon ampun karena menyebabkan sang ibu wafat.

Tidak ada yang peduli pada Eloisa. Anak kedua dari dua bersaudara itu seperti itik buruk rupa bagi kesuksesan sang kakak Ilya Lendorr.

Sang kakak yang merupakan jenius sihir Kebanggaan Count Lendorr dan pewaris gelar sang ayah.

Ilya selalu dilimpahkan oleh semua kenyamanan dan kasih sayang dari semua orang di kediamannya dan bahkan anak laki-laki itu cukup senang dan menikmati ekspresi putus asa serta tangisan pilu sang adik.

Ilya ingin melihat lebih banyak Keputusasaan dan airmata Eloisa.

Ilya menghampiri Eloisa yang tetap berdiri tegak dibawah guyuran hujan deras dengan mawar putih yang telah layu dan wajah pucat kedinginan.

Ilya tidak bisa menyembunyikan ekspresi puasnya. dengan dipayungi oleh pelayan pribadinya.

Ilya berdiri di hadapan sang adik dan  mendekat pada telinga Eloisa dan berbisik dengan suara pelan dan dingin.

" Aku pikir kau sudah pingsan, ternyata makhluk aneh sepertimu tahan juga yah..tapi tenang saja Eloisa-ku sayang....ini hanya sedikit dari hukuman yang akan kau tanggung kedepannya karena kematian Mama...dan aku akan menjadi yang pertama kali puas melihatmu dibenci semua orang... adikku yang manis dan menyedihkan..."

Setelah itu Eloisa tidak mendengar suara apapun ketika jatuh pingsan setelah bertahan selama 5 jam dibawah guyuran hujan.

Eloisa akhirnya siuman setelah merasakan sinar matahari menerpa wajahnya. Eloisa perlahan duduk dan menatap ruangan yang berwarna krem dan hitam.

Terlihat buruk untuk menyambut pagi.

Eloisa perlahan mengingat kembali apa yang terjadi kemarin.

" Ah....Mama sudah tidak ada yah... sekarang hanya ada kak Ilya dan Papa..." Gumamnya pelan.

Eloisa memeluk lututnya sambil memikirkan apa yang Ilya katakan sebelum dirinya pingsan.

Eloisa tahu Ilya tidak pernah bercanda jika ia mengatakan sesuatu. Itu artinya sang kakak akan mulai *Bermain* dengannya.

Eloisa menatap pantulan dirinya di cermin. Tepatnya menatap mata white diamond itu.

" Jika saja...aku lahir mirip papa atau Mama, ini semua tidak akan terjadi "

Hari itu, kehidupan Eloisa akan berubah yang membuat gadis kecil itu kehilangan arti keluarga baginya.

Continued...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Eloisa just wants to be loved Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang