Chapter 22 - Ujian Dungeon Lagi?

4 1 0
                                    

Di pagi itu, seorang gadis bernama Tania Nene von Taenia berdiri di depan kelas untuk menjelaskan pelajaran mereka kali ini. Mereka tidak mempelajari sihir tingkat lanjut sebelum menelusuri setidaknya 2 lantai. Karena kemarin lantai pertama gagal, maka para pro mencari jalur teraman yang ada di dungeon itu.

"Aku akan membawa teman teman komite ku termasuk Nona Komite itu sendiri yang akan menemani kita masuk ke dungeon ..." ucap Tania Nene.

Kemudian dari pintu, masuklah beberapa anggota Komite Akademi. Mereka adalah Hana Gerald, yang merupakan ketua Komite, Mariabelle Huston yang pernah berpapasan dengan Haruto saat bertemu kakaknya, Hana. Kemudian ada Clarabelle von Mesinna, putri bangsawan dari wilayah kecil bernama Mesinna. Lalu terakhir adalah Erina Huston, adik dari Mariabelle Huston yang juga penerus kedua setelah Mariabelle.

"Nona Hana merupakan petarung terampil, jadi tidak perlu khawatir... jika dibandingkan, dia ini setara dengan petualang tingkat B," ucap Tania.

"Tu- tunggu, jangan mengada-ngada, Nona Tania..." ucap Hana malu-malu.

"Baiklah, ada yang ingin ditanyakan...?" tanya Tania.

Seorang siswa mengangkat tangan. "Ya, kamu yang di sana," ucap Tania sambil menunjuk siswa itu di pojok.

Siswa itu sedikit melirik ke arah Haruto, "Anu, di kelas ini ada juga Haruto Gerald... apakah dia saudara angkat Anda?" tanyanya kepada Hana.

"Maaf... bisa diulangi lagi pertanyaanmu? Aku tidak bisa mendengarnya dengan baik," ucap Hana dengan nada sedikit kesal. "Aku akan mendekat dan ulangi pertanyaanmu..."

Hana pun mendekat. Tanpa disadari, Hana mendekat dengan perasaan marah yang meluap-luap. Sebelum siswa itu sempat mengulangi pertanyaannya, Hana mengayunkan tangannya yang mengepal dan mematahkan meja yang digunakan siswa itu.

BRAK!! "Kau barusan menghina Haruto...? Saudara angkat...? Apa kamu sudah bosan dengan hidupmu, ha...?" ucap Hana dengan pandangan dingin ke arah siswa itu.

Suasana kelas menjadi hening seketika, semua mata tertuju pada Hana yang berdiri dengan amarah yang terlihat jelas. Tania, yang menyadari situasi ini bisa memburuk, segera melangkah maju.

"Dengan begitu ... kami berdua ini adalah saudara kandung ..." ucap Hana yang kemudian tersenyum setelah meremukkan sebuah meja. Orang itu kini benar benar ketakutan dan dia diminta untuk mengambil meja di ruang komite sendiri.

"Untuk meja mu ... aku mohon maaf ... silahkan ambil di ruang komite sen-di-ri ..." ucap Hana.

"Kakak menakutkan ..." gumam Haruto.

Suasana kelas masih tegang setelah insiden tersebut, namun Hana berusaha mengendalikan dirinya dan menenangkan suasana. Siswa yang tadi bertanya, sekarang ketakutan, segera bergegas menuju ruang komite untuk mengambil meja baru.

Setelah suasana sedikit mereda, Tania kembali mengambil alih pembicaraan, mencoba mengalihkan perhatian para siswa. "Baiklah, mari kita lanjutkan pertemuan ini. Kami di sini untuk menjawab pertanyaan kalian dan memastikan kalian mendapatkan informasi yang diperlukan."

Salah satu siswa yang duduk di barisan depan mengangkat tangan, tampak ragu-ragu. "Saya ingin bertanya tentang program pelatihan dungeon hari ini ... apakah kita akan membuat tim sendiri atau dibuatkan ...?"

Mariabelle Huston, yang berdiri di samping Tania, menjawab dengan tenang, "Program pelatihan itu akan di buatkan oleh kami, karena tidak semuanya memiliki kemampuan ... jadi akan di pisah untuk yang masuk kategori kuat akan di bawa ke lantai dua ... dan lantai pertama hanya untuk pemula ..."

Clarabelle von Mesinna menambahkan, "Selain itu, ada juga pelatihan khusus untuk meningkatkan kemampuan magis bagi yang memiliki bakat sihir. Kami akan mendatangkan beberapa instruktur dari luar untuk memberikan pelatihan intensif setelah menyusuri dungeon pada hari ini nanti ..."

Dead or Alive in Second Life : RETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang