Sudah tiga hari, tetapi Chesa masih belum berbaikan dengan Arumi. Untuk yang lainnya, mereka sudah seperti biasanya kepada dirinya. Ia juga sudah kembali akur dengan Amora. Denaya juga sudah tidak se-sensi sebelumnya.
Yang Chesa pikirkan sekarang hanyalah Arumi. Ia berharap segera berbaikan dengan Arumi dan dirinya kembali diurus oleh gadis itu.
Karena jujur, Chesa sangat kerepotan tanpa bantuan Arumi. Gadis itu menarik kata-katanya kembali saat pernah mengatakan bahwa ia akan baik-baik saja tanpa bantuan Arumi, nyatanya tidak.
Seperti pagi ini, ia sedang mencari dasi sekolahnya. Ia mengeluarkan semua pakaian yang ada di lemarinya. Ia juga membongkar tas berisi baju yang sudah di laundry, membuat isinya berserakan di kasur tidurnya.
Ashel, yang masuk kamar untuk mengambil ponselnya yang tertinggal itu melongo. Melihat bagaimana kamar mereka saat ini berantakan penuh dengan pakaian milik Chesa.
"Astaga, Chesa. Lo cari apa sampai berantakan gini." Ucap Ashel sambil memegang kepalanya.
Chesa menggaruk kepalanya, "Cari dasi gue kak, kemana ya."
"Lo simpen dimana?" Tanya Ashel.
"Gak tau, gue lupa nyimpennya. Biasanya Kak Arumi yang beresin pakaian sekolah gue." Jawab Chesa sambil kembali mencoba mencari dasinya.
Ashel mau membantu mencari tapi saat ini dirinya terburu-buru karena ada jadwal piket.
"Gue panggilin Kak Arumi ya, gue udah mau telat."
Tanpa menunggu jawaban Chesa, Ashel segera keluar kamar berniat memanggil Arumi. Beruntungnya ia berpapasan saat selesai menutup pintu kamar.
"Kak Arumi, gue minta tolong."
Arumi menatap Ashel dengan menaikkan sebelah alisnya. "Apa?"
Ashel menunjuk ke dalam kamar, "Tolong bantuin Chesa, dasinya ilang gatau kemana. Gue buru-buru banget, thanks kak."
Arumi melihat Ashel berlari meninggalkan dirinya. Kemudian matanya menatap pintu kamar yang tertutup itu. Ia melangkah pelan dan membuka pintunya.
Arumi memperhatikan kamar milik Ashel dan Chesa yang berantakan itu. Mulutnya menganga melihat baju-baju berserakan di mana-mana.
"Lo cari dasi tapi kenapa semua dikeluarin?" omel Arumi sambil mulai memungut pakaian Chesa yang ada di lantai.
Chesa sedikit kaget dengan kedatangan Arumi. Apalagi melihat gadis berkacamata itu saat ini melipat kembali pakaian miliknya dengan cekatan. Arumi menyimpan seragam sekolah Chesa sesuai dengan almamaternya agar tidak susah mencarinya nanti.
Chesa hanya diam memperhatikan, ingin membantu tapi ia sadar diri jika akan lebih merepotkan. Akhirnya, mata Chesa tertuju pada tangan Arumi yang terulur dengan dasi yang ia cari.
"Kalau nyari itu pelan-pelan. Pakaian sekolah itu satuin sama atributnya juga biar nyarinya gak repot," ucap Arumi.
"Bangun tidur itu selimutnya langsung dilipat. Handuk basah simpan di jemuran balkon, jangan disimpan di atas kasur," lanjutnya, menceramahi Chesa sambil merapikan tempat tidur gadis itu.
Setelah selesai, Arumi mengambil handuk basah tadi dan berniat menjemurnya di balkon. Saat ingin bergerak, Chesa tiba-tiba memeluk Arumi sampai mundur ke belakang. Untung Arumi masih bisa menahan tubuhnya agar mereka berdua tidak jatuh.
"Maafin gue, Kak," suara Chesa terdengar bergetar. "Gue tahu gue salah dan udah buat Kak Arumi marah. Gue janji bakal berubah jadi lebih baik. Tolong, jangan marah lagi sama gue. Ayo dong maafan, marah lebih dari tiga hari gak baik."
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGED [BABYMONSTER] ✓
Teen Fiction[ END ] Bagaimana jika 7 siswi yang tidak akur itu tinggal satu asrama bersama? Please don't copy. © aphrooditee_ | 30 Mei 2024 - 30 Juli 2024