Bab 17

55 2 0
                                    

Tok

Tok

Tok

"King buka pintu nya." Ucap Sasa pelan.

Ceklek

Sean membuka pintu yang menuju balkon.

"Kenapa lama sekali pulang, terus kok kamu manjat sayang ?" Tanya Sean.

"Aku malas King lewat depan, nanti ketemu mama dan papa, lagi malas di tanya tanya." Jawab Sasa.

"Jadi sering kamu seperti ini ?" Tanya Sean dengan tatapan penuh menyelidik.

Sasa bingung harus jawab apa , dia hanya cegegesan seperti ketahuan mencuri.

"Jadi ponakan ku ini tidak se cupu yang aku pikir kan." Sean menyandar kan Sasa ke dinding.

"King aku tidak macam macam ko, cuman kalau bosan suka sering ke klub." Jawab Sasa gugup.

"Aku sekarang paham, kamu dulu sering ngurung diri dengan alibi belajar, ternyata diam diam pergi."

"King itu kan dulu, lagian dulu yang sering bikin galau itu King tau ngak, aku cinta sama King tapi takut di tolak, ya akhir nya klub tempat pelarian." Ucap Sasa mengerucut kan bibir nya.

"Ngapin di klub ?"

"Aku cuman minum saja kok King ngak aneh aneh."

Sean menghela nafas lalu menjauh dari Sasa, Sean duduk di ranjang milik Sasa.

"Apa aku salah bicara King ?" Tanya Sasa menghampiri Sean.

"Tidak Sa, aku yang merasa bersalah pada mu, aku tidak tau perasaan mu itu sangat dalam, maafkan ketidaktahuanku ini." Sean menundukan kepala nya.

"King jangan merasa bersalah, seharus nya aku yang bisa lebih dewasa."

Sean memeluk tubuh mungil Sasa, Sasa dengan senang hati membalas nya.

"King aku mau." Bisik Sasa di telinga Sean.

"Mau apa gadis nakal ?"

"King aku istri mu sudah tidak gadis lagi, kenapa panggil aku begitu ?"

"Ya sudah istri nakal kalau tidak mau di sebut gadis ."

Plak

"Aku istri baik baik King, jangan panggil aku istri nakal." Wajah Sasa berubah cemberut.

"Istri nakal... istri nakal." Ejek Sean.

"King jangan sampai aku murka ya." Ancam Sasa.

"Ih takut, ternyata istri nakal ku ini menakukat ya." Sean mencubit kedua pipi Sasa.

"Baik lah akan ku tujukan pada King seberapa nakal nya aku." Sasa beranjak pergi masuk ke kamar mandi.

Sean tergelak melihat istri kecil nya merajuk.

Tidak lama pintu kamar mandi terbuka, Sasa keluar dengan mengunakan lingerie.

Rambut yang panjang tergerai indah, Sean sampai sampai menelan ludah dengan kasar.

Sasa mengambil ponsel nya dan menghidup kan musik, Sasa mulai menari striptis.

"Sa jangan pancing aku seperti itu." Sungguh Sean tak kuasa melihat kemolekan tubuh sang istri di tambah lagi Sasa menari melengak lengok membuat jiwa kelakian nya meronta ronta.

Namun Sasa bukan nya berhenti malah semakin mengila, Sean ingin mendekat Sasa malah menghindar.

"Tidak semudah itu King, akan ku buat yang di bawah sesak."

CEO TAMPAN DAN QUEEN MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang