Chapter 14

38 16 22
                                    

"Aku tidak ingin menyeret seseorang lebih jauh lagi dalam kehidupanku yang jelas-jelas belum sepenuhnya pulih."

●●●

Keesokan harinya Agress sudah menunggu Eyra didepan rumah tanpa sepengetahuan gadis itu. Yang ditunggu-tunggu pun akhirnya keluar.

Tin~

Eyra sontak menoleh.

"Agress?" ia pun menghampiri mobilnya. Kaca mobil terbuka menampakkan pemiliknya.

"Masuk, Ra."

"Hah?"

"Berangkat bersama."

"Mengapa kau tidak mengabariku terlebih dahulu, Gress?"

"Lebih baik kau masuk saja, keburu telat."

"Ck, oke-oke."

Eyra pun akhirnya menurut, Agress melajukan mobilnya.

"Tumben banget," cibirnya

"Ingin saja, memangnya masalah?" ketus Agress. Eyra membuka ponselnya, terdapat notifikasi yang bertubi-tubi dari grup jurusannya. Jiwa keingin tahuannya pun menguar, Eyra lantas membuka grup tersebut.

"Pulang jam berapa?" pertanyaan Agress belum di gubris, Eyra masih fokus menatap layar ponselnya.

"WHAT?!!" ucapnya histeris dengan tiba-tiba.

"Kenapa sih Raa?"

"Hah?" ia mengangkat kepalanya.

"Eh tidak, tadi kau menanyakan apa?"

"Aneh. Dasar lemon. Apa sih memangnya yang kau baca sejak tadi?" Eyra pun terkekeh.

"Ini grup jurusanku dari 4 angkatan berisik sekali, mereka sedang membicarakan dosen baru di fakultasku."

"Oh ada dosen baru?"

"Iya, sudah satu bulan lebih, mana masih muda lagi."

"Ganteng?"

"Tentu! Pake banget Gress."

"Gantengan siapa jika disandingkan denganku?" Eyra sontak menyipitkan kedua matanya.

"Mulaiii narsiss deh," lantas Agress tertawa mendapatkan reaksi Eyra.

●●●

"Ra, kau akan pergi ke studio bukan?" gadis itu mengangguk seraya membuka loker miliknya, ia akan mengganti pakaiannya sebelum memasuki studio.

"Gilak, aku sangat penasaran sekali dengannya, kata anak-anak umur kita hanya selisih satu tahun dengannya, kok bisa yah dia sudah menjadi dosen saja," Eyra terdiam sejenak, ia mengingat pertemuan-pertemuan yang tidak disengaja itu dengan Artha.

"Dekati saja jika kau memang penasaran dengannya."

"Kau pasti penasaran juga kan Ra? eh btw bagaimana hubunganmu dengan Agress, kalian sudah jadian yah? Sepertinya aku pernah melihatmu ditepi danau bersamanya," tambahnya lagi. Eyra sontak menoleh.

"Kau kan tahu Agress adalah sahabatku."

"Tapi apa kau yakin tidak memiliki perasaan dengannya? Lagian tidak apa-apa kali, Ra. Jujur saja dengan perasaanmu," Eyra termenung sejenak. Tak lama pundaknya ditepuk.

"Kan melamun, ciee mikirin apa tuh, aku ke studio duluan yah. Anak orang jangan digantung ra, wkwk" kemudian gadis itu meningalkan Eyra dengan isi kepala yang berkecambuk.

Aku tidak ingin menyeret seseorang lebih jauh lagi dalam  kehidupanku yang jelas-jelas belum sepenuhnya pulih.

Tanpa sepengetahuannya, seseorang tengah menatapnya dari kejauhan. Bahkan ia mendengar semua percakapan keduanya.

ResetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang