Aku terduduk di mejaku. Menulis berbagai tragedi selama hidupku, singkatnya aku menulis di buku diary sembari meminum obat herbal. Oh ya, tiga taun terakhir aku mengalami penyakit aneh, dimana kepalaku akan terasa pusing ketika malam tiba. Dan dari sana lah aku harus meminum rutin obat pahit setiap malam.
"Yang mulia." Ku dengar seseorang memanggil, suaranya tak asing. Itu adalah Kasim Han. Ia menghampiriku dengan penuh hormat, lalu mengajakku untuk pergi ke permandian yang sudah Kasim Han dan para pelayan siapkan.
Ku letakan alat tulis ku pada saat itu juga. Menyimpan rapi buku-buku berisikan kenajisan para petinggi. Aku menatap Kasim Han yang tengah tersenyum, lalu berjalan melewatinya.
Usai berjalan tak begitu lama dari kamar, terlihat perdana menteri berjalan menuju kamar putri mahkota. Entah apa yang akan ia lakukan, tapi aku patut mencurigainya.
Aku terlalu larut berfikir sampai tak terasa aku dan Kasim Han sudah sampai di tempat permandian. Terlihat ratusan kelopak mawar merah tertata rapih di bak mandi.
"Yang mulia, ini adalah kelopak mawar terbaik. Saya harap Anda menyukainya." Serunya padaku.
"Pergilah." Suruhku pada Kasim Han.
*****
Aku tetiba di kamar. Terlihat putri mahkota terduduk lemas dengan gaunnya. Ada yang aneh. Wajahnya pucat penuh keringat. Matanya merah dengan nafas yang tersengal-sengal.
"Yang mulia." Sahutnya tersenyum ketika melihatku menatapnya.
"Apa yang kau lakukan disini!?" Tanyaku datar.
Putri mahkota tersenyum padaku, lalu membelai halus dadaku yang sedikit terbuka.
Dengan sigap aku menghempaskan tangannya dari dadaku. Mataku melebar dan menatapnya dengan penuh amarah.
"Apa yang kau lakukan! apakah aku mengizinkan mu untuk menyentuhku?" Ucapku kasar.
"Yang mulia, izinkan aku berada di bawah kendalimu malam ini. Aku tau sangat berat bagimu di usiamu yang muda ini, kau tidak pernah merasakan tubuh seorang wanita." Ucapnya menggoda.
Ku dorong putri mahkota keatas kasur beralaskan sprei sutra miliku. Ia terlempar dengan sempurna, membuat ia terbaring dengan rambut panjangnya yang terurai. Ku turunkan badanku yang besar kearahnya, lalu ku dekatkan wajahku kehadapan wajahnya. Matanya kini terpejam, mungkin bersiap untuk ku raup bibirnya.
"Pasti sangat sulit untuk mengatakan ini padaku. Namun aku tidak akan melakukannya." Ucapku halus. Ku arahkan pandanganku kearah lehernya. Terlihat beberapa lebam berwarna merah keunguan terletak pada leher putri mahkota.
"Dan lihatlah ini." Aku menyeringai kecil, kemudian menaikan tubuhku dan menjauh dari tubuh putri mahkota.
Putri mahkota terlihat terkejut, matanya membulat dan bibirnya bergetar. Aku yakin dia menyembunyikan sesuatu.
"Tamatlah sudah riwayat mu putri mahkota." Lanjutku.
Putri mahkota terbangun dari kasur, kemudian ia berlari keluar kamar dengan penuh rasa malu.
"Yang mulia." Ketika pintu kamar masih sedikit terbuka, seseorang datang menghampiri ku. Dia adalah Edward. Ajudan ku yang baru saja pulang dari bukit xanthone untuk berlatih.
"Aku membawa banyak kabar yang mulia." Ucapnya.
"Tutup pintu itu, pastikan tak ada satu orang pun yang akan berani masuk ke ruangan ini. Dan segera ceritakan semuanya." Suruhku pada Edward.
Edward bergegas menuju pintu kemudian ia menutupnya.
"Tidak ada yang tau bahwa kepergian mu ke bukit xanthone hanyalah sebuah kebohongan?" Tanyaku.
"Tidak ada yang mulia. Namun apakah terlintas di benak yang mulia, ketika melihat perdana menteri menuju kamar putri mahkota selarut ini?" Ucap Edward.
"Ya. Aku tentu mencurigainya. Terlebih lagi ketika putri mahkota kemari dalam keadaan yang aneh."
"Maaf yang mulia. Ini pasti mengejutkan, tapi saya mendengar suara racauan dan desahan dari ruangan putri mahkota. Anda pasti tau apa yang saya maksud."
"Maksudmu, perdana menteri bersenggama dengan putrinya sendiri?" Tanyaku keheranan.
"Betul yang mulia."
"Kita lihat saja nanti, ku harap putri mahkota mengandung anak dari ayahnya sendiri. Itu akan menjadi satu-satunya bukti untuk menyingkirkan dua dari puluhan orang beracun di istana ini." Ku naikan bibirku, lalu ku lihat diriku yang tengah tersenyum lebar mendengar kabar mencengangkan ini di dari pantulan kaca besar.
"Dan, yang mulia, satu hal lagi yang perlu kita selesaikan."
"Apa itu?"
"Tentang obat herbal. Saya rasa ada yang tidak beres dengan obat yang Anda minum setiap malam."
"Mengapa kau berfikir demikian?"
"Logikanya jika obat itu ampuh untuk menyembuhkan penyakit, yang mulia tidak akan menderita penyakit ini dengan waktu yang lama jika di beri pengobatan."
"Betul juga." Aku termenung sesaat, lalu mengambil mangkuk tempat obat herbal ku di tuangkan.
"Coba periksalah ini." Aku menyodorkan mangkuk itu pada Edward, kemudian ia mengendus dan meresapi setiap bau yang ia cium dari mangkuk itu.
"Ini bukan obat herbal. Ini anggur dengan kadar alcohol yang tinggi."
"Apa!? maksudmu, selama tiga tahun terakhir ini aku meminum anggur?"
"Betul yang mulia."
"Apakah ini alasan penyakit aneh yang ku idap?"
"Betul yang mulia. Dan salah satu peracik obat di istana menghilang satu pekan terakhir."
"Kita perlu mencarinya. Esok malam, temui aku disini dan siapkan baju penyamaran ku."
"Baik yang mulia."
Jangan lupa vote ceritanya yaa.
Thankyou 🌹🌹
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST MY PROPERTY
Romance- LOST; MY PROPERTY - 🍷 Written By : Siena Ester 🍷 Ketika seseorang tamak terhadap harta dan kekuasaan, mereka akan melakukan segala cara untuk mendapatkanya. Meski itu membunuh, memitnah, menggulingkan, menjadikan orang tak bersalah sebagai kamb...