Tentang apa yang telah dilakukan, aku pikir semua ada balasannya. Semacam hukum give and take. Apa yang kita beri untuk orang lain, baik akan akan berujung baik, buruk akan berujung buruk. Minimal ada orang yang melakukan hal serupa seperti hukum karma.
Seperti halnya jodoh, kata orang jodoh adalah cerminan diri sendiri. Tapi diluaran sana banyak orang baik tapi jodohnya jahatkan?? Apa benar kata-kata tentang cerminan diri sendiri itu salah??
Tidak, itu tidak salah. Memang benar jodoh adalah cerminan diri sendiri, apa yang kita tanam itu yang akan kita tuai. Berbuat baiklah supaya kita selalu dikelilingi oleh orang baik juga, berbuat baiklah supaya jodoh kita baik juga.
Tentang mereka yang baik bertemu orang jahat bukan berarti dia jahat. Tapi Tuhan tau kalau kamu itu sangat baik dan bisa merubah orang yang jahat menjadi baik. Semua itu bukan tentang cerminan, tapi tentang bagaimana kita cara menanggapi situasinya.
Seperti halnya Sienna sekarang, dia adalah perempuan baik yang kenapa harus bertemu laki-laki seperti Zafan, sungguh sial bukan??
Setelah mendengar ucapan Zafan tentang buku yang Dinda tanda tangani mata Sienna bulat sempurna, apa dia kaget karna ucapannya terdengar oleh ketingnya atau dia kaget dengan respon kating itu. Sungguh menyebalkan bukan??
Tapi Sienna tidak bisa bertindak apa-apa dia cuma bisa melihat punggung Zafan yang sudah pergi meninggalkan mereka.
"Sienna kamu gapapa?? "
"Kalau kamu keberatan gapapa aku aja yang di hukum" Ucap Dinda merasa tidak enak.
"Gapapa, nanti makin ribet kalau aku ambil tanda tangan persma gila itu" Ucap Sienna.
"Kita baris lagi aya yuk" Ajak Sienna dengan muka melasnya.
"Yakin gapapa?? "
"Gapapa" Jawab Sienna.
Berjalan menuju lapangan tempat semua orang berkumpul disana, berbaris dengan kelompoknya masing-masing di tengah panasnya kota jakarta yang siapa saja akan mengeluh jika harus berhadapan dengan matahari itu.
Tapi mau bagaimana lagi sebagai maba kita harus seperti babu yang menuruti seniornya pada masa ospek ini.
"Oke 30 menit sudah lewat yang teman-teman"
"Ada yang paling banyak dapet tanda tangan disini?? "
"Ada yang dapet 10??"
"8?? 7?? 6?? atau 5?? "
"Ohh kamu 5??" Tanya Shela.
"Bagus bagus, tepuk tangan teman-teman untuk apresiasinya" Ucao Shela yang membuat semua orang bertepuk tangan kecuali Zefan.
"4 ada?? Ohh banyak juga yahh"
"3?? Banyak juga 2?? 1?? "
"Waw kalian hebat-hebat yah ngerayu panitia sampe semunya dapet tanda tangan jadi gak mungkin kalau ada orang yang gak dapet kan??"
"Tapi coba deh tanya dulu, apa ada orang yang gak dapet tanda tangan dari panitia?? " Ucap Shela yang tiba-tiba hening.
Zafan menatap acuh Sienna, dia akan melihat bagaimana kejujuran Sienna. Apa dia akan mengakui dirinya yang tidak mendapatkan tanda tangan panitia??
Dengan perasaan ragu Sienna mengangkat tangannya secara perlahan. Dia tidak boleh berbohong, apapun resikonya dia harus hadapi meskipun hati kecilnya menuai kebencian pada Zafan.
Sial kenapa dia harus ditunjuk untuk menghadap presma tadi?? Seandainya kalau panitia lain Sienna pasti dengan mudah mendapatkannya. Sungguh keberuntungan tidak berpihak pada Sienna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apa Itu rumah (SUDAH TERBIT)
Teen FictionTernyata rumah bukan tempat ataupun siapa yang membuat kitanya nyaman. Kenyatannya mereka akan hilang jika sudah waktunya tiba. Berharap atau menggantung sesuatu kepada mahluk yang katanya hanya sementara hanya membuat suatu harapan yang berakhir ke...