+__Irrelevance-Di pisahkan__+

38 7 0
                                    

*

*

*

*

*

*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*

*

*

*

*

Langkah kecil itu terus berlari mengejar sosok anak yang sedari tadi telah mengacuhkan panggilan darinya. Peluh keringat mulai terlihat pada dahi anak itu kala dengan segala usahanya dalam mengejar bahkan sedikit berteriak untuk memanggil tetap di hiraukan__seakan suara dan sosoknya adalah angin lalu yang tak terlihat.

"Jaemin!" serunya tak berputus asa.

Yah__Huang Renjun. Tepat setelah bel sekolah berbunyi, dengan segala usahanya untuk dapat berbicara dengan Jaemin, anak itu langsung mengejar sang empu kala Jaemin langsung berlalu begitu saja saat Renjun berusaha untuk berbicara dengannya.

Hingga tepat saat keduanya telah keluar dari area sekolah, dan mulai berjalan di pinggir trotoar untuk pulang__Jaemin tetap menghiraulan keberadaanya. Kini banyak pasang mata yang menatap mereka bingung sekaligus penasaran dari raut mereka__tapi Renjun tetap dengan tekadnya untuk berusaha berbicara dengan Jaemin apapun yang terjadi. Di belakang mereka bahkan kini terlihat Jeno yang ikut serta mengejar kala melihat Renjun tetap berusaha agar dapat berbicara dengan Jaemin.

"Renjun! tunggu!" teriak Jeno dari belakang.

Mereka bertiga terlihat saling mengejar satu sama lain, Jaemin dengan kaki cukup jejangnya sebagai anak berusia sekitar 12 thn itu berjalan dengan cepat__menghiraukan sosok yang sedari tadi telah memanggil namanya di belakang sana.

"Jaemin!" lagi dan lagi suara itu kembali cukup menggema memanggil namanya__tangan Jaemin terkepal kuat kala jauh di lubuk hatinya terdalam Jaemin sangat ingin merespon panggilan Renjun.

Tapi ia tidak bisa__fakta di mana beberapa tempo lalu ancaman sang kakak yang di lontarkan untuknya bukan main-main, Jaemin tidak ingin mengambil resiko lebih dan di buat lebih menjauh dari sosok mungil di belakangnya. Jaemin sangat menyukai Renjun, hingga untuk lebih jauh dari sekedar tak menemaninya berbicara akan membuat hatinya resah tak karuan.

Bruk

"akh"

"Renjun!"

Sebuah suara jatuh bersamaan teriakan Jeno yang cukup menggelegar memasuki indera pendengaran Jaemin__anak bermarga Na itu pun dengan refleknya langsung berbalik tatkala menyadari sosok mungil yang terus menerus mengejarnya sedari tadi ternyata terjatuh akibat tersandung tali sepatunya yang terlepas. Jaemin bersiap akan berlari untuk mendekat, mengecek keadaan Renjun kala rasa khawatir menyerangnya, sebelum tatkala sebuah suara familiar berseru memanggil namanya dari belakang.

Irrelevance [NoRenMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang