Bagian 36

28K 898 105
                                    

Warning‼️ NC 21+  full sex scene, sedikit frontal.
Harap bijak dalam memilih bacaan ya adik-adik manis.

.

.

.

"Mas, ngentot!"

Padahal Jendral sudah coba menahan dirinya, matanya bahkan sudah tertutup hendak berpura-pura tidur setelah mengucek klitoris istrinya di kamar mandi tadi, mengabaikan sang ratu yang terus memancing dengan mengusap dada bidangnya sensual.

Bukannya apa-apa, masalahnya Jendral tak yakin ia bisa bermain hanya dengan satu ronde di malam pertama mereka ini, makannya Jendral berniat menundanya hingga besok sebab memikirkan sang istri yang akan kelelahan menghadapinya berhubung seharian ini si cantik juga sudah melakukan beragam aktivitas yang menguras tenaganya.

Tapi saat kata-kata frontal itu terucap, mata Jendral seketika membola tak jadi berpura-pura tertidur. Bisa-bisa istrinya mengucap kata sekotor itu disaat Jendral sedang mencoba menekan nafsunya.

Jendral pun langsung mengukung tubuh yang lebih kecil membuat si empunya sempat tersentak kaget tapi kemudian langsung tersenyum menang.

"Jujur sama Mas, kenapa kamu mulai sering ngucapin kata-kata kotor kayak gitu? Waktu itu juga, pas kita pertama kali bersetubuh. Kamu mancing Mas pake kata-kata jorok kayak gitu siapa yang ngajarin?" tuding Jendral.

Jendral hanya tak habis pikir. Istrinya itu baru berumur 18 tahun tapi kenapa mulutnya sangat liar sekali? Apa memang pergaulan anak muda sekarang sebegitu terbukanya atau bagaimana?

"Adek baca cerita-cerita yang di aplikasi ini, Mas. Perut Adek geli pas coba ngucapin kata-kata itu tapi Adek suka pas lihat Mas terkejut." jelas Nana sambil menunjukkan aplikasi belogo huruf 'W' yang berwarna orange itu lalu meraih tubuh kekar sang suami untuk ia peluk.

Oke. Ingatkan Jendral untuk lebih mengawasi gadget sang istri, mengawasi apa-apa saja yang boleh dan tak boleh diaksesnya agar otak istri cantiknya tidak tercemar terlalu jauh.

"Mas, katanya kalau orang nikah itu bakal ada malam pertamanya Mas. Kita juga ada? Maksudnya malam pertama itu kita bakalan ngentot kayak haritu lagi kan, Mas?" lanjut Nana melempar tanya bertubi-tubi dengan wajah polosnya.

Jendral tentu pusing. Semua itu sangat berbanding terbalik. Bagaimana bisa istri kecilnya ini bertanya hal seperti itu dengan ekspresi bak bocah innocent? Jendral kan jadi semakin turn on sekarang.

"Sayang~ Kamu mulutnya kotor banget. Bisa gila Mas kalau kamu begini terus." Jendral merengek, menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Nana sambil memeluk lembut tubuh sang submisif.

Dalam hati, Nana terkikik geli. Ia selalu suka momen setiap Jendral mendengar kata-kata kotor dari mulutnya. Responnya selalu membuat Nana ingin mengulanginya lagi dan lagi, menggoda sang suami terus-menerus sesuai dengan apa yang ia pelajari dari bacaan-bacaan haram di hp-nya.

Kini Nana memilih untuk terus maju melanjutkan langkahnya. Di usap-usapnya lembut kepala bagian belakang Jendral lalu perlahan turun mengusap sensual tengkuk sang suami seraya berbisik,

"Daddy, ayo entotin memek Adek sampai Daddy puas, eungh~"

Jendral membeku, jantungnya tak aman, dadanya bergemuruh dan tubuhnya benar-benar meremang sekarang.

Tak usah ditanya, kejantanannya sudah sekeras batu di balik piyama satin couple yang ia gunakan.

Kini Jendral mengangkat tubuhnya guna melihat wajah seseorang yang mampu memporak-porandakan pikiran Jendral hanya karena mulut luar biasanya.

Mas Jendral |[NOMIN]| {END} ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang