"BERHENTI MENGEJAR KU NARUTO!"
"T-tidak akan, kau sudah tau jawabanku apa Sasuke,"
Pemuda berambut Raven itu menatap tidak percaya atas jawaban yang didengarnya, jawaban yang sama setiap ia melontarkan kalimat yang sama pula. Sudah lewat bertahun-tahun bahkan hampir sepuluh tahun lebih, namun kenapa tekad pemuda pirang yang bodoh itu tetap sama? Tidak kah dia ketahui jika Sasuke risih? Dan merasa lelah atas segalanya? Atas pengejaran yang tanpa henti? Dan juga omong kosong itu semua?
Naruto terengah-engah ia terpojok dengan kondisi babak belur di setiap inci tubuh terdapat luka memar berwarna ungu dan beberapa goresan yang mengeluarkan darah. Tak hanya itu saja, Naruto mengalami patah tulang di bagian lengan kanannya sehingga ia hanya bisa menggunakan tangan kiri untuk bergerak. Kaki Naruto terlipat begitu tubuhnya sudah tidak kuat menopang berat badannya sendiri, Naruto tampak begitu parah. Wajah yang tampan dihiasi oleh berbagai macam luka ... Dan, juga ... Kesedihan.
Sasuke memandang sinis, "lihat dirimu sekarang Naruto,"
"Kasihanilah dirimu sendiri, dan tinggalkanlah aku. Berhenti membual dan pergi!" Sasuke terus memberikan tatapan nyalang pada bola mata sapphire jernih yang mengering ke arah onyx hitam legamnya.
Bukannya keputusasaan yang didapat Sasuke, melainkan senyuman tulus dari Naruto. "Apa kau sudah lupa janjiku, teme?"
Sasuke menggertakkan gigi, apa apaan itu! Masih sempat mengatai dirinya teme???!
Dengan sekuat tenaga Naruto bangkit, pahlawan dari perang dunia Shinobi ke empat itu sepenuhnya menghabiskan chakra hanya untuk menangkis serangan demi serangan yang dilancarkan oleh Sasuke. Kurama bahkan merasa sangat marah kenapa chakra dirinya yang sangat banyak itu tidak digunakan untuk menyerang balik, melainkan bertahan habis-habisan layaknya orang gila? Sebenarnya Kurama sendiri bertanya, kenapa Naruto begitu tegas dalam pendiriannya yang ingin mempertahankan Sasuke? Sedangkan Uchiha terakhir itu sendiri enggan menerima siapapun disisinya?
'naruto, kau begitu naif'
Lagi, Naruto tersenyum.
Dia sudah berdiri tegak, tatapannya lurus menghadap Sasuke yang kini bersiap siaga untuk menyerang kembali. Naruto menghela nafasnya, "janjiku adalah untuk membawa mu pulang, dan menemukan apa artinya rumah Sasuke,"
Sasuke meludah sembarang, dia benci omong kosong anak dari hokage ke empat. Meskipun sudah berperang bersama sama, Sasuke tetap membenci Naruto yang selalu mengejarnya tanpa alasan!
"Aku tidak butuh rumah!"
"Yang ku butuhkan saat ini adalah kau mati, Naruto," desis Sasuke nyalang.
Sasuke tahu, Naruto sudah tidak akan sanggup bertarung lagi dengannya jadi dia mengeluarkan jutsu petir chidori dan bersiap siap untuk menyerang Naruto. Dalam kepala pemuda Uchiha itu hanya ada kata membunuh Naruto, tetapi berlainan sisi dengan hatinya yang terus menolak untuk membunuh orang yang selalu mengejar dan menganggap Sasuke itu teman.
Naruto mundur empat langkah, dia bertanya, "aku akan tetap membawa mu pulang Sasuke!"
Sasuke menggeram, "lebih baik aku pergi dan tinggal dalam kesunyian yang abadi, dibandingkan aku harus pulang dan bertempat tinggal pada desa pecundang!" Teriak Sasuke.
Naruto mengangguk, dia menemukan jawabannya.
Kurama didalam sana bergerak gelisah, 'jangan gegabah pirang jelek! Jika kau mati aku bagaimana?!'
'Tapi aku sudah tau jawaban nya, Kurama'
'maafkan aku, tapi aku janji kau akan baik baik saja Kurama'
KAMU SEDANG MEMBACA
Benang Takdir
ФанфикPairing : NaruSasu Sasuke baru tahu jika Naruto menyimpan perasaan padanya ketika sang rival sudah bertunangan dengan Hinata. Lantas apakah takdir akan membiarkan mereka berpisah? Atau ada diantara mereka yang ingin mengaitkannya bersama?