(14) perihal masa lalu

6 3 0
                                    

Brukk!!

"TAPI APA, ITU BENAR KAN," itu suara zizan yang tidak sengaja mendengar ucapan raden, hanya ucapan raden, "HIPNOTIS APA, HESSA MENYADARI TINDAKAN NYA WAKTU ITU."

"zizan lo kenapa kesini," zizan menatap reno dengan tatapan tajam.

Azizan memegang kerah baju reno sehingga reno berdiri dari tempat duduk nya, "SEHARUSNYA GUE YANG NANYA, KENAPA LO DISINI," zizan mendorong reno hingga reno terjatuh di lantai.

Hessa berdiri dari tempat duduk nya, "APA YANG RADEN BILANG ITU BENAR BANG," zizan menoleh ke arah hessa lalu ia berjalan mendekati hessa, "gue memang di hipnotis sama ayah gue bang, gue lakuin itu tidak sengaja gue dikendalikan sama ayah gue."

"OMONG KOSONG," zizan mendorong tubuh hessa ke dinding dengan sangat kuat sehingga punggung hessa kesakitan dan membuat dinding tersebut sedikit retak.

Azizan memegang kerah baju hessa lagi ia mendirikan hessa yang terjatuh akibat dorongan nya, zizan mencekik leher hessa dengan kuat membuat hessa tidak bisa menghirup oksigen.

Bima, raden, dian, rendra panik karena hessa akan kehabisan nafas, mereka pun menarik tangan zizan agar berhenti mencekik leher hessa

"LEPAS BANGS*T," bima berusaha menarik tangan zizan sekuat tenaga.

"ZAN LO JANGAN GILA," reno berteriak ia juga membantu keempat pria itu untuk menarik tangan zizan dari leher hessa, namun hasilnya nihil zizan sangatlah kuat tangan zizan masih tetap mencekik leher hessa.

"MATI AJA LO MATI," pekik zizan di hadapan hessa.

Tidak ada pilihan lain reno bertekad untuk melakukan hal yang ada di pikiran nya, reno mengambil pisau di saku celana nya lalu...

Srukk!!

Reno menusuk tangan kanan zizan, keempat pria itu kaget melihat tindakan reno yang di luar nalar.

"aghh, ren lo," rintih zizan kesakitan ia melepaskan tangan nya dari leher hessa, hessa terjatuh dan pingsan di lantai, di leher nya terdapat bekas cekikan berwarna merah dan keempat temannya itu spontan mendekati hessa yang telah pingsan.

Azizan memegang tangan kanan nya yang dipenuhi oleh cairan berwarna merah pekat.

Reno juga terkejut dengan tindakan nya ia menjatuhkan pisau nya di lantai, ia melihat kedua tangan nya yang sedikit ada tetesan darah zizan tangan nya bergetar hebat ia menatap zizan yang kini juga sedang menatapnya dengan mata nya yang seperti kecewa.

"m-maaf," batin reno ia tidak tahu kenapa dengan diri nya ini.

"gue kecewa sama lo ren," batin zizan lengan kanan nya masih dipenuhi darah ia lalu langsung pergi dari basement itu meninggalkan keenam pria itu.

Reno segera menyusul zizan dengan berlari, ia mendapati zizan yang sedang mengobati lengan nya sendiri di sofa reno ingin membantu namun di dalam diri nya ia tidak mampu melihat wajah zizan yang kesakitan.

Reno memaksa diri nya untuk pergi ke zizan dan ingin mengobati lengan nya, "s-sini gue obati lengan lo," reno mengambil kotak p3k di meja depan sofa itu.

"gausah," zizan mengambil paksa kotak p3k itu.

Reno melihat zizan yang seperti kesulitan mengobati lengan nya, "sini gue bantuin."

"GUE BILANG GAUSAH," bentak zizan, zizan mengambil kapas lalu ia obati lengan nya sendiri dengan perlahan, setelah selesai ia balutkan lengan nya dengan perban.

"lo udah kecewa kan gue 3 kali ren," zizan berbicara dengan nada lembut.

"m-maaf gue ga sengaja," zizan menatap reno dengan tatapan kecewa

"gak sengaja apanya, lo ngelakuin itu dalam keadaan sadar lo kalau mau bela mereka pergi aja, biar gue mati," zizan sudah melemah namun ia masih berusaha kuat di hadapan reno

"jangan gitu zi," mata reno berkunang ia ingin menangis, karena ia tidak ingin kehilangan zizan sahabat nya

"jika lo tau yang sebenarnya lo bakal tetap belain mereka atau belain gue, lo ga tau rasanya melihat orang tua lo di bunuh sama orang yang sudah di anggap adik kandung sendiri di depan mata, DEPAN MATA REN," zizan menutup wajah nya mengunakan tangan besar nya, "gue kangen ayah dan bunda gue ren."

Air mata reno menetes, baru kali ini ia melihat zizan selemah ini dan semenyerah ini, dia tidak tahu harus bagaimana ia mencoba menenangkan zizan dengan mengusap usap punggung zizan

"bunuh gue ren, bunuh aja gue, gue pengen ketemu sama ayah dan bunda gue," zizan mengambil pisau di meja lalu ia taruh di tangan reno, "bunuh aja gue ren," zizan melebarkan kedua tangannya agar apa yang di pikir kan nya tercapai.

"tidak," reno melempar pisau itu hingga mata pisau tertancap di dinding rumah itu.

Air mata zizan mengalir deras, kini dia sudah melemah sangat lemah ia berbicara dengan nada yang lesu, "gue sudah anggap lo seperti zilan ren, walaupun kita tidak ada hubungan keluarga tapi gue sudah anggap lo sebagai adik kandung gue ren, hanya lo satu satunya keluarga gue sekarang tapi lo malah kecewain gue..."

"masih ada hessa zi, dia adik lo yang sesungguhnya lo harus dengerkan penjelasan nya."

"JANGAN MENYEBUT NAMA ITU, DIA BUKAN ADIK GUE, DIA SUDAH BUNUH ORANG TUA GUE DIA HARUS MENERIMA HAL YANG SETIMPAL," zizan berdiri dan melajukan jalan nya ke arah pintu basement.

Azizan membuka pintu basement lalu ia melihat hessa yang sudah sadar dari pingsan nya namun di leher nya masih ada bekas cekikan, hessa tahu ia harus apa ia mendekati zizan lalu ia dekap kan tubuh zizan yang lebih besar darinya.

"gue ga sengaja bang, tolong maafin gue..."

#DAY14 Salmasr13



Masa lalu seorang psychopath (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang