7. MEREKA DAN DALAMNYA✔️

13 6 0
                                    


Hai Readers👋
Happy Reading🥰
Semoga suka, Aamiin🤲
Jangan lupa vote dan komen yaa✨

7. Mereka Dan Dalamnya

"Dek, ini kamu mana?" Tanya seorang wanita paruh baya yang sedang menonton siaran ulang liputan kemerdekaan kemarin.

"Halah Ma, Kayak gak tahu aja Adek. Palingan dia dibelakang layar lagi," cibir seorang laki-laki dewasa yang sibuk berkutat dengan skripsinya.

"Aku yang pegang kamera Ma," balas seseorang yang menjadi pusat pembicaraan mereka, Anzel.

Kakaknya Anzel, Bayu menoleh menatap adiknya itu, "Lo gak mau coba gitu didepan layar?" Tanyanya.

"Enggak minat," balas Anzel dengan cueknya, ia memang bisa dibilang tidak terlalu suka tampil didepan layar, itu alasannya memilih menjadi fotografer, ia suka dibelakang layar.

Mama kecewa mendengar jawaban dari Anzel, "Padahal Mama mau lihat kamu didepan layar," ucapnya. "Biar Mama bisa banggakan kamu ke teman-teman arisan Mama," sambung Mama Leny, Mamanya Anzel.

"Gak perlulah Ma, Anzel malu. Lagipula Mama udah sering lihat aku, live lagi didepan Mama," ujar Anzel menatap malas dengan keinginan mamanya itu.

Anzel merupakan anak bontot, jadi tak heran ia mendapatkan kasih sayang yang berlimpah dari orangtuanya dan kakaknya.

"Jaga kesehatanmu Dek, jangan sampai kecapekan," ingat Mama Leny.

Anzel mendekat, kepalanya ia rebahkan di pangkuannya Mamanya, "Iya-iya Ma, Adik bakal jaga kesehatan," Anzel menyakinkan Mamanya itu.

**

Tok tok

Bunda masuk ke kamar anak gadisnya membawa baju-baju yang sudah dicuci dan disetrika nya, "kamu bagus banget kemarin, bunda bangga sama kamu!" Ujar Bunda dengan bangga.

"Makasih Bun," balas Zalfa senang mendengar pujian dari Bundanya.

Bunda memasukkan baju-baju itu ke lemari pakaian hingga ia menemukan sebuah baju yang asing, "Sayang, Ini almamaternya dikembalikan gak?"

Zalfa menoleh menatap almamater yang dipegang Bundanya, "Mungkin Bun, kan kemarin cuma dipinjami."

Zalfa teringat akan perlakuan manis yang hadir dari Anzel, ia bingung. Namun, dilain sisi ada rasa senang yang tak bisa diutarakan begitu saja.

Bunda menaruh almamater tersebut ditempat yang mudah terlihat, "Bunda taruh sini yaa, Besok kamu segera kembalikan almamaternya."

"Kembalikannya ke siapa Bun?" Tanya Zalfa bingung.

"Bunda juga gak tahu sayang." Bunda berpikir sesaat, "Gimana kalau Anzel, biar sekalian kamu bisa pdkt," ucap Bunda memberikan ide.

"Iya Bun," balas Zalfa senang.

Kesempatan bague, gue bisa ketemu Kak Anzel lagi, batin Zalfa senang.

Malu dong kalau nanti kalau gue sendirian, Zalfa berpikir sejenak.

Aha

Hai, Kak Anzel! [SELESAI]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang