Hari kian bergulir saling bergantian, sudah tiga hari gadis dengan rambut menjuntai panjang ke bawah itu diantar jemput oleh ojek pribadinya.
Iya, ojek pribadi yang dimaksud adalah pria berambut cokelat. Siapa lagi jika bukan Tara.
Ria masih mengingat jelas ketika Tara mengajaknya ke tempat panti pijat. Sungguh, kejadian yang mengundang tawa di kala keheningan menyelimuti gadis itu di malam hari ini.
"Rii!" panggilan yang cukup keras dari sumber suara membuat aktivitas Ria yang semula tertawa menjadi terperanjat buru-buru ia menuju kamar sebelah dimana sang Ayah terbaring lemah.
"Iya ayah!" sahutnya seraya mengambil langkah.
Hanya dengan hitungan detik Ria sudah berada di bilik kamar sang Ayah, memang kamar keduanya saling berdampingan, dan itu membuat Ria merasa beruntung sekaligus bersyukur.
Karena dirinya tak perlu susah payah untuk menghabiskan langkahnya dan atau mungkin menuruni anak tangga, persis seperti desain rumah mewah yang dipamerkan oleh owner skincare di aplikasi TokTok dan selalu fyp ke beranda milik Ria.
"Ria ngiranya ayah udah tidur loh!" ucap Ria seraya mendekatkan langkahnya ke ranjang yang ditiduri Aji.
"Ayah kebangun, Ri" ucap Aji yang membuat Ria mendekatkan tangannya untuk memijat tangan sang ayah, barangkali ayahnya itu merasa pegal dan membuat nya terbangun, pikir Ria.
"Terus ayah kenapa? hm" tanya nya yang masih memijat tangan sang ayah.
"Ayah mimpi ibu mu lagi Ri" Ria bisa melihat kali ini tatapan Aji penuh dengan arti yang sepertinya berat untuk menceritakan hal tersebut kepada dirinya.
Ria tak menjawab ia hanya tersenyum kecil "Itu artinya ibu lagi rindu kita yah, Ibu udah tenang di sana. Ria juga selepas solat gak pernah lupa untuk doa'in ibu dan ayah" ucapnya menenangkan sang ayah.
"Tapi rasanya beda Ri, mimpi kali ini.." Aji menggantungkan kalimatnya, ia masih ragu untuk menceritakan mimpi yang ia alami kepada Ria.
Ria menatap mata sang ayah, berharap Aji melanjutkan kalimatnya itu.
"Ibu mu seperti mengajak ayah untuk ikut dengannya Ri" Ria berusaha mencerna kalimat yang di ucapkan ayahnya tersebut dan menghentikan aktivitas yang semula memijat tangan Aji.
Ria mengusap jemari tangan sang ayah dan berusaha menenangkan agar Aji menganggap bahwa mimpi tersebut hanya bunga tidur belaka.
Memang manusia itu harus senantiasa mengingat akan ajal yang menjemput, akan tetapi untuk tanda-tandanya kita tidak bisa memprediksi dan hanya tuhan yang menentukan itu semua.
Ria tersenyum kecil "Ayah mimpi itu cuman bunga tidur, ga usah terlalu dipikirin ya. Ayah banyakin berdo'a aja sama allah" ucap Ria dengan nada setenang mungkin agar ayahnya itu tidak memikirkan mimpi tersebut.
Aji menatap ke atas langit-langit kamar, mungkin ada secercah sinar jawaban di atas sana.
Ria kembali menenangkan Aji seraya menggenggam tangan sang ayah "Udah, ayah tidur lagi. Banyakin istirahat sama inget sama allah ya ayah."
Layaknya seperti seorang ibu menenangkan anak kecilnya yang terbangun karena mimpi buruk. Ria di paksa dewasa oleh keadaan dimana ayahnya yang semakin hari semakin tua dan semakin mengucapkan hal tidak-tidak.
Mungkin kalian akan mengira jika Ria akan menyerah dan mengeluh layaknya orang yang sudah lelah dengan kehidupannya?
Perkiraan kalian salah jika kalian berpikir seperti itu, Ria tahu dirinya sedang di tahap ujian sang pencipta jadi ia akan tetap sabar dan ia harap kelak nanti akan memetik buah dari kesabarannya itu.****
Jam menunjukkan pukul 09.45 pagi hari dimana Ria sudah selesai mengerjakan pekerjaan rumahnya, begitu pun dengan urusan per kerupukan ia sudah meng handle semuanya dengan baik dan sesuai to do list yang ia buat tentunya.
Tidak lupa dengan mengurus sang ayah, itu adalah nomor satu bagi dirinya.
Jika di ulang kembali hal pertama yang dilakukan mengurus sang ayah adalah dengan mengganti popoknya, apa kalian pikir Ria akan jijik? tentu tidak, karena itu sudah menjadi kebiasaan dan kewajibannya setiap hari.Bagi sebagian orang yang kebutuhan finansial nya terpenuhi mungkin akan berpikir untuk menyewa seorang perawat. Tetapi ini kan Ria, untuk makan saja ia sudah sangat bersyukur sekali.
Ya, inilah kehidupan sesungguhnya harus dijalani, baik ataupun buruknya itu sendiri.
Ria menghela nafas lega "Huh!, selesai juga nih" netra nya kini sedang mencari-cari benda yang zaman sekarang mungkin 99% orang memiliki benda pintar tersebut.
"Oh iya, kan lagi di charge" ucapnya seraya menepuk jidat yang tidak bersalah.
Setelah mengambil dan mencabut handphone-nya yang semula di isikan daya, kini gadis itu membiarkan bokongnya menduduki kursi kayu yang menurut dirinya itu adalah tempat ternyaman di ruang tamu.
Ria mulai berkutat dengan layar gawai nya, sampai dimana ia menemukan aplikasi yang familiar dan selalu menemani kejenuhan dirinya ketika sudah selesai mengerjakan seluruh pekerjaan di rumah.
Ya, aplikasi TokTok. Aplikasi yang banyak di unduh oleh warga Net, karena di dalamnya bukan hanya konten goyang-goyang saja tetapi banyak referensi dan motivasi sehingga menggugah diri untuk menjadi pribadi lebih produktif.
Seperti saat ini vidio yang sedang Ria lihat, di dalamnya berisi tips bagaimana menemukan peluang bisnis di era digital seperti zaman modern sekarang ini.
"Kayaknya aku harus buat toko online shop deh" ucapnya memberi ide kepada diri sendiri.
"Biar produk kerupuk aku ini semakin maju dan berkembang" lanjutnya dengan senyuman sumringah penuh semangat.
Ria sudah mulai merencanakan sesuatu untuk pengembangan produk jualannya ini. Mulai dari membuat toko online, kemasan produk, label jualan sampai dengan menambahkan varian rasa agar tidak terlalu dominan original.
Semoga saja rencananya ini berhasil dan berjalan mulus sesuai dengan ekspektasi Ria. Author hanya bisa mendoakan hehe..
Oh iya, untuk hari ini Ria tidak ada jadwal untuk menitipkan produk jualannya itu. Ya, layaknya seorang wirausahawan muda, ia bisa kapan saja mengambil hari liburnya.
Tenang saja ia tidak terlalu sering mengambil hari libur, bisa-bisa dirinya dan ayah tidak makan selama satu hari penuh.
Begitu pun dengan Tara ojek pribadi gadis itu, Ria sudah mengirimkan pesan kepada lelaki itu agar hari ini tidak usah mengantar dirinya seperti hari-hari biasa. Dan Tara hanya membalas pesan dari dirinya dengan emoticon jempol khas bapak-bapak.
tara budiman🤓
lo ga usah jemput, gue ada urusan
👍🏻
Tidak perlu heran dengan nama kontak Tara, karena menurut pribadi Ria nama Tara itu cocok dengan nama akhiran Budiman, memang ada-ada saja pikiran gadis ini.
"Idih, dia kira kayak gitu cool kali? kayak bapak-bapak sih iya" ucap gadis itu setelah membaca balasan pesan dari Tara.
****
Oi oi oi! jangan lupa vote yaa! jangan jadi silent readers🤥
mampir ig gue : nunuran1_
thanks luvv💗💗
KAMU SEDANG MEMBACA
A DREAMER
Dla nastolatkówIni adalah sebuah kisah Ria lebih tepatnya Riantika Laurensia gadis remaja lima belas tahun yang putus sekolah, dan merelakan hidupnya menjadi seorang tulang punggung dengan berjualan kerupuk dan menjajakannya di kantin-kantin sekolah dan toko kelon...