Alex mencuri pandangan singkat ke arah Mila dan menyadari bahwa ia adalah wanita bercadar. Dia merasa penasaran dan tertarik pada cara berpakaian Mila yang sopan dan sesuai dengan nilai-nilai keagamaannya. Alex mengagumi kepribadian yang kuat yang terpancar dari binar mata Mila. Sehingga Alex ingin mencari tahu lebih banyak tentangnya.
Mila merasa sedikit tegang tapi yakin pada dirinya sendiri karena ia telah dipanggil kedalam untuk melakukan wawancara kerja oleh pemilik perusahaan. Mila memutuskan untuk mengenakan cadarnya walaupun ia tahu tidak mungkin wanita bercadar sepertinya mudah untuk melamar pekerjaan, karena ia ingin menunjukkan kesetiaannya pada nilai-nilai agamanya.
Alex punya kesempatan untuk bertemu dengan gadis seperti Mila yang menarik perhatian secara tidak sengaja melamar pekerjaan ditempatnya. Alex sepertinya juga sudah memutuskan bahwa ia ingin Mila lah yang mengisi jabatan kosong tersebut. Bukan karena pengalaman atau kemampuan Mila. Tapi ada sisi lain yang menginginkan hal tersebut.
Alex melihat Mila dengan lembut, lalu dia angkat bicara.
"Saya senang Anda datang kesini, Mila. Pakaian Anda menunjukkan bahwa Anda mempertimbangkan nilai-nilai agama sebagai bagian penting dari kepribadian Anda - saya menghargainya" Ia tersenyum pada mila sambil mengambil catatan di kertas kosong yang diletakkan di atas meja kayu.
"Saya berharap kita bisa berbicara lebih banyak tentang latar belakang dan pengalaman Anda. Bolehkah aku memulainya?"
Mila menjawab dengan tegas dan percaya diri.
"Tentu saja, Pak Alex. Mila siap untuk menjawab pertanyaan Bapak"
Mila kemudian meletakkan tas kerjanya di lantai dan bersiap menanggapi pertanyaan yang Alex akan ajukan.
"Sudah lama kau memakai cadar, Mila?" Tanya Alex dengan sedikit melirik mata mila.
"Cukup lama pak. Sejak Mila lulus SMA 2 tahun lalu" Mila agak bingung kenapa pak Alex menanyakan hal itu saat wawancara.
"Berapa umurmu?"
Saat pertanyaan itu diajukan, Mila memahami bahwa usia dapat menjadi faktor penting dalam proses rekrutmen.
"Kini saya berusia 20 tahun, Pak" jawab Mila dengan tegas dan mantap.
"Sangat muda dan begitu anggun" Secara tidak langsung memuji Mila.
Saat mendengar pujian Alex, Mila tersenyum tipis dibalik cadar coklatnya. Dia merasa agak gugup tetapi tetap mempertahankan rasa sopan santunnya.
"Terima kasih, Pak" ucap Mila dengan suara yang lantang dan jelas.
Alex sambil membaca surat lamaran yang Mila serahkan sebelumnya.
"Oh, kau masih gadis Mila?" Tanya Alex
Mendengar pertanyaan Alex, Mila mengangguk sambil menjawab dengan lembut.
"Ya, Pak. Mila belum menikah"
Mila kemudian mengambil napas dalam-dalam. Melihat Alex sedang membaca isi surat lamaran dari Mila tersebut.
"Apakah ada sesuatu yang tidak bapa pahami dari surat lamaran Mila, Pak?" tanyanya dengan lembut.
"Aku paham dengan surat lamaranmu"
"Tapi ada yang perlu kau tahu Mila" Kata Alex
Mila mendengarkan dengan penuh perhatian, dia menunggu hingga Alex melanjutkan perkataannya.
"Sebenarnya ini bukan perusahaan tapi ini hanya sebuah Butik Muslimah. Apa kau tidak jadi masalah bekerja disini, Mila?" Tanya Alek sambil menjelaskan.
Mila merasa kaget, karena saking fokusnya pada wawancara dan lingkungan yang ia hadapi, ia tidak pernah mengecek detail tentang tempat yang di sarankan Andri ini Namun dia menyadari bahwa tempat ini juga tidak jadi masalah jika ada lowongan disini. Namun demikian, dia tetap menunjukkan rasa hormat dan tekadnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mila Safitri - Akhwat Cadar Yang Terbuai
Fiksi PenggemarMila Safitri adalah seorang mahasiswi bertubuh mungil dan selalu terlihat sederhana serta sopan. Ia memiliki tinggi 150cm dengan tubuh ideal yang selalu tertutupi gamis yang longgar. Ia memiliki wajah manis dan dipercantik oleh bibir tipisnya serta...