Bab 3 Dibalik Pesan

718 5 0
                                    

Sore itu.

Seteleh wawancaranya selesai. Dengan semangat Mila langsung bergegas pulang dan ingin segera mengabari ibunya bahwa ia sudah diterima bekerja.

Sesampainya didepan pintu.

Rumah Mila adalah sebuah rumah kecil yang terletak di pinggir kota. Terbuat dari bahan-bahan yang sederhana seperti kayu, batu bata, dan genteng tanah liat. Warna cat eksterior rumah ini putih tapi terlihat cukup lusuh. Satu-satunya dekoratif di halaman depan rumahnya adalah pot tanah beserta bunganya. Halamanya pun hanya terdapat kebun kecil yang diisi oleh beberapa jenis bunga dan tanaman hijau yang segar.

Saat memasuki rumah dari pintu depan, kita langsung masuk ke dalam ruang tamu yang diisi oleh satu set kursi dan meja kayu yang sederhana. Ruang tamu ini terkesan cukup minim dan hanya memiliki sedikit aksesoris atau pajangan di sekitarnya.

Kemudian, di belakang ruang tamu, terdapat meja makan sederhana di mana Mila biasa makan bersama dengan ibunya. Kursi yang digunakan pun sederhana dengan bahan plastik, menampilkan kesederhanaan gaya hidup Mila.

Meski rumahnya sederhana, Mila selalu menjaga kebersihan rumahnya dengan baik. Semua ruangan terlihat rapi dan teratur dengan sedikit dekorasi dinding, seperti kaligrafi dan lukisan sederhana. Seluruh rumah bersih dan terawat dengan baik, memberikan kesan rumah yang nyaman dan damai bagi siapa saja yang datang berkunjung.

"Assalamu'alaikum bu. Mila pulang"

Mila perlahan masuk kedalam rumah dan segera menuju kamar ibunya.

Uhuk uhuk uhuk.

Terlihat ibunya sedang berbaring di kasurnya. Dengan gamis dan jilbab cadar coklat yang masih ia pakai Mila merasa khawatir dengan kesehatan ibunya yang semakin memburuk. Apalagi setelah ayahnya yang meninggal dunia dua tahun lalu saat ia masih duduk di bangku SMA. Membuat semangat yang tadi digantikan oleh kesedihan.

"Bagaimana keadaan ibu?" Tanya Mila cemas.

"Tidak usah khawatir nak, ibu tidak apa-apa. Hanya sedikit batuk" Kata ibunya menenangkan Mila.

Mila tahu kalau kalah ibunya berbohong karena dengan melihat dari kondisinya.

"Ibu sudah makan?"

"Bagaimana jika Mila suapkan?"

"Sudah minum obat kan?" Tanya Mila.

"Tidak perlu nak, ibu sudah kenyang. Obat pun sudah ibu minum"

"Bagaimana dengan lamaran pekerjaanmu, apakah sudah membuahkan hasil nak?" Tanya ibunya dengan lesu.

"Alhamdulillah bu, Mila diterima bekerja di  sebuah Butik, sebagai sekretaris"

"Gajinya lumayan, Rp2.300.000 perbulan" Kata Mila menjelaskan tentang gaji yang ada di Surat Kontrak saat wawancara.

"Dan mulai besok pertanggal 16 Mei Mila sudah bekerja disana" Jelas Mila.

"Alhamdulillah nak. Maaf kau bersusah payah karena keadaan ibu seperti ini" Ibunya merasa bersalah.

"Tidak jadi masalah bu, Mila kan anak ibu" Sambil memeluk dan mencium pipi ibunya dengan manja. Tetap menyembunyikan kesedihan yang walau keadaan ibunya tidak baik baik saja.

Setelah itu, seperti biasa Mila melakukan aktivitas sore harinya dengan menyiram tanaman. Tak ayal, ada beberapa orang yang memperhatikan Mila saat menyiram tanaman itu dikarenakan penampilan Mila yang langka di sana. Terkadang Mila risih, terkadang Mila acuh akan hal itu.

Tak lupa mila juga membereskan rumahnya agar terlihat bersih dan rapi.

Selepas ia melakukan aktivitas itu. Dia menuju ke kamarnya untuk melepas semua pakaiannya. Mulai dari gamis, jilbab dan cadarnya. Tak lupa sepasang handsock/manset dan kaus kakinya serta dalamannya. Memakai handuknya dan menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Karena hari sudah menunjukkan pukul 17:30.

Mila Safitri - Akhwat Cadar Yang TerbuaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang