Bab 4 Perlahan Berontak

945 4 0
                                    

Fajar mulai beranjak.

Aktifitas pagi mila dilakukan seperti biasa. Mulai dari memasak hingga menyiapkan kebutuhan ibunya yang sedang sakit terbaring dikamar. Agar Mila dapat bekerja dengan tenang saat meninggalkan ibunya.

Selepas mandi, ia langsung memakai pakaian serba hitam mulai dari jilbab yang menutupi hingga dadanya, cadar dan gamisnya serta sepasang manset jari dilengannya. Tidak ada riasan atau make-up yang membalut wajahnya. Lagipula tidak ada yang menatap wajahnya langsung karena tertutupi oleh cadarnya. Bahkan Mila sama sekali tidak menggunakan parfum karena menurutnya itu akan menarik perhatian laki-laki dari penciumannya dan akan mengundang syahwat lainnya. Hal itupun yang membuat keanggunan yang lebih natural.

Pukul sudah 07:20.

Mila berjalan menuju tempatnya bekerja yaitu Butik Muslimah yang pemiliknya bernama Alex. Mila hanya berjalan menelusuri trotoar kota karena jarak rumahnya ke sana hanya berkisar kurang lebih 5 menit. Ditambah lagi, Mila memang tak punya kendaraan pribadi seperti motor dan hanya mengandalkan Ojek Online atau semacamnya untuk berpergian jauh.

Sesampainya dibutik, ternyata butik sudah buka jam 07:00 tadi. Karena Mila bekerja sebagai sekretaris Pak Alex maka jamnya pun dibedakan dari jam buka butik.

Ketika Mila sampai didepan pintu butik dia melihat kasir yang sedang duduk di kursi dibelakang meja kasir.

"Assalamu'alaikum, permisi apakah Pak Alex sudah datang?" Mila bertanga di kasir itu.

"Waalaikumsalam bu, ibu siapa yah?"

"Soalnya Bapak Alex tidak bisa ditemui. Apakah ibu sudah mengatur pertemuan dengannya?" Tanya kasir itu

Mila agak terkejut dan tersenyum padahal umurnya masih muda tapi sudah dipanggil ibu. Tapi Mila memaklumi karena wajahnya tertutupi cadar.

"Saya mila, sekretaris baru Pak Alex yang kemarin diterima bekerja disini" Kata Mila.

"Oh Ibu Mila" Kasir itu kaget.

"Maaf bu, aku tidak tahu. Pak Alex sudah ada dikantor dilantai atas"

"Silahkan bu, biar aku antar, maaf aku benar-benar tidak tahu" Kasir itu seperti merasa bersalah dan setelah tahu ia begitu menghormati Mila sebagai atasannya.

"Terima kasih, biar Mila kesana sendiri. Maaf yah bukan Mila menolak" Mila sambil tersenyum di balik cadar.

Sebelum Mila menuju ke lantai atas.

"Oh ya nama kamu siapa? Dan umurmu berapa?" Tanya Mila.

"Namaku Indri Putri. Bisa dipanggil Putri. Bisa dipanggil indri. Umurku 20 tahun bu"

"Oh Putri, Umur kita sama. Berarti cukup panggil namaku saja. Karena agak aneh jika aku dipanggil ibu" Jelas Mila kepada Putri sambil tertawa.

Putri terkejut karena umur mereka sama.

"Baik Mil. Maaf aku tidak tahu" Jelas Putri tertawa juga.

Melihat seorang pramuniaga wanita yang sedang menjelaskan produk ke pembeli. Mila pun bertanya.

"Kalau dia siapa put?"

"Dia Nissa, Mil"

"Oh sampaikan padanya yah. Soalnya aku ingin segera ke lantai atas karena mungkin Pak Alex sudah menunggu"

"Sepertinya dia masih melayani seorang pembeli"

Mila mulai berjalan menuju lantai atas dengan menelusuri rak dan manekin yang memajang pakaian, aksesoris dan kebutuhan muslimah lainnya. Mila melihat berbagai macam desain dan warna pakaian Muslimah di sana mulai dari hijab, gamis/abaya dll. Membuat Mila sedikit tergiur ingin juga memilikinya.

Mila Safitri - Akhwat Cadar Yang TerbuaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang