PROLOG

27 9 4
                                    

Seorang gadis remaja yang masi terbaring di atas kasur, dengan selimut putih membalut tubuhnya, masi saja bergelut dengan tidurnya bersamaan dengan mimpi yang menghiasi alam bawah sadarnya.

Seakan tak mau memulai kembali harinya, padahal cahaya matahari sudah menembus dari jendela kaca. Selang beberapa menit jam alarm yang ia pasang berbunyi keras tepat di samping telinganya

Tangannya menggapai tombol untuk mematikan suara yang di keluarkan oleh jam alarm, ia mendudukkan tubuhnya, mengerjapkan matanya yang masi berat untuk terbuka.

Tak mau berlama-lama ia pun turun dari atas kasurnya dan melangkah menuju kamar mandi untuk memulai kegiatannya pagi ini

Setelah sepuluh menit menghabiskan waktu di dalam kamar mandi ia keluar dengan anduk kimono berwarna cream yang sudah terpasang di tubuhnya, ia memakai baju sesuai ketentuan di hari senin

Putih abu-abu

Ia memakai baju dengan beberapa bet yang sudah terpasang sesuai dengan yang di perintahkan sekolah. Di dada sebelah kanan tertulis namanya
LUZA STEORA LUANA
Di lengan sebelah kanan terdapat logo sekolahnya bernama SMA AIRLANGGA di sebelah lengan kiri tertulis IPA 2 sesuai dengan kelas yang ia tempati

Sudah merasa rapih dengan pakaian yang ia pakai, rambut sebahu yang ia gerai, dan parfum yang sudah semerbak wangi. Ia pun berjalan keluar kamar menuju meja makan yang sudah terisi oleh ayah, ibu, dan adiknya.

"Pagi ma, pa, adek" sapanya hangat kepada anggota keluarganya

"Hm pagi" sapa balik ayahnya

"Cepet makan makanan nya nanti terlambat " ucap ibunya

Luza hanya mengangguk kecil dan mulai memakan makanan yang sudah tersaji di piring lengkap beserta lauk pauk nya

Mereka ber empat makan dengan keheningan hingga sang adik, arunika menyelesaikan sarapan lebih dulu
" Aru udah selesai ma, pa" ucapnya

"Ayo sayang kita berangkat" ayahnya berkata dengan hangat

"Ma kita berangkat dulu yaa.. jangan kangen" arunika terkekeh kepada ibunya

"Iyaa sayang, hati hati" ibunya menjawab dengan senyum yang merekah

"Aku sama papa berangkat ya kak, kakak yakin gamau bareng" tanya sang adik

"Nggak kakak mau naik bus aja, udah sana berangkat nanti telat lagi" jawab luza dengan senyum

Ayah dan adiknya pun beranjak dari tempat duduk dan berjalan keluar dari pintu, tak lama ibunya juga beranjak dan berkata "cepet abisin makanannya kamu mau terlambat" setelah mengatakan itu sang ibu melangkah ke dapur meninggalkan luza sendiri di meja makan

Luza dan arunika berbeda selang satu tahun luza lebih tua. Sang adik berbeda sekolah dengannya, aru bersekokah di SMA ternama di kotanya. Tidak dengan luza yang hanya bersekolah yang biasa saja, itu sendiri sesuai kemauan dari luza, ia merasa semua sekolah sama saja

Luza beranjak dari meja makan dan melangkah keluar dari rumah, ia berjalan menuju halte bus terdekat, ia menggunakan transportasi umum untuk akses menuju ke sekolah, ia pernah di ajak ayahnya untuk berangkat bersama tapi ia merasa lebih nyaman menaiki bus

Setelah mendudukkan tubuhnya di kursi penumpang ia membuka ponselnya lalu memutar musik yang ada di playlist musiknya, dengan earphone yang sudah terpasang rapih di telinganya

Perjalanan dari halte bus menuju sekolahnya memakan waktu sekitar 5 menit, dan lima menit itu ia manfaatkan untuk mendengar musik. Luza sangat suka musik, menurut nya hari tanpa musik itu tak bernada

Setelah bus berhenti ia dan para siswa yang satu sekolah dengannya ikut turun, dengan earphone yang masih bertengger di telinganya dan musik yang masi mengalun ia berjalan santai masuk kedalam pekarangan sekolahnya

ia di sambut dengan beberapa bisikan bisikan yang di ciptakan oleh beberapa orang di sekitarnya, ada yang membicarakan cara jalannya, ada juga yang memuji kecantikannya, ada yang mengkritik pakaiannya. Entahla itu sudah bisa baginya

Luza cukup di kenal di sekolah , Luza merupakan anggota klub musik di sekolahnya ia sering mengikuti lomba bernyanyi dan tak jarang juga menjadi juara

Kini ia sudah sampai di dalam kelasnya ia duduk bersampingan dengan sahabatnya BUMI LEARA. Mereka sudah bersahabat sedari SMP, setelah duduk luza mencopot earphone nya dan mematikan playlist musik nya

"Dia belum dateng ya?" Tanya Luza menanyakan sosok dia kepada leara

"Belom, kayak gatau dia aja" ucap Bumi menjawab pertanyaan yang Luza tanyakan

"Gimana, udah dapet nomor nya belom" sambungnya

"Belom, susah ya dapetinnya" jawab Luza lesu

"Gimana mau susah orang ngobrol aja gak pernah" cibir Bumi

"Males banget kalo mau komunikasi duluan" balas Luza

"Orang itu kalo suka di kejar, usaha, jangan malah diem diem, cuma gue yang tau gak bikin rasa suka lo berhasil za" Bumi meyakinkan

"Lo tau gak ra istilah perempuan lebih mahal dari rasa cintanya, dan gue menjunjung tinggi itu. Meski sesuka apapun gue sama dia, biar gue aja yang tau biarin takdir yang brjalan sesuai rencananya " Luza sangat mantap dengan kata katanya

"Pendapat kita beda za, menurut gue kalo suka ya kejar, dan yakin dengan usaha, gue menjujung istilah lebih baik lelah berusaha daripada lelah belum mencoba"

Hening dari keduanya mereka memikirkan kata kata yang mereka ucapkan tadi, entah, Luza rasa semua orang punya pendapat masing masing. Keduanya tidak ada yang salah tergantung dari pribadi masing masing, mengejar cita tidak harus sama satu sama lain

Terdengar suara bising dari luar kelas Luza dan Bumi tidak kepo apa yang terjadi di luar, mereka berpendapat selagi tidak ada sangkut paut dengan mereka untuk apa mencari tau. Urusan hidup sendiri saja masih berantakan mau mengurusi hidup orang, buang buang waktu

Tapi sepertinya kali ini urusan itu bersangkut dengan Luza, sosok laki lagi dengan perawakan tinggi postur atletis dan kulit kuning langsat, hidung mancung, bibir berwarna merah muda dan hunter ayes menyempurnakan pahatan wajah itu

Luza menatap laki laki itu mulai dari ia melangkahkan kakinya ke dalam kelas sampai ia terduduk di tempat duduknya, Bumi yang melihat itu hanya menggeleng kecil

"Udah kali ngeliat nya " tegur bumi

Luza pun mengalihkan tatapannya pada Bumi "hari ini dia ganteng" ucapnya dengan senyum

"Tiap hari kayanya ngomong gitu terus, kapan sih dia jeleknya" ejek bumi

Dia ALKA RAFAZA SAGARA laki laki yang di kagumi para kaum hawa baik di sekolah maupun di luar sekolah, dan Luza salahsatunya, Luza sudah menaruh perasaan sedari mereka kelas X tahun kemarin

"Gaakan pernah ada jeleknya" ucap Luza puas

"Iya deh iya, dari pada bundir nanti" Bumi terkekeh

Karena terlalu asik mengobrol mereka bahkan baru menyadari sudah bel masuk ketika guru jam pertama masuk ke kelas mereka

"Udah bel ya?" Tanya Luza polos

" Udah dari tadii!" ucap beberapa murid yang mendengar pertanyaan luza

"Makanya jangan keasikan ngobrol" ujar guru itu

"Hehe maaf buk" Luza berucap dengan kekehannya untuk menutupi malu

Tak sadar ada Seseorang yang melihat tingkah lugu Luza hanya tersenyum gemas dengan tingkah yang Luza ciptakan. Senyum yang jarang terlihat dari wajahnya

Luza dan kawan kawannya tidak melakukan upacara di hari senin ini, dan dua senin yang akan datang

Upacara dilakukan satu bulan satu kali, sedangkan hari ini sudah memasuki senin kedua di bulan ini

*****

Gimana prolog nya?
Kalo ada kurang kata koreksi di komen ya pasti di notice kok, kita sama sama belajar juga

Terimakasih buat semua yang baca cerita ini

⚠️ada perubahan alur

Revisi :
(1136kata)
4 juni 2024

TBC.

Luka  |On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang