Part 25; Kita Bertemu Lagi Nanti [End]

961 91 27
                                    

Hari ini Belvin bertemu dengan Tara.

Berhadapan dengan laki-laki itu lagi setelah sekian lama, Belvin mendadak emosional. Perasaannya campur aduk. Senang, sedih, rindu hingga perasaan bersalah mendadak kembali menyeruak.

"Hai."

"Hai."

Setelah sapaan singkat itu, untuk sesaat hanya hening canggung yang tercipta di antara mereka. Ketika pelayan pergi dengan membawa pesanan mereka masing-masing, Tara menjadi orang pertama yang memecah hening.

"Apa kabar, Bel?" Tara dan senyum hangatnya... jujur Belvin merindukannya.

Belvin hanya tersenyum saja. Tidak menjawab.

Pertanyaan kabar adalah hal paling sulit untuk dijawab. Apalagi sekarang, kondisinya memang sedang tidak baik-baik saja. Tepatnya kondisi mentalnya tidak dalam keadaan baik.

Rasanya memang tidak ada yang berubah.

Padahal hubungannya dengan Gavin sudah kembali baik-baik saja. Tapi perasaan Belvin masih belum membaik.

Bukan, bukan karena Gavin. Tapi karena dirinya yang merasa bersalah telah membuat Gavin berada di situasi serba salah seperti kemarin. Dirinya yang merasa sedih karena membuat Gavin berada dalam situasi tidak bisa mengungkapkan perasaan yang sebenarnya karena khawatir membuatnya terluka.

Seperti tempo lalu Gavin bilang, "aku nggak capek, Bel. Aku nggak capek sama kamu." Padahal Belvin tahu Gavin pasti capek. Siapa juga yang tidak capek menghadapi orang yang tidak dalam keadaan mental stabil? Karena bahkan dirinya sendiri pun capek.

"Tar?" Belvin berbicara setelah beberapa saat hening.

"Ya?"

"... aku mau minta maaf."

Balasan tidak langsung Belvin dapatkan. Tara menatapnya lekat-lekat, lalu menjawab, "kamu baik-baik aja kan sama Gavin?"

Belvin tidak mengerti kenapa Tara tiba-tiba bertanya seperti itu. Dan dia mendadak bingung harus menjawab apa.

Rasanya merasa bersalah menjawab baik-baik saja di saat hubungannya dengan Gavin sekarang tercipta karena dia membuang Tara. Namun, menjawab tidak baik-baik saja juga bukan jawaban yang tepat.

Apa mungkin Tara bertanya seperti itu karena khawatir kembali dimanfaatkan karena menganggap hubungannya dengan Gavin sudah berakhir?

Jika benar... apa itu artinya Tara tidak mau menerimanya lagi?

"Kenapa... tiba-tiba nanyain itu?"

"Aku merelakan kamu karena aku percaya Gavin bisa memberikan kebahagiaan yang nggak bisa aku berikan. Kalau seandainya Gavin kembali menyakiti kamu lagi, aku yang akan sangat merasa bersalah, Bel, karena nggak bisa berusaha lebih keras lagi agar kamu mau sama kamu."

Ah... perkataan yang memupuk rasa bersalah Belvin semakin tinggi saja.

Tidak seharusnya Tara menyalahkan dirinya sendiri. Karena satu-satunya yang salah di antara hubungan mereka bertiga adalah diri Belvin sendiri.

Jika dulu, saat Belvin masih begitu membenci Gavin mungkin yang akan dia salahkan adalah laki-laki itu. Dia akan membenci Gavin yang membuatnya menyia-nyiakan orang seperti Tara.

Tapi sekarang Belvin sadar... yang salah di sini adalah dirinya.

"Kamu nggak salah apa pun, Tar. Jangan kayak gitu terus karena kamu nggak pernah salah apa pun." Belvin menautkan jari-jarinya di atas pangkuan. "Waktu aku bilang kamu berhak mendapatkan yang lebih baik, aku serius bilang kayak gitu. Seandainya rasa rendah diri aku ini nggak serendah ini, sejujurnya aku pun ingin bersama kamu, Tar. Aku ingin membalas semua ketulusan, kehangatan, kasih sayang, yang pernah kamu kasih ke aku. Tapi, aku nggak bisa. Karena... sejujurnya aku selalu merasa bersalah sama kamu. Aku merasa bersalah kalau kamu harus hidup selamanya dengan orang kayak aku. Aku merasa bersalah membuat kamu menyayangi orang kayak aku. Tapi aku juga merasa bersalah karena nggak mampu membalas semua rasa yang kamu kasih aku."

Dimana Ujungnya?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang