Forbearance

354 48 2
                                        

Karina terbangun di tengah malam untuk menemukan Yoshi tengah tertidur di sampingnya. Lelaki itu terlihat tenang saat terpejam, namun terlihat berbahaya saat matanya terbuka. Tapi bukan itu fokus Karina. Karena dirinya kini merasakan perutnya seperti diaduk. Mual, pusing membuat Yoshi terganggu tidurnya.

"Kau kenapa?" Tanya Yoshi dengan wajah bengkak khas bangun tidurnya itu. Dirinya sontak terduduk melihat wajah Karina yang pucat dan telapak tangannya yang menutupi mulut.

Karina menggeleng, mual nya semakin menjadi.

"Huek."

Tadinya ia akan beranjak setelah pusingnya sedikit mereda. Namun Karina dibuat tertegun ketika Yoshi terlihat begitu khawatir.

"Kesini, muntah kan disini." Yoshi mengadahkan kedua tangannya di depan Karina. Agar gadis itu dapat mengeluarkan isi perutnya tanpa perlu berlari ke kamar mandi.

Karina tersadar setelah mual nya kembali. Ia menepis tangan Yoshi, lalu mencoba berdiri walaupun sempat terhuyung karena pusing yang mendera.

Melihat itu Yoshi dengan sigap berdiri, menahan tubuh Karina agar tak jatuh. Secara otomatis Yoshi menjadi sandaran Karina sekarang.

"Muntahkan disini saja, tidak akan ada yang melihat." Kata Yoshi.

Tapi Karina tetap menolak. Ia menutup rapat-rapat mulutnya. Wanita itu terlonjak saat Yoshi tiba-tiba mengangkatnya dengan mudah. Membuat Karina reflek mengalungkan kedua tangannya pada leher Yoshi.

"Keras kepala!" Ucap Yoshi sambil berjalan cepat menuju kamar mandi.

Yoshi menurunkan Karina perlahan, dan gadis itu secara cepat menuju wastafel untuk memuntahkan sesuatu yang seakan mendesak keluar.

Yoshi melihatnya dengan sedikit perihatin. Dirinya secara reflek mengusap punggung Karina perlahan.

"Sudah?" Tanya Yoshi begitu Karina kembali berdiri dengan tegap. Wajahnya terlihat pucat pasi seolah tak ada tenaga.

"Kau sakit?"

Karina menggeleng lemah.

"Aku seperti ini sejak hamil." Balas Karina, sedikit sinis karena perubahan suasana hati yang mendadak. "Perutku sakit." Ucap Karina lirih.

"Perlu ku panggilkan dokter?"

Karina menggeleng.

"Kata dokter ini wajar." Ucapnya.

Yoshi mengangguk mengerti.

"Sini." Yoshi mengulurkan tangannya membuat Karina mengerutkan keningnya.

"Apanya?"

"Ku gendong lagi. Perutmu masih sakit kan?"

Karina sempat terdiam, namun sesaat kemudian respon Karina benar-benar diluar perkiraan Yoshi. Karina mendekatkan dirinya pada Yoshi, membuat laki-laki,itu lantas menggendong Karina seperti tadi.

Wanita itu membenamkan wajahnya pada dada bidang Yoshi, memejamkan mata sambil menghirup aroma yang membuatnya bersedia pada posisi seperti ini.

"Parfum apa yang kau pakai?" Karina bertanya begitu Yoshi menurunkan Karina diranjang. Sedangkan Yoshi yang sedang memasangkan selimut itu sempat bingung untuk sesaat.

"Parfum biasa. Mengapa?" Tanya Yoshi sambil berbaring di samping Karina.

"Dimana kau simpan?" Karina menghadap Yoshi kini.

"Di rumah, Kenapa?"

"Berikan padaku."

"Untuk apa?"

SCENIC || YORINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang