Elia menikmati segelas teh mawar lalu memotong kecil pie apel dan meletakkan di piring kecilnya. bibinya tidak henti-hentinya menceritakan ibunya yang dulu selalu mengguruinya hingga sekarang, kadang dia bercerita dengan expresi kesal kadang dia selingi dengan tawa. namun Elia masih menunggu jeda dimana dia bisa bertanya tentang Leoni, namun sepertinya tidak perlu lagi karena kehebohan sejenak terdengar tatkala suara Leoni bersorak mendapati sepupunya datang mengunjunginya. Ia segera meyongsong Elia dan memeluknya erat, namun setelah sadar apa yang dilakukannya ia mundur beberapa langkah lalu membungkukkan tubuhnya tanda menghormati sang putri.
"Maaf my Lady" ucap Leoni lirih, seketika Elia tertawa.
"Haruskah seperti itu?" Tanya Elia
"Ya, semua orang kecuali ayah dan ibumu" jawab Leoni hampir tersenyum.
Namun Elia tidak suka formalitas seperti itu, ia segera menarik tangan sepupunya itu menuju balkon.
"Apa yang terjadi di Lourdes" tanya Elia langsung ke poin, ia tidak suka basa-basi, hal itu membuat Leoni mengernyitkan kening heran lalu memiringkan wajahnya menatap lekat sepupunya itu.
"Sebelas bulan kita tidak ketemu, sekarang kamu baru menjengukku dan yang kamu tanyakan keadaan Loudres?, apa kamu sudah mendapat mandat dari kerajaan untuk megawasi Loudres?" Tanya Leoni hampir serius "kamu bahkan belum menayakan kabarku?"
"Haha.." Elia tergelak " sudah pasti kamu baik-baik saja, seperti biasa, tapi kudegar kamu sudah meninggalkan kebiasaan bersenang-senangmu di pesta musim perburuan jodoh"
"Kau pasti tahu dari ibuku, apa saja yang dia bocorkan tentangku padamu?
" Tidak banyak, hanya kudengar kamu sekarang mengambil kendali penata ruangan disini dari sir Gilbert, dan kamu... Sejak kapan kamu bisa membaca?"
"Aku akan memberitahumu besok, ayolah kita beristirahat dulu, tidurlah dikamarku malam ini" ajak Leony, dari kecil mereka memang kerap tidur sekamar jika saling mengunjungi.
Berta memasukkan dua koper Elia yang berisi pakaian dan aksesorisnya. Tidak lupa bunga camomile dalam bungkusan kecil ntuk mandi mingguan Elia besok pagi. Setelah itu berpamitan keluar untuk mencari ruangan pelayan dan bergabung kamar dengan mereka.
...
Elia sedikit merasa asing saat berada dikamar Leoni saat ini, tidak seperti tahun-tahun yang lalu saat bermalam disini, tidak ada debu, tidak ada kecoa atau tikus cirikhas penghuni Mension selain manusia, dan yang membuatnya terkesan ia menatap lantai.
"Sejak kapan kamu menyukai permadani orang Moor ini" tanya Elia
"Lebih tepatnya permadani Arab, ini di impor dari arab" sahut Leoni bangga
"Ayah memiliki satu yang dibelinya dari bajak laut yang berlayar di Gibraltar"
"Aku tidak yakin bajak laut berani berkeliaran disana, di seluruh perbatasan dan perairan laut Andalusia dijaga ketat bangsa Moor"
" Apakah mereka mengerikan seperti yang dikatakan berta?"
"Mengerikan untuk seorang pecundang" sahut Leoni lalu menghempaskan badannya di kasur.
"Dan apa-apaan ini?, ini seperti tempat mandi?" Elia mendapati sebuah ruangan kecil didalam kamar Leoni, ada bak air, dan sejenis lubang yang memiliki saluran yang entah akan mengalirkan air itu kemana.
" Oh, aku baru meminta sir Gilbert membangunkanku sebuah tempat pembersihan, maksudku membersihkan tubuh, dan maaf, kamu tidak perlu lagi berlari ke kebun atau ke sudut hall untuk buang air, ini adalah tempat privasi buang airdan harus dibersihkan"
"Astaga,, imajinasimu, siapa yang memberi tahumu?" Elia geleng-geleng kepala bingung, tapi itu masuk akal, seandainya semua penduduk membuat ruangan sederhana seperti ini di tiap-tiap rumah mereka untuk membersihkan tubuh dan buang air, maka jalanan kampung akan bersih, bebas dari kotoran manusia, dan wabah penyakit pes serta penyakit kulit akan sirna bukankah itu permasalahan negeri yang dihadapi Raja Philip ll saat ini. Ya.. masalah kebersihan itu benar sekali.
Elia terkesan dengan perubahan besar pada sepupunya itu, sepertinya ia akan menambah jadwal liburan disini, karena ia ingin tahu lebih banyak lagi.
"Leoni, kamu mau memberitahuku, kamu mendapatkan semua imajinasi ini darimana?"
Leoni hanya terdiam, wajahnya sedari tadi terbenam dibawah bantal
" Apa kamu tidur?" Elia menggoyang pundak Leoni "ternyata benar" desahnya.
Haripun sudah mulai gelap, Elia merebahkan tubuhnya disamping Leoni dan membenamkan dibawah selimut.
Menjelang fajar mata remang-remang Elia menatap aneh gerakan senam yang dilakukan Leoni, apa yang dilakukannya dengan menungkupkan wajahnya di lantai, dengan tudung dikepalanya? Namun matanya sangat terkantuk dan ia melanjutkan tidurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menghilang di Andalusia
Historical Fictionkisah abad pertengahan di Eropa dimasa kemunduran peradaban, tahun-tahun ini disebut Dark age berbanding terbalik dengan Andalusia yang merupakan Mercusuarnya peradaban saat itu, ketinggian ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan pengaruhnya kedar...