Pagi itu, matahari menyinari kota dengan hangatnya. Di apartemennya, Vito terbangun dengan perasaan yang berbeda. Semangatnya masih membara, tetapi ada ketenangan yang aneh yang merayapi dirinya. Hari ini dia memiliki jadwal padat dengan serangkaian wawancara dan promosi untuk novel barunya. Ini adalah momen penting dalam kariernya, dan dia harus memberikan yang terbaik.
Setelah sarapan dan mengenakan pakaian formal, Vito bergegas menuju studio radio untuk wawancara pertamanya. Di perjalanan, pikirannya melayang pada Yunita. Sudah hampir tiga bulan mereka tidak saling berkomunikasi, tidak ada pesan atau telepon. Meskipun begitu, Vito merasakan kehadiran Yunita dalam setiap langkahnya. Dia tahu bahwa meskipun mereka sibuk dengan urusan masing-masing, hati mereka tetap terhubung.
Di studio radio, Vito disambut oleh produser acara yang ramah. Mereka berbicara singkat sebelum masuk ke ruang siaran. Wawancara berlangsung dengan lancar; Vito menjawab setiap pertanyaan dengan antusiasme dan kecerdasan. Dia berbicara tentang proses kreatifnya, tantangan yang dihadapi, dan harapannya untuk masa depan. Namun, di balik semua itu, ada rasa rindu yang tak tertahankan kepada Yunita. Vito berharap Yunita bisa mendengarkan wawancara ini, merasakan kebanggaan yang dia rasakan.
Sementara itu, Yunita sedang sibuk dengan proyek barunya di kantor. Desain yang dia kerjakan mendapat tanggapan positif dari klien, dan kini dia harus menyempurnakan detail-detail terakhir. Meskipun pekerjaan ini sangat menuntut, Yunita merasa bersemangat. Dia tahu bahwa setiap usaha yang dia lakukan akan membawanya lebih dekat pada impian besarnya.
Setelah beberapa jam bekerja, Yunita merasa lelah dan memutuskan untuk istirahat sejenak. Dia berjalan keluar dari kantor dan menuju ke sebuah kafe di dekatnya. Di sana, dia memesan secangkir kopi dan duduk di sudut ruangan yang tenang.
Sambil menyesap kopi, pikirannya melayang pada Vito. Dia merindukan percakapan hangat mereka, merindukan kebersamaan yang dulu selalu membuatnya merasa tenang.Di tengah lamunan, Yunita melihat seorang teman lama, Lila, memasuki kafe. Lila tersenyum lebar saat melihat Yunita dan segera menghampirinya. Mereka berbincang-bincang tentang berbagai hal, termasuk tentang kesibukan masing-masing. Lila bisa melihat kerinduan di mata Yunita dan menanyakan kabar tentang Vito. Yunita tersenyum kecil dan berkata bahwa mereka berdua sedang sibuk dengan urusan masing-masing, namun dia yakin bahwa hubungan mereka tetap kuat.
Kembali ke apartemennya di malam hari, Vito merasa kelelahan namun puas dengan hasil hari itu. Dia duduk di depan laptopnya, membuka email, dan melihat banyak pesan masuk dari penggemar dan penerbit. Di antara pesan-pesan itu, ada satu yang menarik perhatiannya—sebuah email dari Lila. Vito membuka email itu dan membaca isinya. Lila menulis tentang pertemuannya dengan Yunita di kafe, tentang betapa Yunita merindukannya dan berharap bisa segera bertemu.
Membaca email itu, Vito merasakan kehangatan di hatinya. Dia tahu bahwa Yunita merindukannya sama seperti dia merindukan Yunita. Meskipun mereka tidak berkomunikasi langsung, namun ada perasaan yang kuat menghubungkan mereka. Vito memutuskan untuk menulis balasan kepada Lila, mengucapkan terima kasih atas kabar tersebut dan menyampaikan salam hangat untuk Yunita.
Di apartemennya, Yunita juga merasa lega setelah berbicara dengan Lila. Dia tahu bahwa Vito juga merasakan hal yang sama dengannya, dan itu memberikan kekuatan baru untuk menghadapi hari-hari ke depan. Yunita mengambil buku catatannya dan mulai menulis. Dia menulis tentang perasaannya, tentang kerinduannya, dan tentang harapannya untuk masa depan bersama Vito.
Hari-hari berikutnya berlalu dengan cepat. Vito dan Yunita tetap fokus pada pekerjaan mereka, tetapi hati mereka selalu terhubung. Mereka menemukan kekuatan dalam kenangan dan harapan, dan itu membantu mereka melewati setiap tantangan yang ada. Meskipun jarak memisahkan mereka, namun cinta mereka tetap kokoh.
Suatu malam, setelah hari yang panjang, Vito duduk di teras apartemennya, memandang langit malam yang penuh bintang. Dia merasakan ketenangan yang aneh, seperti ada sesuatu yang baik akan datang. Di dalam hatinya, Vito tahu bahwa waktu untuk bertemu Yunita akan segera tiba. Dia menutup matanya dan membiarkan pikirannya melayang pada kenangan indah bersama Yunita.
Yunita, di apartemennya, juga merasakan hal yang sama. Dia duduk di balkon, memandang bintang-bintang yang sama dengan Vito. Dalam hati, dia merasakan kehangatan dan kedamaian. Yunita tahu bahwa cinta mereka akan selalu menemukan jalan untuk bersatu kembali, meskipun harus melalui banyak rintangan.
Di hari-hari yang penuh dengan kesibukan, Vito dan Yunita terus melangkah maju. Mereka percaya bahwa setiap usaha dan kerja keras yang mereka lakukan saat ini akan membawa mereka menuju masa depan yang lebih cerah. Mereka yakin bahwa setelah semua kesibukan ini, akan ada waktu di mana mereka bisa kembali bersama, merayakan kebersamaan dan cinta yang mereka miliki.
Hingga saat itu tiba, Vito dan Yunita akan terus mendukung satu sama lain dari kejauhan, dengan harapan dan keyakinan yang selalu menyala di hati mereka. Mereka tahu bahwa cinta sejati tidak membutuhkan kehadiran fisik setiap saat, melainkan kehadiran dalam hati dan pikiran. Dan dengan keyakinan itu, mereka melangkah maju, menghadapi setiap tantangan dengan semangat dan cinta yang tak tergoyahkan.
Di setiap malam yang sunyi, ketika mereka beristirahat dari kesibukan, mereka selalu merenungkan tentang kebersamaan mereka. Meskipun tidak bisa bertemu atau berkomunikasi langsung, namun mereka selalu merasakan kehadiran satu sama lain dalam hati dan pikiran. Itu adalah kekuatan yang membuat mereka terus melangkah maju, menghadapi setiap tantangan dengan semangat dan keyakinan.
Hari demi hari berlalu, dan Vito serta Yunita semakin dekat pada tujuan mereka. Meskipun harus menjaga jarak untuk sementara waktu, namun mereka yakin bahwa cinta sejati akan selalu menemukan jalan untuk bersatu kembali. Hingga saat itu tiba, mereka akan terus mendukung satu sama lain dari kejauhan, dengan harapan dan keyakinan yang selalu menyala di hati mereka.
Dengan setiap langkah yang mereka ambil, Vito dan Yunita semakin dekat pada masa depan yang mereka impikan. Meskipun jarak memisahkan mereka, namun cinta dan hubungan mereka tetap kokoh. Mereka percaya bahwa setiap usaha dan kerja keras yang mereka lakukan saat ini akan membawa mereka menuju masa depan yang lebih cerah. Dan di setiap malam yang sunyi, ketika mereka beristirahat dari kesibukan, mereka selalu merenungkan tentang kebersamaan mereka.
Meskipun tidak bisa bertemu atau berkomunikasi langsung, namun mereka selalu merasakan kehadiran satu sama lain dalam hati dan pikiran. Itu adalah kekuatan yang membuat mereka terus melangkah maju, menghadapi setiap tantangan dengan semangat dan keyakinan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Balik Jendela Kafe
RomansaVito, seorang penulis lepas yang hidupnya terlihat sempurna namun terasa hampa, menghabiskan hari-harinya dengan menulis di sebuah kafe kecil di sudut kota. Di tengah rutinitasnya yang tenang, ia bertemu dengan Yunita Sari, seorang desainer grafis y...