Aku adalah seorang mahasiswa yang kini berkuliah pada sebuah universitas swasta di Jakarta Barat. Setiap harinya aku pergi ke kampus menggunakan motor besar, motor kesayangan yang selalu ku kendarai kemanapun. Tetapi kalau kalian mengira aku adalah seorang mahasiswa yang gaul dan keren, hal itu sangat jauh dengan diriku. Aku adalah seorang mahasiswa yang mungkin masuk ke dalam kategori mahasiswa cupu, yang berteman dengan mahasiswa pintar serta penyendiri di kampus. Aku memang bukan penyendiri dan bukan mahasiswa pintar yang ambisius, tetapi aku berteman dengan orang-orang seperti itu.
Dari pertemanan dengan mahasiswa-mahasiswa kampusku, aku menjadi menyukai dengan hal-hal yang berbau Jepang, aku menyukai anime, aku menyukai game-game yang bernuansa Jepang, game gacha, game anime, ataupun game yang bergenre J-RPG. Walaupun aku mengikuti kesukaan mereka, aku tak sampai menjadi secupu mereka, tapi juga membuat aku tak memiliki seorang kekasih ataupun orang yang bisa kudekati. Hal ini sering kali menjadi bahan ledekan yang selalu dikeluarkan oleh adik perempuanku.
Aku memiliki seorang adik perempuan bernama Oline, seorang gadis yang terkenal dengan mata sayunya yang seperti mengantuk. Adik perempuanku ini memiliki pertemanan yang lebih populer dariku, ia bahkan menjadi primadona di tempatnya menempuh pendidikannya. Tidak ada yang tak mengenalnya, tidak ada cowok yang tidak menyukai dirinya. Oline juga sangat terkenal di dalam dunia penyuka Jepang di Indonesia, ia yang merupakan seorang cosplayer dan ditambah dengan wajahnya yang memang sangat cantik membuatnya menjadi sangat terkenal. Itu membuatnya menjadi sering meledekku karena aku dan dia yang sangat berbanding terbalik.
"Koh, kamu udah belom?" tanyanya, aku masih meminum kopi sambil memakan roti bakar yang disajikan oleh ART kami.
"Sabar Lin, masih makan kokoh" balasku ke arah adikku yang sudah berkacak pinggang tak sabar.
"Ah cepet koh, telat nanti aku" ucapnya, aku tak menghiraukan dia namun menaikan kecepatan makanku.
Aku masih berusaha menghabiskan roti bakarku, tetapi Oline yang berdiri di dekat pintu sudah tak sabar dan menatapku dengan sinis. Akhirnya aku mengalah, ku teguk habis kopiku dan membawa roti bakarku di tangan sambil berjalan ke arahnya.
"Iya, ayo tuan putri" ucapku, berjalan di sampingnya menuju motorku yang sudah terparkir di depan gerbang dan siap berangkat.
"Ih kokoh mah... males!" ujarnya kesal, aku tau mengapa ia kesal sehingga aku terkekeh sambil menaiki motorku.
Oline memiliki panggilan sendiri pada komunitas pecinta Jepang, ia dijuluki princess, atau putri. Lebih tepatnya, ia dijuluki Shirayukihime atau Snow Princess. Ia mendapat julukan tersebut setelah dalam salah satu video di aplikasi video pendek menampilkan dirinya yang menolak seseorang untuk berfoto dengan wajah yang sinis dan terlihat menyebalkan. Apalagi dengan suaranya yang lembut dan jarang berbicara sehingga membuatnya disalah artikan sebagai sifat sombong. Aku yang menemaninya saat itu tau bahwa Oline sudah lelah dan make up cosplaynya sudah berantakan sehingga mau tak mau menolak permintaan orang tersebut, tetapi semua itu disalahartikan hanya karena satu video saja.
"Masa kamu nyetir sambil bawa roti?" tanya Oline padaku, ia sudah menaiki motor dan memakai helmnya.
"Tadi katanya disuruh buru-buru, sekarang salah sambil makan roti?" balasku padanya sambil terkekeh iseng.
"Kokoh, sini rotinya aku makan... kokoh fokus nyetir aja!" balasnya, ia langsung merebut roti di tanganku dan mengigitnya.
Kedua tangannya langsung mengalung di perutku dan berpegangan erat.
"Eh..." aku terkejut karena ia berpegangan padaku begitu erat, tak biasanya.
"Jalan koh, aku telat!" ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Shoot Collection 2
Fiksi Penggemarsama aja seperti yang pertama, biar gak kebanyakan aja yang sebelah hehe