BAB VI

35 22 3
                                    

Lyra dan Aurelia tampak terkejut mendengar jawaban dari Sang Naga Agung. Mereka tidak menyangka bahwa ajakan Lyra yang sebenarnya setengah bercanda itu dianggap serius oleh Sang Naga Agung.

"Iya, aku serius. Mungkin dengan mencari bersama manusia, aku bisa mendapatkan informasi yang lebih akurat," kata Sang Naga Agung.

Lyra tampak senang dan sedikit bingung mendengarnya. Dia dan Aurelia pun mengajak Sang Naga Agung untuk bertemu ayahnya.

Saat mereka bertemu dengan ayahnya, Cirion pun terkejut. "Siapa anak ini? Kita sedang tidak dalam misi memungut anak terlantar," kata Cirion sambil menepuk jidatnya.

"Te-tenang dulu ayah, dia bukan anak yang aku pungut. Anu, perkenalkan nama dia Elvi, dia ingin ikut kita dalam misi pencarian penyihir. Dia ingin membalaskan dendamnya karena penyihir telah menculik kakaknya. Jadi ayah, bolehkah Elvi ikut?" kata Aurelia.

Cirion pun mengamati Elvi dengan sangat lama. "Baiklah, kalau dia bisa berguna, dia bisa ikut dalam misi ini."

"Terima kasih, ayah" kata Aurelia senang.

Mereka pun kembali ke kereta. Saat Elvi menaiki kereta, tiba-tiba wajah Eluned berubah ketakutan. "A-ayah, siapa anak ini? Kenapa aku merasakan ada hawa yang mengancam dari dirinya?" tanya Eluned.

Lyra yang terkejut langsung berkata kepada Eluned untuk menenangkannya,.

"El, dia adalah Elvi. Dia akan ikut dalam misi pencarian penyihir bersama kami. Jadi, dia akan menginap di rumah kita selama beberapa hari. Dia tidak berbahaya kok, jadi yang akur ya," kata Lyra sambil mengusap rambut Eluned.

Eluned yang diperlakukan seperti itu oleh Lyra, langsung luluh dan menurut. "Ba-baik Kak," katanya dengan wajah yang tersipu.

Saat sampai di rumah, hari sudah malam. Aurelia pun memperlihatkan kamar yang akan Elvi tempati, ternyata kamar itu berdekatan dengan kamar Aurelia. Elvi pun disambut baik oleh Belarin dan Carina.

"Wah, manis sekali anak ini," kata Belarin yang langsung memeluk Elvi.

"Hei bocah, benda menggumpal apa ini? Aku tidak bisa bernafas, tolong aku," kata Sang Naga Agung dengan melambaikan tangannya meminta tolong.

Aurelia hanya tertawa melihatnya. "Ibu perkenalkan, namanya Elvi, dia akan mengikuti misi pencarian bersama dengan aku dan ayah."

"Benarkah? Apa yang membuatmu mengikuti misi ini?" tanya Belarin.

"Aku, aku akan menyelamatkan Tuanku," kata Elvi dengan tatapan mata yang tajam.

"Tuan?" Belarin kebingungan.

"Ah, maksudnya bukan seperti itu, Ibu. Dia ingin mencari kakaknya yang hilang, seperti itu. Sudah ya, Ibu, Elvi ingin istirahat, dia kelelahan. Selamat malam, Ibu," kata Aurelia sambil berlari masuk ke kamar Elvi.

"Huh aman. Kamu jangan sembarang bicara seperti itu. Di sini kamu adalah anak gadis biasa, yang mencari kakakmu, ingat itu. Aku mau kembali ke kamarku dulu, kamu jangan ke mana-mana di sini saja, mengerti?" kata Aurelia sambil keluar dari kamar Elvi.

Sebelum ke kamarnya, seperti biasa Lyra pasti akan pergi ke ruangan tempat dia menyimpan tanaman-tanaman langkanya itu.

Saat itu Eluned menemani Lyra, karena dia penasaran dengan koleksi tanaman langka milik Lyra. Ada satu benda yang membuat Eluned penasaran, yaitu peti yang berada di tempat di mana hanya tempat itu yang terkena sinar cahaya bulan.

Tanpa bertanya kepada Lyra, Eluned mencoba membuka peti tersebut, dan langsung dihentikan oleh Lyra.

"Stop El, jangan dIbuka. Lebih baik sekarang kamu pergi ke kamarmu dan tidur," kata Lyra sedikit menaikkan nada bicaranya.

THE HORRIBLE SMILE (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang