"Kak! Kumohon, jangan beritahukan tentang ini kepada ayah!" seru Justin kepada sang kakak yang berjalan beberapa langkah lebih cepat darinya setelah turun dari kereta kuda.
"Ayolah, Kak... Kau sudah berjanji padaku!" serunya lagi. Namun Sebastian tak menghiraukannya. "Aku benar-benar tak menyangka, Justin... Kau berani melakukan hal seperti itu." ucap Sebastian sambil menggelengkan kepalanya.
Justin pun hanya menghela napasnya pasrah. la tak tahu apa yang harus ia katakan karena apa yang ia lakukan memang salah. Masih terus melangkah ke depan, Sebastian melirik Justin yang masih berjalan dibelakangnya.
"Kali ini kau sudah Keterlaluan---" Perkataan Sebastian seketika terpotong setelah ia menyadari kalau ia baru saja menabrak seseorang. Sebastian pun langsung menoleh ke depan dan melihat Violet yang sudah terjatuh ditanah. "Maafkan aku, Putri Violet..." ucap Sebastian sambil menjulurkan tangannya, membantu Violet untuk bangun. Violet pun menggenggam tangan Sebastian. "Tidak apa-apa, Pangeran..." katanya dengan lembut lalu bangkit dari duduknya.
"Benar begitu? Tidak ada yang sakit, Kan?" tanya Sebastian cemas.
Lelaki itu mendekatkan wajahnya kearah Violet untuk memastikan bahwa gadis itu baik-baik saja. Tapi Violet malah memalingkan wajahnya. "Tak ada yang sakit, Pangeran... Aku baik-baik saja." bisiknya malu-malu. Wajahnya terlihat memerah sekarang.
"Hei, Sebastian!" seru Steve yang tiba-tiba saja sudah berada dibelakang mereka.
Sebastian dan Violet pun sontak menoleh kearah steve yang tengah berjalan kearahnya bersama dengan Agatha dan Rietta. "Kau ingin modus, ya? Sangat tidak romantis!" ketus Steve mendekati Violet. Sebastian menaikkan satu alisnya, kebingungan dengan sikap Steve padanya. "Apa maksudmu?" tanya Sebastian yang membuat Steve terlihat semakin kesal. "Jangan dekat-dekat dengan Putri Violet." tegasnya dengan wajah penuh intimidasi. Sebastian pun lalu tertawa kecil setelah mendengar itu. "Kenapa? Kau ... menyukainya?"
Agatha sontak melirik Steve yang hanya dapat terdiam. Tak tahu harus mengatakan apa disaat seperti ini. Semakin Steve terdiam, semakin hal itu membuat yang lain tambah penasaran. Agatha menggigit bibir bawahnya cemas. Entah apa yang membuatnya merasa begitu tak nyaman, tapi ia benar-benar ingin pergi dari sini secepatnya.
"Putri Agatha,"
Panggil salah seorang pengawal yang menghampiri Agatha. Agatha dan yang lainnya pun menoleh. "Pangeran Zack memanggilmu di taman kerajaan." sambungnya lagi. Rietta melirik Agatha dengan tatapan kebingungan. Agatha menghela nafasnya lega, setidaknya ada alasan pasti yang bisa membuatnya keluar dari situasi ini. "Oh, baiklah saya kesana." kata Agatha sambil mulai melangkahkan kakinya ke tempat dimana Zack berada, Taman Kerajaan.
"Kenapa Zack memanggil Putri Agatha?" gumam Rietta.
Violet pun menoleh setelah mendengar gumaman Rietta. "Tentu saja karena mereka sedang dalam masa pendekatan." balas Violet dengan senyuman manisnya. "Masa pendekatan? Apa maksudnya itu?" tanya Rietta lagi. "Untuk perjodohan itu, kau tak tahu?"
"Perjodohan?" batin Rietta.
Rietta terdiam lalu ia menggelengkan kepalanya. "Aku ... Aku tak tahu ..." Violet menatap Rietta yang kini juga menatapnya. "Begitu ya, sejak kapan perjodohannya dimulai?" tanya Rietta dengan senyuman polosnya. Ekspresi wajahnya terlihat langsung berubah. "Perjodohannya atau lebih tepatnya ... Pendekatannya, baru dimulai hari ini!" sambung Violet juga tak kalah bersemangat.
Sedangkan, di taman kerajaan, Zack terlihat tengah duduk dengan secangkir teh hangat ditangannya. "Pangeran Zack," ucap Agatha yang tengah berjalan mendekati Zack. Zack langsung menoleh lalu menganggukkan kepalanya, "Putri Agatha," Agatha pun duduk di kursi yang berada disamping meja, kursi Zack. "Jadi ... Ada apa kau memanggilku?" tanya Agatha sambil melihat sekitarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE CURSE OF LUMINERA | ENHYPEN
Fantasy[Book One Of Amethyst Universe] Kisah lama yang berlatar pada tahun 1769 di negeri sihir yang bernama Amethyst. Negeri Amethyst ini memiliki empat kerajaan yang paling berkuasa. Kerajaan Xannider, Amania, Bathura, dan yang terakhir Luminera. Kerajaa...