Dear Bagas: Ending

196 24 46
                                    

“Lo terlalu lama nyimpen semuanya sendiri, Fel. Sekarang, izinin gue buat jadi tempat lo pulang.”

—bagas.

***

023. How about us when the story ends?

Prosesi pemakaman ibunda Feli berjalan dengan lancar, Bagas turut hadir di pemakaman tersebut bersama kedua orang tuanya, juga Tante Yuna dan Ariza, sedangkan Feli tidak turut serta.

Setelah selesai, mereka yang hadir perlahan pergi meninggalkan area pemakaman. Bagas memandang keluar jendela dengan tatapan kosong, dia terus memikirkan keadaan Feli. Meski, fisiknya membaik, tapi batin gadis itu memburuk.

Bagaimana tidak, Feli kehilangan ibunya di usia muda. Apa yang harus gadis itu lakukan? Jalan hidupnya masih panjang, seharusnya Feli bisa seperti anak-anak lainnya yang sedang sibuk belajar dan main bersama teman-teman. Namun, karena perbuatan sang Ayah, Feli terpaksa menerima takdir pahit itu.

"Papa masih ada urusan, Mama juga mau ke butik, kamu gak kenapa-napa kan kalau di sana sendiri?" Nadya memecah keheningan, sedangkan Bagas masih menatap kosong keluar jendela.

"Bagas," panggil Nadya.

Bagas langsung menoleh ketika Nadya memalingkan wajah ke arah belakang, suaranya terdengar jelas di telinga. "Hm? Kenapa, Ma?"

Nadya tampak menggeleng, kemudian berkata, "Papa sama Mama masih ada urusan, kamu gak kenapa-napa kan di rumah sakit sendiri? Nanti ada Ariza sama Tante Yuna juga katanya."

"Ouh, iya, gak apa-apa kok. Mama sama Papa pergi aja, Bagas bisa sendiri. Nanti kalau perlu sesuatu, Bagas kasih tahu Tante Yuna," balasnya.

Nadya mengangguk, kemudian kembali menghadap ke depan, sedangkan Arga masih fokus menyetir. "Tadi kata Ariza, temen sekolah kalian mau jengukin Feli, ya?"

"Katanya nanti sore atau nggak besok, Ma," jawab Bagas seraya menatap ke depan.

"Mungkin bisa tunggu Feli agak tenang dulu, dia masih syok dan trauma, kalau banyak yang jenguk nanti malah bikin gak nyaman," saran Nadya.

"Iya, Ma, yang jengukin nanti cuma satu orang kok, temen sebangkunya Feli juga," timpal Bagas, "Ariza juga udah ngasih kabar ke wali kelas, dan nanti mereka jengukin kalau Feli udah mendingan aja."

"Bagus kalau begitu, kamu juga jangan ganggu Feli, ya, Sayang. Dia masih masa pemulihan," peringat Nadya dengan nada sedikit tegas, karena bagaimana tidak, Feli habis melihat adegan pembunuhan secara langsung yang sangat mengganggu psikisnya.

Bagas mengangguk singkat sambil berkata ‘iya’, setelahnya mengambil ponsel di saku celana dan mendapati puluhan pesan dari teman-teman sekelasnya yang terus bertanya mengenai keadaan Feli.

Sudah lima belas hari berlalu setelah kejadian tersebut, dan di hari kelima polisi berhasil menangkap pelaku yang bersembunyi di rumah temannya di luar kota. Bagas sangat bersyukur karena Bayu Wardhana berhasil ditemukan meski harus memakan waktu lima hari, kini rasanya ia bisa bernapas lega.

Meski Feli masih enggan bicara dengannya, tapi Bagas tetap merasa senang karena akhirnya Feli sudah terbebas dari belenggu kdrt selama bertahun-tahun. Gadis itu bisa menjalani kehidupannya seperti biasa tanpa adanya rasa takut dan was-was.

—🦋🌻

"Sudah berangkat anaknya, Ma?"

Nadya yang sedang menata sarapan ke meja langsung menoleh ketika mendengar suara Arga. "Udah, barusan."

Dear Bagas: Ayo Balikan! 2023 ✓ | PROSES TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang