4. Bad Impression

1.7K 199 40
                                    

Jake kembali memperhatikan penampilannya didepan cermin. Celana hitam panjang dengan kemeja berwarna navy membalut tubuhnya. Bagian depan kemejanya ia sengaja masukkan kedalam celana, sementara bagian belakangnya dibiarkan begitu saja. Tatanan hair up miliknya memperlihatkan kening putih bersih tanpa luka, Jake merasa penampilannya malam ini benar-benar tampan, ia merasa sempurna. Sheila pasti suka melihatnya, apalagi kemeja ini wanita itu sendiri yang memilihkan.

Ah, bicara tentang Sheila, hari ini wanita itu mengadakan pesta kecil dirumahnya. Katanya sih untuk merayakan kemenangan perusahaannya karena berhasil memenangkan tender. Well, lebih dari itu.. maksud terselubung dari pesta ini adalah Sheila ingin mengenalkan Jake pada calon anak tirinya kelak. Mau tidak mau, siap tidak siap, Jake memang harus bertemu putra Sheila. Walau dia hanya lebih muda dua tahun darinya, tetap saja, suatu saat nanti, dia akan menjadi seorang Ayah.

Ayah ya?

Membayangkan jika diusianya yang masih muda ia sudah memiliki seorang anak usia dua puluhan. Memang terdengar sedikit aneh, tapi siapa yang peduli. Jake mengangkat bahunya acuh, ia kembali mematut dirinya didepan cermin, memperhatikan apakah ada sesuatu yang kurang dari penampilannya.

"Perfect" Jake tersenyum puas. Ia berbalik keluar menuju pintu, Sheila mengatakan jika Heeseung akan menjemputnya. Sepertinya sebentar lagi dia akan datang.

Memang enak menjadi pacar wanita kaya. Jake tidak naif, hidupnya memang lebih mudah semenjak ia bersama Sheila. Maka dari ituㅡ sebisa mungkin ia menjaga perasaan wanita itu. Ia tidak mau jika Sheila sampai terluka karenanya.

"Hyung, ayo kita makan malamㅡ eh, kau mau pergi?" Jungwon berdiri didepan pintu kamar Jake dengan tampang bingung, ia bahkan masih memakai apron karena baru saja selesai memasak untuk makan malam.

"Iya. Hari ini aku ada janji makan diluar, kau makan sendiri saja" Jake melirik jam tangannya, ia bersiap untuk menunggu Heeseung didepan gedung apartemennya "Aku pergi. Jangan menungguku!" Si manis menepuk pipi Jungwon sambil berlari kecil. Membuat pemuda Yang itu mendengus pelan.

"Siapa juga yang mau menunggumu"

Jungwon berbalik dan melepaskan apron miliknya. Enaknya, malam ini ia bisa menghabiskan semua makanan ini sendirian.

>>>

"Kau gugup?"

Jake tersentak dari lamunannya saat mendengar suara Heeseung disampingnya. Padahal dia supir, tapi pria itu menyuruhnya untuk duduk didepan bersamanya, dengan alasan 'Agar aku tidak mengantuk' padahal ini masih jam tujuh, dan lagiㅡ Sejak tadi mereka hanya diam tanpa mengobrol sedikitpun. Apanya yang mengantuk? Tatapan matanya bahkan masih setajam pisau, Menyebalkan.

"Tidak, jangan sok tahu!"

Heeseung mendengus kecil. Padahal sudah jelas jika sejak tadi Jake terus meremas kedua tangannya sendiri diatas pangkuannya. Matanya bahkan hanya menatap jalanan disampingnya, ditambah sejak tadi ia terus bergerak gusar, seolah ada duri dijok mobil ini yang membuatnya tak nyaman.

"Aku tidak ingin ikut campur. Tapiㅡ Kau benar-benar serius dengan Sheila Noona?"

Jake mendelik.

"Kau bilang apa? Sheila Noona?" Jake menatap Heeseung dengan alis terangkat. Apa ia tidak salah dengar? Kenapa Heeseung memanggilnya Noona? Dia pikir Sheila itu Kakaknya apa? Sudah jelas jika Sheila adalah majikannya!

"Jangan salah paham. Dia sendiri yang memintaku untuk memanggilnya Noona. Padahal aku lebih suka memanggilnya Ahjuma"

"Hei, mulutmu itu ya. Tidak sopan! Dia majikanmu tahu!" Jake merengut sebal. Benar-benar seenaknya Heeseung ini. Sementara yang ditegur tampak santai-santai saja, ia malah mengukir senyum kecil mendengar ucapan Jake.

𝗦𝗼𝗶𝘀 𝗮̀ 𝗠𝗼𝗶 - [SungJake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang