prolog

15 2 0
                                    

Lab komputer saat ini sangat ramai oleh anak anak magang. Di sana mereka ditugaskan untuk membuat sebuah artikel. Semua mengerjakan tugasnya masing-masing, tetapi ada salah satu murid yang tidak cara membuatnya. Bukannya bertanya, dia malah mrngotak atik komuputernya dengan asal.

"Ini gini kan ya bener"

"Ah kayanya ini salah deh"

"Lah, lah, kok malah makin salah, sih?" ujarnya kesal, dia terus mengubah tema blognya. Hingga seorang wanita datang mengahampiri, diiringi dengan raut wajah kesal.

"Kalo gabisa tu nanya bukan malah terus diubah kaya gitu" ujarnya tidak lupa dengan kekehan nya.

"Ni orang siapa si tiba tiba banget ngeledek, so kenal banget" ucap nya dalam hati, dengan tatapan kesal melihat ke arah wanita tersebut.

"Nah ni tinggal kirim aja nanti link nya ke grup"

"Hah? Secepet itu?" Tanya nya kebingungan karna dia heran bagaimana dia melakukannya dengan sangat cepat, seperti kilat.

"Gampang, udah kirim dulu aja keburu telat udah mau abis waktunya"

"Iyaa iyaa" dia menyalin link itu lalu mengirimnya ke grup.

"Makasih ya, btw nama lo siapa"

"Kanasya Nadeliene" jawab nya sembari mengulurkan tangan tidak lupa dengan senyum nya yang sangat manis.

"Raka Alvarendra" dia menjawab sembari menjabat tangannya. Setelah mereka berkenalan, mereka ngobril sembari menunggu teman teman yang lainnya selesai. Topik pembicaraan mereka sangatlah random, dimulai dari menanyakan asal sekolah, sharing film, bertukar no wa, dan juga instagram.

"Aca, gue udah selesai ayo jajan, laper banget" ajak Yasmin teman Kanasya sembari memegang perutnya, sseperti orang kelaparan.

"Ayoo, Raka aku duluan ya" ucap nya berpamittan

"Iyaa, hati hati ka"

Kanasya dan Yasmin langsung pergi keluar dari ruangan lab tersebut setelah berpamittan dengan Raka. Rak yang melihat Kanasya pergi pun dengan segera menghampiri temannya, Gibran yang masih asik berkutik dengan tugasnya.

"Udah belum, lama amat jang"

"Belum, bantuin napa Rak"

Bukannya membantu Raka malah meledek Gibran. Gibran yang melihat itu hanya menatap Raka dengan datar, Raka yang takut dengan tatapan Gibran pun dengan cepat mengambil alih komputer Gibran.

"Nah gitu dong baru anak pintar" seketika tatapan Gibran berubah seperti semula saat Raka mengambil alih komputernya.

"Sebenernya gue juga gabisa, tadi aja di bantuin sama Nasya" ujar nya jujur dan membuat Gibran membulatkan matanya.

"Hah? Siapa anjir??" Tanya Gibran kaget.

"Itu Kanasya anak Rpl"

"Ko lu bisa deket sama dia?" Tanya nya penasaran, karna jarang sekali Raka langsung akrab dengan orang asing.

"Ga deket, biasa aja"

"Ga mungkin, ko bisaa? Kalo gamau jujur gue aduin ke Kanayya ya?" Tanya nya berturut turut sembari diakhiran dengan mengamcamnya.

"Gajelas lo dikit dikit Kanayya dikit Kanayya, demen lo hah?" Tanya nya ngegas. Kanayya adalah mantan pacar nya, walaupun mantan ia masih berkomunikasi dengan baik nya. Raka juga sangat takut dengan Kanayya, maka dari itu teman temannya selalu mengamcam bila Raka membuat kenakalan maka akan di laporkan kepada Kanayya.

"Yaudah atuh jelasin apa susah nya"

"Kaya cewe lo kalo gitu"

"Gue serius bangsat"

"Iya iya, jadi tadi gue lagi bikin itu kan nah terus gue gabisa, gue otak atik lah tu komputer terus tiba tiba dia dateng terus ngebantuin gue udah deh"

"Gapercaya gue" ujar Gibran sembari melihat Raka dengan tatapan tidak percaya.

Disaat itu pula datang lah Kanasya dengan Yasmin sembari menenteng makanan dan minuman. Raka menghampiri Kanasya dan meminta tolong untuk menolong Gibran membuat tugasnya.

"Kanasya, boleh minta tolong ga? Bantuin temen Raka ehehehe"

Bukannya menjawab Kanasya langsung pergi ke tempat dimana Komputer Gibran berada.

"Jangan dikerjain sama kamu ka, di kasih tau aja caranya" ucap Raka saat melihat Kanasya akan mengerjakan tugas Gibran yang melihat itu hanya memandang Raka dengan tatapan tidak percaya.

Tanpa banyak bicara Kanasya mengajarkan Gibran cara cara membuat artikel nya. Beberapa menit pun sudah berlalu dan tugas Gibran baru saja selesai, Gibran dan Raka tidak lupa mengucapkan terimakasih serta maaf karna telah menganggu waktu istirahat Kanasya.

"Makasi ya Sya udah ajarin gue maaf juga udah ganggu waktu istirahat lo" ucap Gibran tidak enak.

"Iyaa gapapa ko" ucap Kanasya ramah.

"Yaudah di lanjut lagi ca makannya keburu dingin"

"Iyaaa Raka"

Raka dan Gibran pergi menuju kantin, perjalanan menuju kantin lumayan aga jauh sehingga Gibran terus protes kepada Raka.

"Apaan lo gabolehin dia ngebuattin punya gue, yang lo aja dibuattin sama dia masa yang gue gaboleh" Raka hanya terus fokus berjalan tanpa memerdulikan Gibran yang terus mengoceh tidak jelas.

"Gue curiga lo suka ya sama dia, suka kan lo, mebtang mentang dia mirip Kanayya jadi lo protektif ke dia sebagaiman lo nganggap dia Kanayya, gue bilangin Kanayya ah" pernyataan itu membuat Raka emosi, kenapa harus selalu membawa bawa Kanayya. Kanayya sama sekali tidak ada hubungannya dengan ini.

"Apa deh lo dikit dikit Kanayya, muak gue lama lama" Raka yang naik pitam pun langsung pergi meninggalkan Gibran sendirian.

"Yang Gibran bilang ada benar nya juga, apa gue suka ya sama Kanasya." Ujarnya dalam hati.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KanasyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang