6!:180

24 11 3
                                    

Halloo....
Sebelum mulai membaca, jangan lupa kasih vote, dan follow.
Tandai kalo typo di komen
...Happy Reading...
***

1 hari sebelum tes penempatan.

"Widih, makin rajin nih gue lihat-lihat," ucap Rei berusaha menggoda Delvin.

"Apaansi lo. Sana, hus hus jangan ganggu gue, gue lagi belajar," kesal Delvin, sambil mengibaskan satu tangannya tanda ia mengusir.

"Dih, si anjir malah ngusir gue. Ini kamar gue juga kalo lo lupa. Lagian gue kesini juga mau belajar aelah," ucap Rei. Setelah itu Rei mendudukkan bokongnya ke kursi belajar yang berada di samping Delvin. Delvin hanya diam, tidak merespon ucapan Rei.

Kini Rei mulai membuka buku yang akan ia pelajari hari ini. Kini Rei membuka kembali halaman yang tadi gurunya ajari, untuk Rei pelajari kembali.

Saat Rei sedang menulis, ia tidak sengaja mencoret tulisannya. Rei segera mengambil kotak pensil yang berada di sampingnya untuk mengambil penghapus. Namun saat Rei membuka, ia tidak menemukan penghapusnya. Sepertinya penghapus itu tertinggal di kelas, pikir Rei.

"Eh, Vin. Gue pinjem penghap-." Rei menghentikan ucapannya, ketika melihat buku yang terlihat asing itu.

"Eh, buku apaan itu?" tanya Rei, mengambil buku yang berada di tumpukan buku pelajaran yang di bawa oleh Delvin.

"Ga tau. Gue tadi nemu di perpus. Gue kira itu buku kaya yang di cerita-cerita fiksi, soalnya buku itu kaya usang gitu. Eh ternyata nggak. Apalagi buku itu kosong, ga ada tulisannya sama sekali." Delvin menjawab tanpa mengalihkan pandanganya ke arah Rei.

"Gue buka, ya!" ucap Rei.

Rei mulai membuka buku itu, dan yang Rei lihat pertama kali itu adalah, kertas kosong.

"Kok kosong?" tanya Rei. Ia sedikit bingung ketika melihat buku itu tampak masih bersih tanpa ada coretan apapun.

"Kan, udah gue bilang juga apa. Buku itu kosong."

"Tapi, anehnya. Buku kosong kok, bisa masuk perpus si?" tanya Rei. Ia masih membuka lembar demi lembar buku itu, berharap ada sesuatu yang tertulis di buku itu.

Delvin hanya mengendikkan bahunya, tanda ia tidak tahu.

"Nih, ambil. Ga ada isinya." Rei memberikan kembali buku itu ke Delvin.

***

Kringgg... Kringgg

Tanda bel masuk sudah berbunyi. Dan hari ini adalah hari dimana tes penempatan akan di laksanakan.

Semua orang segera masuk ke kelas masing-masing untuk memulai tesnya.

Delvin kini sudah berada di dalam kelas stupid, duduk di kursinya, yang berada di pojok belakang. Sambil menunggu kertas soalnya di bagikan. Delvin merapalkan do'a terlebih dahulu, agar ia diberi kelancaran saat mengerjakan semua soal.

"Selamat pagi, semuanya," ucap bu Ruha, yang baru saja memasuki kelas stupid. Bu Ruha membawa berkas di tangannya, yang berisi lembaran-lembaran kertas soal.

Sebelum membagikan kertas soalnya, bu Ruha memberi sedikit wejangan kepada murid-muridnya.

"Sebelum memulai tes, alangkah baiknya kita berdoa terlebih dahulu. Dan untuk kalian semua, baca soalnya baik-baik. Jangan terburu-buru dalam mengerjakan soal. Karena penempatan tes ini hanya dilakukan sekali. Jadi, cek kembali jawabannya sebelum mengumpulkannya. Dan untuk waktu pengerjaannya, kalian di beri waktu empat jam untuk tiga ratus soal. Di dalam soal itu terdapat pelajaran fisika, kimia, biologi, matematika, dan bahasa Indonesia. Masing masing soal berjumlah enam puluh."

Genius ClassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang