Kita pernah sedekat itu bang,
dulu kita tidak pernah bermusuhan
ayo kembali seperti dulu bang...— Mahessa edwin rahardian
Azizan membuka pintu basement lalu ia melihat hessa yang sudah sadar dari pingsan nya namun di leher nya masih ada bekas cekikan, hessa tahu ia harus apa ia mendekati zizan lalu ia dekap kan tubuh zizan yang lebih besar darinya.
"gue ga sengaja bang, tolong maafin gue..."
Zizan hanya menampilkan ekspresi datar dan pandangan lurus kedepan ia tidak ada membalas pelukan hessa sama sekali ia juga membiarkan hessa untuk memeluk tubuh nya
Hessa melepaskan pelukannya ia menunduk menatap ke lantai, "gue bisa jelasin bang, waktu itu kakek edwin kasih warisan ke om lesmana dan disitu ayah gue rahardian iri karena iri rahardian brengsek itu nyuruh gue buat bunuh orang tua lo bang tapi gue gak mau ngelakuin itu alhasil rahardian bajingan itu hipnotis gue, alhasil gue bunuh orang tua lo tanpa sadar dan otak gue juga sudah dikendalikan sama manusia iblis itu," hessa masih terus menunduk menatap ke lantai.
"lo kira gue percaya," hessa mengangkat kepalanya ia menatap zizan yang masih setia memandang lurus kedepan, hessa juga sedikit pasrah dengan jawaban zizan.
Azizan menarik rambut hessa dengan kuat, keempat pria yang dari tadi membiarkan hessa memeluk zizan tiba tiba langsung berlari ke belakang zizan.
Keempat pria itu memegang kedua lengan zizan bersamaan dan reno tiba tiba datang dan langsung mengikat tangan zizan dengan tali dan merantai kaki zizan.
"reno! apa apaan ini!" zizan memberontak berusaha melepaskan tangan nya dari ikatan itu namun ikatan itu diikat mati sehingga susah untuk di buka
"dengerin penjelasan kami berempat dulu bang," hessa meninggikan nada suara nya.
"kami sengaja rencanain ini supaya lo bisa dengerin penjelasan mereka," ujar reno.
5 menit yang lalu
Keempat pria itu kaget karena zizan tiba tiba saja menarik rambut hessa, dan disisi lain rendra melihat reno berada di ambang pintu yang sedang memegang sebuah tali dan seperti tampak sedang mengode rendra dan ketiga teman nya yang lain untuk segera mengikat tangan zizan.
"ANJI*G LO REN," bentak zizan kepada reno, "LO BIKIN KECEWA GUE LAGI REN," teriak zizan yang masih berusaha melepaskan tangan nya dari tali tersebut.
"maaf tapi lo harus dengerin penjelasan mereka dulu."
"gue ga mau ngejelasin tentang masalah itu dulu gue cuma mau ingetin sama lo tentang kenangan kita berdua," hessa mulai berbicara ia seakan lupa akan sakit di rambut nya ia tidak peduli akan itu.
"untuk sekarang kalian bicara aja dulu empat mata, kami akan keluar supaya tidak menganggu percakapan kalian," reno mengajak bima, raden, dian, dan rendra untuk keluar dari basement.
Saat dirasa kelima pria itu sudah keluar dari basement, hessa menatap zizan dengan perasaan sendu.
"jijan, mahes, ijan, esa, hezi, hessa zizan lo inget nama panggilan itu ga bang?" hessa memulai perbincangan dengan pertanyaan ringan tetapi tidak dijawab oleh zizan.
"lo inget kan bang, lo inget kita berdua sering di bilang hezi sama keluarga besar edwin karena kita selalu bersama setiap kumpul keluarga kita jarang main sama sepupu sepupu lain kita selalu berdua, kita selalu berdua kapan pun dan dimana pun."
Flashback on
5 tahun yang lalu
Sebuah rumah besar dan mewah begitu berisik karena terdengar suara candatawa dari ruang tamu rumah itu, disana sedang ada acara keluarga edwin setiap anak cucu buyut edwin datang kerumah edwin 1 tahun dua kali
KAMU SEDANG MEMBACA
Masa lalu seorang psychopath (END)
Mystery / ThrillerAzizan edwin lesmana, seorang pisikopat yang ingin membunuh orang yang telah merusak kebahagiaan nya di masa lalu yaitu Rahardian pria tua, hessa, raden, bima, dian, dan rendra lima pria muda. azizan juga seorang buronan yang dicari cari oleh polisi...