Confussion

117 18 0
                                    

Claretta memijat pelipisnya perlahan, tak tau harus berkomentar apa. Dihadapannya, Yuvia duduk seraya menyesap es teh miliknya. Menunggu Claretta bersuara.

"Jadi maksudnya, Kak Dya beneran pacaran sama kak Erina?"

"Huum," Yuvia berdehem pelan untuk menjawab pertanyaan Claretta. "Lo gak seneng atau gimana deh, kak?"

"Bukan gitu," Claretta menghela nafas pelan sebelum melanjutkan. "Gue seneng kalo kak Dya punya pacar. Berarti dia ada tempat buat cerita."

"Terus?"

Claretta mengusap wajahnya kasar, "kak Erina itu pacarnya Heni."

Mendengar itu, refleks Yuvia menyemburkan es teh yang ia minum. "HAH?!"

"Gue serius," Claretta mengeluarkan ponselnya, dan mengutak-atik ya sebentar sebelum akhirnya ia sodorkan ponselnya ke arah Yuvia. "Mereka pacaran dari gue sama Heni kelas 3 SMA. Tapi mereka deketnya dari awal gue sama Heni kelas 2. Waktu itu mereka ketemu karena mereka sama-sama join komunitas gitu. Cuma pas Heni masuk kuliah, mereka mutusin buat backstreet. Kenapanya gue juga gak tau, Heni gak pernah mau cerita."

Mendengar ucapan Claretta, Yuvia tak dapat berkata-kata. Claretta juga tak lagi berbicara, alih-alih memikirkan apa yang harus ia lakukan.

Sejujurnya, saat mengetahui soal Shanin dan Erina, ia berharap kalau semuanya hanyalah rumor. Sebuah kebetulan yang tak disengaja.

Namun, saat Yuvia bilang kalau Shanin sendiri mengakui kalau ia dan Erina berpacaran, Claretta malah bingung.

Ia jujur saat ia bilang kalau ia senang jika Shanin memiliki pacar. Tapi ia juga tidak suka jika kakaknya berpacaran dengan kekasih orang lain.

Yuvia sendiri ikut bingung setelah mendengar cerita Claretta. Apakah ia harus senang, atau malah kesal mengetahui kalau Shanin dan Erina berpacaran.

Jadi, jika kalian ada di posisi Claretta juga Yuvia, apakah kalian akan senang atau kesal?

Kiara mengetuk-ngetukan jarinya pelan ke meja, sementara matanya menatap lurus ke arah polaroid yang ia letakan di atas mejanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kiara mengetuk-ngetukan jarinya pelan ke meja, sementara matanya menatap lurus ke arah polaroid yang ia letakan di atas mejanya. Sebuah foto yang ia yakini penyebab sang kakak bersikap aneh.

Suasana hening di kelasnya, membuat Kiara dengan leluasa bergelut dengan fikirannya tanpa takut diketahui oleh saudari-saudarinya yang lain. Karena, sepengetahuan Kiara, tak satupun yang mengetahui jika kakaknya itu memiliki kekasih.

Sebenarnya, jika ditanya apakah Kiara tau sosok perempuan di dalam foto, maka Kiara akan menjawab iya. Tapi, jika ditanya apakah ia kenal atau tidak, maka jawabannya tidak.

Kiara hanya tau kalau perempuan itu bernama Irena, dan perempuan itu adalah kekasih si sulung. Keduanya bertemu saat SMA dan jatuh cinta lalu menjadi kekasih.

Hanya itu yang ia tau. Tak banyak, memang. Tapi Kiara tak akan tau apapun jika saja tak ada kesalahpahaman antara si sulung dan Irena yang melibatkan dirinya, dulu.

Brawijaya [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang