Lisa tidak bisa berdiam diri lagi. Dia tidak menunggu sampai berhari-hari. Pada menit Jennie di bawa pergi, Lisa menyambar tas dan kunci mobilnya dan bergegas berlari kembali ke mobilnya.
Dia akan meminta maaf pada Chaeyoung di lain hari karena telah membuat kehebohan tapi sekarang, dia hanya ingin memastikan bahwa Peter atau anak buahnya tidak melakukan apapun pada Jennie.
Kepala Lisa berdenyut sakit. Jantungnya berdegup kencang. Dia merasakan ketakutan. Bukan berarti Peter tega melakukan hal mengerikan pada Jennie karena lelaki itu adalah seorang ayah yang sangat menyayangi putrinya.
Tapi emosi seorang manusia tidak ada yang tahu. Lisa menambah kecepatan, kepanikan semakin menjadi yang membuat Lisa berusaha untuk menenangkan diri selama perjalanan.
Takut. Hanya itulah yang Lisa rasakan. Dia memiliki keinginan untuk tetap memastikan Jennie aman. Bahkan kemarahan yang sebelumnya di rasakan tergantikan dengan rasa takut. Lisa takut jika dia tidak bisa bertemu dengan Jennie lagi. Bagaimana jika hal itu sampai terjadi?
Lisa menepikan mobil dan bergegas turun. Berlari dengan cepat menuju rumah Jennie dimana dua orang berbadan besar menjaganya di depan. Lisa tidak mempedulikan mereka dan bergegas berjalan, melewati mereka.
Dan tentu saja, mereka berdua mencekal lengan Lisa. Tubuh Lisa mengempis, berusaha melepaskan diri dari cekalan kedua pria yang menggenggam lengannya dengan keras. Lisa mendengar suara jeritan Jennie dari dalam dan keinginan melepaskan diri lebih kuat dari sebelumnya.
“Lepaskan aku.” Lisa menghela nafas tajam, tatapan yang di tujukan terlihat dingin. “Aku masih anak Peter. Lepas. Aku hanya ingin bertemu dengan ayahku.”
Kedua pria itu saling menatap dan salah satunya menggelengkan kepala lalu Lisa merasakan cengkraman tangan mereka berubah lebih keras dari sebelumnya.
“Lepas, brengsek.” Dia menggeram, merasakan kemarahannya mulai membabi buta. “Jennie! Sayang! Aku disini! Jangan khawatir! Aku tidak akan meninggalkanmu sendirian!”
Suara langkah tergesa-gesa datang dari anak tangga dan Jennie muncul dengan wajah yang berantakan. Jennie berlari keluar dari rumah.
Bahkan dengan penjagaan kedua pria berbadan besar, Jennie berhasil menerjang dan memeluk tubuh Lisa dengan erat. Saat itu juga, Lisa tidak mempedulikan apapun dan meskipun tubuhnya di tarik menjauh, Lisa tetap menghirup aroma tubuh Jennie dari rambutnya, mendengar wanita yang dia cintai itu terisak dalam pelukannya.
“Jennie Kim! Masuk sekarang juga!” Suara Peter menggelegar, terdengar dari dalam rumah.
“Lisa,” Jennie berbisik, tangisannya semakin pecah.
“Kalian berdua mempermalukan nama keluarga, tahu?” Peter muncul dari dalam. Tatapan yang biasanya hangat telah menghilang sepenuhnya dan sejujurnya, Lisa secara mental merasa sakit di tatap penuh kebencian oleh ayah tirinya sendiri.
“Aku minta maaf, Peter.” Kini, Lisa menyebut lelaki itu sebagai Peter, bukan ayah lagi.
Karena disini, Lisa berdiri sebagai Lisa yang mencintai Jennie, bukan sebagai Lisa yang terus berpura-pura menjadi kakak Jennie. Dia tidak berusaha untuk bersikap sebagai anak yang baik. Dia hanya berusaha memperjuangkan cintanya.
Itulah yang dia lakukan saat ini.
“Kau merusak kehidupan putriku, masa depannya, bagaimana bisa kau masih berani menyebut namaku dengan mulut kotor itu?” Peter mendengus kasar dan Lisa membeku.
Perkataan Peter terlalu jahat. Ya, Lisa tahu dia telah melakukan kesalahan dengan mencintai adik tirinya sendiri. Tapi dengan mulut kotornya? Seburuk itu dia di mata Peter?
KAMU SEDANG MEMBACA
JENLISA - BEAUTY OF A SIN [GIP] ✔️
Fanfic[21++] "𝙺𝙰𝙼𝚄 𝙰𝙳𝙰𝙻𝙰𝙷 𝙺𝙴𝙸𝙽𝙳𝙰𝙷𝙰𝙽 𝙳𝙰𝚁𝙸 𝚂𝙴𝙱𝚄𝙰𝙷 𝙳𝙾𝚂𝙰. 𝙳𝙰𝙽 𝙹𝙸𝙺𝙰 𝙼𝙴𝙽𝙲𝙸𝙽𝚃𝙰𝙸𝙼𝚄 𝙼𝙴𝙼𝙰𝙽𝙶 𝙳𝙾𝚂𝙰, 𝙰𝙺𝚄 𝚂𝙸𝙰𝙿 𝙼𝙴𝙽𝙰𝙽𝙶𝙶𝚄𝙽𝙶 𝙿𝙴𝙳𝙸𝙷𝙽𝚈𝙰 𝚂𝙸𝙺𝚂𝙰𝙰𝙽 𝙸𝚃𝚄 𝚄𝙽𝚃𝚄𝙺 𝙱𝙸𝚂𝙰 𝙱𝙴𝚁𝚂�...