Ch. 23 : Unforgiven

428 39 9
                                    

"Aku yang akan menggantikanmu meledakkan bom itu dan mengakhiri semuanya, Taeyong-ah"

Suasana yang menegang mencapai puncaknya. Semuanya sibuk dengan konflik batinnya masing-masing. Bagaimanapun, Jaehyun sudah memiliki tempat istimewa sebagai seorang ayah di hati masing-masing, sehingga tak mungkin mereka rela membiarkan Jaehyun melakukan misi bunuh diri itu.

Setelah senyap untuk sekian lamanya, Sungchan duluan yang memecah keheningan.

"Tapi, meskipun begitu kami sangat menyayangi daddy. Bagaimanapun, daddy sudah banyak memberi untuk keluarga ini dan menyayangi kami semua. Kami tak bisa kalau tak ada daddy ke depannya" ujarnya polos.

Perasaan kacau yang menguar kuat dari tiap anggota keluarganya membuat kepala Sungchan mulai berdenyut. Ia hanya bisa melihat ke arah Jaehyun karena pria itu selalu memiliki ekspresi yang benar-benar terkontrol, meski saat itu emosi Jaehyun juga terpancar kuat.

Jeno pun akhirnya ikut menanggapi perkataan adiknya, "Daddylah yang menolong kami waktu itu dan membawa kita semua bersama disini. Daddy memang melakukan kesalahan karena menjadi anggota family, tapi aku yakin sebenarnya daddy juga tak mau seperti itu, kan?"

"Iya, itu benar!" sahut Sungchan dengan yakin. "Aku bisa melihat ekspresi dan memperkirakan karakter seseorang dari situ, dan Jeno hyung benar bahwa daddy tak pernah bermaksud seperti itu. Dia selalu menampakkan rasa bersalah yang besar dan berusaha menebusnya"

"Kalau tidak, untuk apa daddy repot-repot memberi kompensasi dan melakukan ini semua?" Jeno menyimpulkan sementara Sungchan mengangguk-angguk terus.

Jaehyun merasa terharu. Ia sudah siap jika akan menghadapi kemarahan keluarganya, atau mungkin yang lebih buruk. Tapi ia tak menyangka dua anak bungsunya masih mau membelanya.

Tapi itu karena Jeno dan Sungchan mungkin tak terlibat langsung dengan Jaehyun, berbeda dengan Mark dan Taeyong yang terdampak langsung. Mereka berdua masih butuh banyak waktu untuk berdiam.

Setelah waktu yang sangat lama, Mark akhirnya ikut angkat bicara. "Aku sudah mempertimbangkannya. Jeno dan Sungchan benar. Aku memutuskan untuk tak menyalahkan daddy, karena saat itu ia juga tak punya pilihan di mafia. Meski begitu, setelah itu ia mau bertanggung jawab dan menolong kita semua"

"Akupun ...mengatakan ini sebenarnya bukan perkara mudah" lanjut Mark lirih. "Aku masih tak bisa menerima kenyataan bahwa ayahku sendiri yang dulu melakukan itu terhadapku"

"Tapi apa yang sudah terjadi di masa lalu sudah tak bisa diapa-apakan lagi, kan? Kita harus melanjutkan hidup di masa sekarang tanpa bayang-bayang masa lalu"

"Kalau masa lalu terus dipermasalahkan, apapun yang kita perbuat sekarang tak akan ada artinya dan kita akan terus terjebak di masa lalu" tutupnya dengan nada yang dewasa. "Appa?"

Kini semua mata tertuju pada Taeyong yang sedari tadi belum berbicara. Pemuda itu pasti sangat sakit, mengingat selama ini ia hanya memiliki kakak satu-satunya dan nyawanya direnggut oleh Jaehyun.

Lain halnya dengan Mark yang sudah mengikhlaskan masa lalu, Taeyong masih tidak bisa. Batinnya tengah berperang begitu hebat, sehingga ia bahkan tak bisa menunjukkan respon apapun.

Dirasa berada di sana tak membantu, Taeyong bangkit berdiri dan langsung lari begitu saja menuju pintu keluar.

"Appa!" seru Mark ikut panik dan segera turut berdiri, sementara Jeno dan Sungchan masih terpaku kaget.

ATONEMENT [Jung Family] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang