PROLOG

18.1K 657 62
                                    

* MY IDIOT HUSBAND *
Don't Forget to vote and comment

"Jeno!! Bangun enggak?? Kamu tuh berat banget, sialan!!" nana berusaha menyingkirkan tangan Jeno yang mengalung di lehernya.

Tetapi lelaki bertubuh besar itu tidak mendengar, malah semakin mengeratkan tangannya.

BUGHH

"Aahh,, Nana sakit" sedikit merintih, Jeno mengangkat tangannya. Mengusap bagian perut yang baru saja di tonjok oleh Nana menggunakan siku tangannya.

"Budek ya?? Enak tidurnya?? Udah jam berapa ini? Aku bisa telat!" hobi ngebentak, Jeno sudah terbiasa dengan suara keras tersebut.

"Nana mau bekerja??" tanya Jeno lirih, mau tidak mau—ia harus merelakan tubuh Nana menyingkir darinya.

"Nggak! Gue mau ngepet, biar banyak duit! Minggir! Gue mau mandi!"

"Jeno ikut Na, Jeno ikut" jawabnya, membuat Nana semakin kesal.

"Lo ikut gue mau ngapain di sana?? Nggak berguna juga! Mending di rumah, sama bibi" Nana menyambar handuk di belakang pintu, melenggang masuk ke kamar mandi.

Suara gemericik air mulai terdengar, Jeno tertunduk begitu dalam. Ia duduk bersila sambil memangku sebuah bantal.

Rasanya Jeno tidak mau di tinggal Nana, istri sah'nya yang begitu manis. Seorang istri?? Bukankah Nana seorang laki-laki?? Ya!

Seorang laki-laki yang sangat spesial bagi Jeno, sandaran hidup Jeno satu-satunya setelah kedua orang tuanya memasrahkan semuanya kepada Nana.

Jeno tetap menunggu, membutuhkan waktu yang tidak sebentar bagi Nana untuk membersihkan kulitnya. Hal yang membuat Jeno betah adalah aroma tubuh Nana. Begitu juga warna kulitnya yang sangat putih, bersih tanpa noda atau bekas apapun.

Setengah jam menunggu, Nana keluar dengan bathrobe warna pink dan handuk kecil warna senada yang melingkar di kepalanya.

Kedua matanya menatap Jeno dengan datar. "Kenapa lagi??"

"E-Jeno mau ikut Nana"

"Nggak bisa ya Jeno!! Malu tau nggak?? Mau jadi apa kamu di kantor??" aura kemarahan terpancar dari wajah Nana, membuat Jeno bangkit dari kasurnya dan memeluk tubuh lembab tersebut.

"Nanti kalo Nana jatuh atau sakit, siapa yang nolongin Nana??" Jeno menaruh dagunya di pundak Nana, kedua tangan berototnya melingkar indah pada punggung kecil Nana.

Saat ini, Nana hanya bisa menghela sabar. "Mau kinder joy??"

"Mau!!"

Jeno tersenyum, kemudian ia lepaskan pelukan itu. Kedua pundak Nana di remat, lelaki manis itu sedikit mendongak untuk bisa menatap muka bantal Jeno.

"Dirumah aja, sama bibi. Nanti aku beliin" final Nana, Jeno pun bertepuk tangan sebelum ia berlari kecil menuju ranjang.

"Beliin yang banyak ya Na??"

"Hmm" sahut Nana, berusaha menutupi raut kesalnya dengan cara melangkah menuju fitting room.

Jeno tentu saja langsung merebah dan memeluk guling panjang berwarna putih. Kedua matanya mengerjap beberapa kali sebelum ia kembali melirik pada fitting room dimana Nana sedang mencari-cari pakaian untuk dinas.

My Idiot Husband || NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang