Bagian 2

339 29 0
                                    

8 dari 12 penghuni Kos Lembah Manah telah kembali ke perantauan dan sudah menghuni kamar masing-masing. Mereka tak lain dan tak bukan adalah Farrel, Tasya, Selin, Amar, Yohan, Amel, Pram, dan Janet. Trio ngapak sampai di kos sekitar pukul 15.30, Trio DIY sekitar pukul 16.30, Pram sekitar pukul 21.00, dan yang terakhir adalah Janet yang pesawatnya baru tiba tepat setelah adzan subuh berkumandang.

Sekarang 7 dari 8 manusia itu tengah berkumpul di meja makan untuk menunggu Selin dan Pram yang sedang memasak sarapan. Sebenarnya tidak ada peran khusus dari setiap penghuni kos, hanya saja kebetulan ada 3 orang yang pandai memasak dan bersedia untuk tiap paginya menyediakan sarapan, mereka adalah Selin, Pram, dan Nuga, kemudian ada Aca yang bersedia untuk belanja pagi di tukang sayur komplek setiap paginya.

"Pusing." Janet terus-terusan mengeluh.

"Salah lo sendiri sih, Mba. Biasanya minta jemput kok tiba-tiba naik ojol." Ujar Farrel.

"Gue kan gak tau lo udah bangun, Rel. Gue mikirnya lo pasti capek abis nyetir jauh." Ujar Janet.

"Idih idih, perhatian amat." Yohan mencibir.

"Kenapa sih kenapa, Mba?" Selin bertanya sembari memberikan secangkir teh hangat untuk Janet.

"Ojolnya ngebut, mabuk dia." Amel menjawab mewakili Janet.

"Ojol mobil kan?" Selin kembali memastikan yang langsung dijawab dengan anggukan kepala dari Janet.

"Terus ngapain mual? Biasanya dibawa ngebut Mas Amar juga gak pernah begini." Selin keheranan.

"Mobilnya pake pewangi jeruk, gimana gak mau mati?" Kali ini Aca yang mewakili Janet untuk menjawab.

"Gue juga pasti mati sih, Mba, kalo jadi kamu." Selin mengangguk memahami apa yang sedang dirasakan Janet.

"Udah jadi belum sih, Lin? Lo gak denger nih cacing perut gue mulai memberontak?" Tanya Farrel.

"Sabar, tempenya belum mateng." Jawab Selin sembari kembali menghadap kompor.

"Lin, minta kopi item yang biasa ya." Amar datang dan langsung mendekati Selin.

"Iya." Selin hanya menjawab sekenanya.

8 orang sudah berkumpul dan masakan yang dibuat oleh Selin dan Pram akhirnya selesai. Karena masih dalam suasana lebaran jadi menu sarapan kali ini sedikit lebih spesial. Pram membuat nasi uduk dan juga menggoreng ayam, sedangkan Selin membuat sambal, telur dadar, dan menggoreng tahu tempe. Sedikit informasi, Pak Abi menyediakan kompor dengan 3 tungku sehingga kegiatan memasak bisa cepat terselesaikan.

"Sambelnya kelihatan enak tapi gue gak bisa makan." Janet memandang semangkuk sambal yang sangat harum dan menggugah selera.

"Nanti malem bikin penyetan, Mba. Habis sarapan kamu tidur aja biar siang nanti agak seger." Selin memberi saran.

"Kita gak ada rencana buat muter ke tetangga?" Amel bertanya.

"Nunggu full team aja, biar rame terus pergi ke rumah Pak Abi." Ujar Amar selaku orang yang dipercaya kepala suku sebab usianya yang paling tua diantara penghuni lain.

"Lo kemarin keluar kos jam berapa, Pram?" Yohan bertanya kepada Pram yang tengah asik menikmati ayam goreng.

"Habis maghrib." Jawabnya.

"Kok mendadak loh, padahal bilang gak mudik." Ujar Aca.

"Awalnya gak mau. Sore-sore ada Pak Udin dateng dikira kosan kosong, sama dia cerita-cerita soal mudik, soal keluarga, terketuk lah hati mungilku untuk mudik. Untung masih ada tiket kereta buat ke Bandung." Pram bercerita panjang lebar dengan ekspresi yang lebay.

Kos Lembah ManahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang