"Bagaimana liburanmu Tobio?" tanya Ushijima. Mereka saat ini sedang melakukan pemanasan tubuh bersama sebelum nantinya akan berlatih voli.
Kageyama mencoba mencium lututnya dengan Ushijima mendorong punggungnya perlahan. Tubuh Kageyama yang lentur langsung turun, kepala tenggelam di antara kedua kaki yang menempel lantai dengan rapat. Dia tidak mengerang sakit karena saking sudah terbiasanya. "Biasa aja. Bagaimana denganmu, Wakatoshi-san?"
"Sama."
Setelah melakukan pemanasan selama 30 menit, latihan pun di mulai. Kageyama yang merasa sudah sangat lama tidak memegang bola dan berada di gymnasium klubnya, tidak dapat menyembunyikan senyum.
Selama liburan kemarin, dia telah di banned dari klub. Coach-nya bilang jika selama liburan ternyata Kageyama ketahuan latihan di dalam klub, maka coach-nya akan memberinya hukuman untuk tidak boleh mengikuti latihan selama dua pekan penuh.
Hal ini aslinya dilakukan agar Kageyama benar-benar berisitirahat dan tidak selalu berlatih. Semua orang tau bagaimana maniaknya Kageyama jika sudah menyangkut voli. Makanya ancaman perlu dilakukan. Dan tentu saja cara itu bekerja.
Kageyama memutar-mutar bola dengan menggunakan kedua tangan. Tatapan mata tampak berkilau fokus pada bola yang ada digenggaman. Dia lalu melirik ke arah Ushijima yang sudah berada di posisi untuk memukul bola. Keduanya melakukan kontak mata dan mengangguk. Ushijima berlari mendekati net, Kageyama melambungkan bola.
Melihat Ushijima melompat, pandangan mata Kageyama langsung berfokus pada tangan Ushijima yang siap memukul. Dengan cepat dan tepat, dirinya mengoper bola ke arah Ushijima.
Dan BAMM!!!
Bunyi renyah bola membentur lantai dapat terdengar.
Latihan ini, baru saja di mulai.
.
.
.
.
.
Priiittttt!!!!!!
Pelatih memberi waktu untuk istirahat. Kageyama sudah basah keringat, begitu juga dengan yang lain. Dirinya dan teman-teman terlalu asyik berlatih hingga tidak sadar bahwa latihan sudah berjalan selama hampir satu setengah jam.
Kageyama mengambil minum lalu duduk di lantai. Kedua kaki ia luruskan sembari menenggak minuman dingin.
"Hahhhh!!!" Setelah selesai minum, dia mengelap mulutnya yang basah dengan lengan baju. Tiba-tiba pandangannya tertutup oleh sesuatu.
"Kebiasaan handuk tidak pernah dibawa!" cerca Hoshiumi lalu menempatkan diri di samping Kageyama. Anak itu juga menenggak minum.
Kageyama mengambil handuk yang menutupi wajahnya. Ternyata Hoshiumi yang meletakkan handuk di atas kepalanya. Sengaja itu anak.
"Terima kasih, Kourai-san," ucap Kageyama lalu mengelap wajah dengan handuk. Keringatnya benar-benar banyak, bahkan hingga menetes. Baju training-nya juga sudah dalam keadaan lembab. Tapi, hal itu tidak terjadi pada dirinya saja. Semua pemain juga demikian.
Itu artinya, mereka serius dalam latihan yang mereka lakukan.
Kageyama lalu menyadari bahwa ponselnya telah berkedip-kedip tanda ada seseorang yang menghubunginya. Ia segera mengangkat panggilan tersebut. Dengan beberapa jawaban singkat, dirinya mengakhiri panggilan.
Hoshiumi yang melihat Kageyama memegang ponsel, menaikkan satu alis. Dia bertanya, "tumben kau membawa ponsel saat latihan? Biasanya ditinggal di loker."
KAMU SEDANG MEMBACA
Straight Guy || SakuKage
FanfictionSakusa tidak tahu pikiran apa yang berani membuat dirinya melakukan hal tidak pantas itu. Yang pasti dia hanya ingin memastikan sesuatu. Summary : Sakusa yang mencoba segala cara untuk meluluhkan hati Kageyama. Terinspirasi dari manhwa : Unintentio...