"Lepaskan aku sialan!"
Sasuke Uchiha masih betah meronta-ronta disaat dia tengah didudukkan paksa oleh Nara Shikamaru di ruangan kepolisian, tugas untuk menggali alibi tengah dilakukan saat ini. Shikamaru jelas tidak senang dengan gurat wajah songong milik Sasuke yang tiada henti menatapnya tajam, justru semakin senang Shikamaru memberikan pengaruh kata yang mampu membuat darah keturunan Uchiha terakhir itu mendidih.
"Missing-nin? Kau sudah cukup berlari Sasuke, ucapan gila mu tentang menjadi hokage? Tiada yang percaya atas nya, kau terlalu banyak terkena genjutsu Mugen tsukoyomi Madara sampai sampai berhalusinasi!" Seru Shikamaru yang duduk tenang berbeda dengan Sasuke yang menatapnya kesal.
"Banyak bicara pantat ayam!" Timpal Sasuke.
Shikamaru jelas mendengus kasar, "hei! Rambut mu lebih mirip pantat ayam! Dasar merepotkan!"
Sasuke mendecih.
"Apa yang mau kau lakukan? Menginterogasi ku atas kondisi parah ditubuh Naruto?"
Shikamaru diam saja, membuat Sasuke memutar bola matanya. Tentang hal itu, rinnegan masih dalam tahap istirahat dan sharingan masih lemah dalam penggunaan matanya. "Ada hal lain,"
Sasuke melirik acuh, "kau, kenapa kau begitu egois? Jika tidak bisa menerima uluran tangan Naruto lebih baik kau enyah dari desa Konoha dan jangan berpikir untuk kembali atau sekedar mampir melewati perbatasan!" Ujar Shikamaru tegas.
Terjadi lagi.
Jantung Sasuke berdesir sakit. Dia tidak menyukai opini yang disampaikan Shikamaru, teman sewaktu masa akademi nya dahulu terlalu menggiring opini yang tidak tidak. Sedangkan perasaan yang sebenarnya hanya Sasuke dan Naruto yang tahu, pemuda itu terlalu banyak bicara omong kosong!
Shikamaru menunggu respon dari Sasuke, lama tak kunjung berbicara membuatnya kesal sendiri. "Kau punya mulut, bicaralah! Sebelum aku memaksa lebih jauh lagi!" Tekan Shikamaru.
"Kau payah, tidak tahu apa yang terjadi diantara kami. Jadi berhenti berbasa-basi!" Sahut Sasuke, ia berdiri dari tempat dan berjalan menuju pintu keluar dengan seenaknya.
Shikamaru kian panas dirinya berdiri langsung menahan pergerakan Sasuke menggunakan bayangannya kembali, namun kali ini Sasuke menyunggingkan senyuman sinis. "Kau mau mati dengan cara apa? Amaterasu atau jutsu lainnya?" Sasuke menawarkan jasa pemanggil nyawa kepada Shikamaru, tentu pemuda Nara itu sama sekali tidak bergeming. Otaknya terlampau cerdas melebihi Sasuke, dia pasti punya banyak rencana dikepala untuk melepaskan diri dari jutsu yang aneh aneh dari Uchiha Sasuke.
"Duduk! Aku masih memiliki banyak pertanyaan untuk kau jawab!"
•
Naruto terlihat tergesa-gesa berlari menuju kantor kepolisian Konoha, sedang banyak warga desa yang prihatin akan kondisi tubuhnya yang parah. Beberapa diantara menyapa Naruto dan memberi sedikit perhatian lewat pemberian bunga dan camilan ringan, Naruto tentu tidak bisa menolaknya. Dia mampir dengan memberi sedikit waktu untuk berbincang lantas segera pergi secepatnya, kini jejeran toko dan rumah rumah para warga sudah terlewati Naruto sebentar lagi sampai.
Jalur tapak desa ditelusuri hingga membawanya sampai ke kantor kepolisian, Naruto masuk meminta izin untuk bertemu Sasuke. Tetapi sebelum dia mengatakannya Shikamaru dan Sasuke terlebih dahulu muncul dari bilik interogasi pusat, Sasuke tetap sama. Tatapannya yang dingin dan wajah datar itu menyapa senantiasa tidak berubah, Naruto menghembuskan nafas lega. Naruto mengkhawatirkan Sasuke.
Sampai Naruto sendiri melupakan Hinata yang berlari mengejarnya tunggang langgang mengabaikan rasa kebas pada kedua kakinya karena Naruto seperti terbang saja bukannya lari!
KAMU SEDANG MEMBACA
Benang Takdir
Fiksi PenggemarPairing : NaruSasu Sasuke baru tahu jika Naruto menyimpan perasaan padanya ketika sang rival sudah bertunangan dengan Hinata. Lantas apakah takdir akan membiarkan mereka berpisah? Atau ada diantara mereka yang ingin mengaitkannya bersama?